meet her

110 19 6
                                    

"Uwaaaaa!!!",

"Woobin jangan lari!!",

Kalau kalian kira Woobin lagi sama Minhyun, kalian salah. Woobin emang lagi di kantor papanya tapi bukan lagi sama papanya.



"Yaaaaaaaa!!!!",

"Woobiinn!!! Stop dulu stop",

"Cetop?",

"Iya stop. Stop dulu",

"Cetop om?",

"Iya stop iya. Om capek. Berhenti dulu. Aduh..",

Jun langsung terduduk di lantai saking capeknya ngejar Woobin tadi. Mendadak dia nyesel karena maksa Minhyun buat ngijinin dia main sama Woobin padahal Minhyun udah bilang jangan. Semenjak sembuh, Woobin jadi kebanyakan energi. Maunya lari terus. Minhyun kadang suka kewalahan dan biarin Woobin lari sendiri.

Woobin menghampiri Jun lalu duduk di pangkuannya. Balita itu menatap teman papanya seakan bertanya 'om capek?'. Seakan mengerti bahwa omnya sedang lelah, Woobin memilih untuk bermain sendiri, memainkan jari Jun lalu bernyanyi sendiri. Orang-orang yg lewat menatap keduanya kasihan. Yang tahu siapa Woobin menatap Jun prihatin, yg gak tahu siapa Woobin malah menatap Jun kasihan.



"Lho mas Jun bukannya baru nikah ya? Kok anaknya udah gede aja?",

"Heh bukan! Bukan anak aku Anaknya Minhyun ini. Lihat.. Mirip kan sama bapaknya",

"Iya mirip mas Minhyun. Ganteng",

"Idih.. Jangan genit genit sama Minhyun",

"Iya ih.. Kalau mas Minhyun masih sama siapa tuh mantannya, aku masih berani deketin. Tapi sekarang sama Jaehwan ya mana berani",

"Kenapa gitu?",

"Ya gimana ya.. Aku sama Jaehwan kalau dibandingin ya gak ada apa-apa. Beda jauh. Jaehwan tuh gambaran cewek sempurna, aku kalau jadi cowok juga mau sih sama Jaehwan. kalau mau jadi pelakor tuh ya setidaknya derajatnya lebih tinggi dari istri sah. Biar kalau dilabrak tuh gak malu. Aku cuma karyawan biasa, Jaehwan kepala bagian. ya kalah jauh",

"Kamu kalau jadi kepala bagian juga belum tentu Minhyun mau kamu",

"Nah itu masalahnya mas! Aku bukan Jaehwan hehe.. Namanya siapa?",

"Aku? Jun",

"Bukan mas, itu anaknya namanya siapa",

"Oh.. Woobin",

"Ah.. Bisa gitu ya",

"Kenapa?",

"Pas gitu. Ibarat bikin roti, adonannya itu pas jadi rotinya perfect!",

"Hah? Lo ngomong apaan sih?",

"Liat aja Woobin. Mata sama bibirnya sama rambutnya mirip papanya, hidung sama pipinya mirip mamanya",

"Untungnya kepalanya gak ikut gede kayak bapaknya",

"Hahaha.. Alisnya mirip papanya. Ya pokoknya klop gitu lho",

Jun menatap Woobin, memerhatikan wajah balita itu. Benar juga yg dibilang temen sekantornya. Tapi kok ya masih ada yg bilang Woobin anaknya Jun gitu lho..



"Mas, aku duluan ya. Ada pak Jo",

Jun menoleh ke arah lain dan melihat atasannya yg berjalan ke arahnya. Dia hendak berdiri namun Woobin tidak mau pindah dari pangkuannya. Bukannya pindah, Woobin justru menyamankan posisinya lalu duduk sambil bersandar pada Jun layaknya duduk di sofa.



"oh.. Ada Woobin disini? Halo sayang",

Jun hanya bisa tersenyum pada atasannya itu. Woobin juga tersenyum pada pria paruh baya. Woobin kenal karena sudah sering bertemu apalagi waktu tinggal di rumah omanya. Hampir setiap hari pria yg biasa dipanggil Jun dan yg lain pak Jo itu datang ke rumah.



Lean On Me [Minhwan's story] ✔Where stories live. Discover now