new chapter

162 21 96
                                    

Beberapa bulan kemudian...

"Awuuu waya.. Dududu.. Hihihihi.. Uyaaaa!!!",


Dug!

"Auw!",

Minhyun terbangun dari tidurnya yg nyenyak ketika sesuatu tiba-tiba saja mengenai hidungnya. Begitu terbangun, dia melihat sepasang kaki kecil tepat berada di depan wajahnya. Kedua kaki itu terus bergerak dan..


Dug!

"Aduh sayang...",

Minhyun akhirnya bangun lalu menatap gemas ke arah bayi yg tidur di sebelahnya itu. Sadar bahwa sang ayah sudah bangun, bayi itu terlihat senang dan semakin semangat menggerakkan kakinya.


"Hihihihi",

"Masih jam satu, kenapa udah bangun nak?",

"Wuuuu",

Minhyun segera menggendong sang anak lalu mengembalikannya ke posisi yg seharusnya. Minhyun juga bingung bagaimana bisa anaknya berada di posisi tadi. Minhyun mengambil HP nya lalu mengambil foto anaknya yg sedang tersenyum itu. Anaknya agak sombong, susah buat senyum jadi sekali Minhyun lihat anaknya senyum, Minhyun akan mengambil fotonya.




"Ayo tidur lagi. Masih malem. Bonekanya mana?",

Minhyun mengambil boneka kesayangan anaknya yg terjatuh di lantai dan memberikan kembali pada anaknya. Sambil menahan rasa ngantuk, Minhyun berusaha menidurkan anaknya kembali. Susah dan berat memang untuk Minhyun mengurus anaknya sendiri tapi harus dia lakukan. Orang tua dan mertuanya sudah membantu terlalu banyak dan malam ini biarkan mereka tidur dengan nyenyak tanpa harus membantu Minhyun. Selama anaknya tidak rewel, Minhyun akan baik-baik saja.



"Ayo bobok lagi, nanti harus bangun pagi",

"Aum aum",

"adek haus? Mau minum susu? ayo turun ambil susunya",

Minhyun segera menggendong anaknya lalu keluar dari kamar. Anaknya itu terus membuka dan menutup mulutnya, hal yg biasa dia lakukan jika ingin minum. Perlahan Minhyun menuruni tangga, sebisa mungkin dia tidak membuat suara agar tidak membangunkan orang rumah. Kalau baca Minhyun turun tangga, pasti sudah tahu kan Minhyun dimana?



"Aum..",

"Adek jangan berisik. Bentar papa ambilin susunya",




"Lho ko.. WOOBIN BANGUUNN!!",

"kak!! aku udah diem-diem biar papa sama mama gak bangun, ini malah berisik",

Sujin hanya tertawa. Adeknya itu sekarang galak, gak kayak dulu. Sujin merentangkan tangannya, berniat menggendong Woobin, keponakannya, namun Minhyun malah pergi begitu saja.




"Aduh kak! Sakit tauk!",

Sujin menendang tulang kering adiknya itu. Abis dia sebel. Udah jarang bisa main sama Woobin karena gak tinggal serumah. Sekalinya tinggal serumah malah gak diijinin sama Minhyun.



"Teeee...",

"Tuh lihat, Woobin aja minta aku gendong",

Minhyun akhirnya mengalah dan memberikan Woobin pada kakaknya. Woobin yg awalnya bersemangat mendadak mengantuk ketika berada di gendongan tantenya. Sujin mengusap punggung keponakannya, berusaha menidurkannya namun Woobin terlihat berusaha menahan kantuk demi susu yg sudah dijanjikan oleh papanya.



"Woobin kangen ya sama mama? Langsung ngantuk gini waktu tante gendong",

Minhyun hanya diam saja. Dia sibuk menyiapkan susu untuk Woobin.



Lean On Me [Minhwan's story] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang