DUA PULUH

76 33 11
                                    


Hallo!
Aku minta maaf Buat readers Portal Hantu, karena hiatus berbulan bulan.
Aku banyak halangan buat UP lagi. Tapi baru sekarang aku up untuk part terakhir.

Makasih yang udah nungguin╥﹏╥.

Jadi, selamat membaca kembali-.
......................................................................

Perlahan, portal itu tertutup. Luna dan Efran menjauh dari sana. Tak lupa setelah itu, Efal membawa keduanya untuk diobati.

"Kenapa portal itu tertutup setelah lo lakuin ini?" tanya Kenzo.

"Cuma darah keluarga Alterio yang bisa menutup tiga portal itu. Gue nggak tau alasannya dengan jelas, tapi lihat kan? Portal itu tertutup. Dan untuk kedua portal lainya kita akan gunakan cara yang sama"

"Jadi, kapan kita ke portal selanjutnya?"

"Nanti, kita istirahat dulu sebentar. Ingat, jangan sampai gagal. Kalau kita gagal, portal yang udah tertutup akan kebuka lagi"

Mereka istirahat sebentar, tidak sampai lima belas menit lamanya.

Mereka akan memulai perjalanan kembali, portal selanjutnya tidak cukup jauh dari portal yang pertama mereka tutup.

Luna tergerak untuk membereskan beberapa peralatan yang digunakan sebelumnya, dan mungkin akan berguna lagi selanjutnya.

"Lun, I'm so sorry." terdengar rintihan dari belakang Luna yang membuatnya berbalik badan.

"Kakak nggak bisa jaga kamu dengan baik"

Luna tersenyum, senyuman yang indah dimata Efran.

"Ini udah lebih dari apa yang aku minta" Gadis itu mengusap lembut pipi kakaknya.

"Jadi, kita lanjut jalan sekarang?" ucap Efal tiba tiba.

Mereka segera beranjak untuk mencari portal kedua.

Ada dua sisi jalan yang berbeda, jalan sebelah kanan terlihat sangat normal, tetapi jalan sebelah kiri terlihat tidak normal. Jalan yang sangat gelap, jalan setapak dengan pohon yang besar dan aneh.

Mereka bingung, jalan mana yang akan mereka ambil untuk menemukan portal kedua.

Peta milik Efran pun lenyap dalam portal, peta milik Kenzo pun terbakar. Sekarang hanya Luna yang bisa menentukan.

"Jadi, lewat mana?" tanya Efal.

"Tau ah"

"Heh lampirr gemoy! Gue nggak nanya lo ya!"

"Mana ada lampir gemoy! Kalau emang mau bilang gue gemoy tinggal ngomong aja, nggak usah bawa nama lampir!"

"Najis!"

"Ssttt" Efran berusaha mendiamkan dua orang yang beradu itu.
"Lun, kamu bisa nyiptain ilusi buat nentuin jalan berikutnya" ucapnya.

"Nggak bisa, itu memakan waktu. Dan waktu kita mendesak. Nggak mungkin kalau aku nyiptain ilusi, dan ilusi yang aku ciptain belum tentu benar kak"

Mata Luna terpaku pada sosok anak kecil yang ada dibalik pohon besar jalan sebelah kiri. Tidak terlalu jelas memang, tapi keinginan Luna untuk memasuki jalan tersebut bertambah besar. Dengan sosok kecil itu mungkin akan membantunya menemukan portal kedua.

"Kak kita ambil jalan sebelah kiri. Aku yakin portal itu ada disana."

"Lo yakin? Dari yang gue tau jalan kayak gitu..."

"Iya, yakin." Luna menjawab keraguan Arka.

Kini, yang lainnya akan mengikuti arahan dari Luna untul memasuki jalan setapak tersebut.

❝ɢʜᴏꜱᴛ ᴘᴏʀᴛᴀʟ❞ [ᴇɴᴅ] ✔Where stories live. Discover now