SEMBILAN BELAS

77 40 23
                                    

Haloo, maaf beberapa hari kemarin sempet nggak publish karna masih sibuk dengan urusan sekolah.
Jadi, up sekarang.

^^Happy Reading^^
(ada sesuatu yang mengejutkan di part ini, jadi bacanya jangan terburu buru)
Jangan lupa vote komen nya(・'з'・)


___________________________________

Matahari sudah melewati puncaknya, hari mulai sore. Mereka juga sudah mencari Luna beberapa jam, tapi gadis itu tak kunjung ketemu.
Tak ingin pergi tanpa Luna, mereka beristirahat sejenak.

"Kalian kalau mau lanjut, silahkan. Gue cuma mau nunggu Luna, mungkin gue akan cari dia." Anna mulai terlihat lelah, tapi jika dia harus meneruskan perjalanannya tanpa Luna,ah...tidak, dia tidak mungkin meninggalkan Luna sendirian di hutan.

"Gue ikut Anna, arwah itu bisa aja ngelukai tubuh Luna kapanpun." Efal menyetujui ucapan Anna. Bagaimana tidak? Mereka bersahabat sejak lama.

"Kalian inget tujuan utama kita! Kalau kita berhasil nutup portal itu, langkah selanjutnya kita cari Luna. Bareng bareng!" Kenzo menghela nafas. "Kita harus bisa nutup portal itu sebelum besok malam. Untuk saat ini, kita istirahat dulu." Lanjutnya.

Mereka beristirahat dan mulai membuat tenda.
Perjalanan cukup melelahkan, sisa bekal juga mulai menipis. Berharap, semua akan berakhir secepatnya. Tidak bisa membayangkan bagaimana jika penutupan portal kali ini gagal seperti sebelumnya.

Mereka tidak ingin kehilangan banyak orang, tidak ingin ada korban lagi.

Semua sibuk menyiapkan tenda, sedangkan Arka tengah bersender di pohon sambil memainkan batu.

"Woy, bantuin sini!" Efal meneriaki Arka, enak saja santai saat yang lain bekerja.

Panggilan itu tidak akan mempan untuk membangkitkan seorang Arka, dia terlihat semakin malas dari sebelumnya. Bahkan, di sekolah...Arka terkenal dengan siswa yang tidak memiliki semangat. Kecuali Kenzo dan Fanya, mereka berdua tahu betul tentang Arka.

Mungkin di mata yang lain seorang Arka adalah pemalas, tapi saat dia sudah serius, berjuang, seperti saat melewati tantangan, semangatnya akan mengalahkan semangat Kenzo.

Ah, lupakan Arka. Sekarang fokus pada tujuan.

"Heh, ngapain sih lo?" Efal datang mendekati Arka.

"Leonard, dia...sekilas gue pikir dia ayah gue" Arka mengucapkan itu dengan santai.

Sedangkan teman temannya terkejut. Bukankah itu nama dari arwah yang merasuki Luna? Tunggu...mereka benar benar tidak paham.

"Maksud lo apa?" Tidak hanya Fanya, yang lainnya juga menunggu penjelasan dari Arka.

"Ntar malem gue jelasin" pemuda itu berjalan menuju tenda. Langkahnya terhenti, "Mau tidur, capek" ucapnya lalu memasuki tenda.

"Ah, ni bocah! Nggak bantuin malah main nyelonong aja"

...

"Gue nggak pernah cerita tentang keluarga gue, kalian tau sendiri gue males banget omongin soal mereka. Waktu tadi arwah itu bilang nama Leonard, gue keinget ayah. Dia juga salah satu pelajar di Stras Highschool, dia seangkatan sama orang tua Luna." Arka terdiam sejenak, "Dia waktu itu satu kelompok sama ayah Luna, mereka dikirim untuk menutup portal. Tapi, ayah Luna terseret ke dalam portal, dalam kelompok itu tinggal ayah sama temannya, mereka memutuskan untuk pulang ke Highschool, tapi sayangnya mereka tersesat di jalan pulang, lalu memutuskan untuk melewati labirin lagi. Hanya itu arah pulang yang ke dua, tapi sayangnya banyak arwah yang nyerang mereka, teman ayah berhasil pulang, tapi ayah...dia hilang di labirin, sebelum itu..katanya dia dirasuki oleh salah satu arwah, dia arwah yang jahat. Jika arwah itu terus menetap di tubuh ayah, maka ayah akan kehilangan jiwanya sendiri." lanjutnya. Sungguh, ini pertama kali mereka melihat Arka sedih dan dia terlalu berat untuk menceritakan.

❝ɢʜᴏꜱᴛ ᴘᴏʀᴛᴀʟ❞ [ᴇɴᴅ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang