SEBELAS

154 81 95
                                    

Hai, lama ga up ya? Maapp. Yuk lah langsung baca.
Eh vote nya mana? Udah kan? Makasih❤
Jangan sider guys-/-
[Mari Saling Menghargai Karya Satu Sama Lain]
{VoMent nya masih berguna banget buat aku}

.
.

Malam yang dingin ini Efal memberanikan diri untuk keluar dari asrama lalu menuju rooftop sekolah, tak lupa membawa senter.
Kini ia berjalan layaknya penyusup, melangkahkan kaki sambil menengok ke segala sisi, berharap tidak ada yang tau apalagi ada orang yang mengikuti.

Malasnya, saat ini dia berhenti. Didepannya ada lorong yang sangat gelap.

"Ini lorong nggak ada spesialnya sama sekali sih, siang aja udah gelap apalagi malem kayak gini. Dingin lagi" protes Efak lalu kembali berjalan menuju rooftop.

Tak lama setelah itu, cahaya dari senter Efal berkedip, mungkin akan mati.

"Yah, yaa..aduh kok mati sih!" Efal meng- on-off kan tombol senter itu, namun tetap saja mati. Dia merogoh saku celananya, untung saja masih membawa korek api untuk mengganti senter yang ia lupa isi baterainya.

Korek api nya menyala, tapi tetap saja hembusan angin yang tiba tiba kencang dapat memadamkan. Dan itu membuat dirinya Emosi.


Dia bergegas meneruskan langkahnya, koridor yang kecil membuatnya merasa berjalan didalam terowongan. Berharap Efal tak mendapati apapun yang menyeramkan.

Kalian pernah merasa di ikuti seseorang namun tidak ada siapapun?
Kalian pernah merasa ada yang sedang melihat kalian dari jauh namun tidak ada siapapun?
Kalian pernah merasa ada yang memanggil nama kalian namun tidak ada siapapun?

Ya! Efal merasakan hal itu sekarang, dalam koridor yang gelap dan sunyi, hanya ada suara burung gagak, hembusan nafasnya, dan cahaya dari korek api ditangannya. Ditambah hawa yang dingin.

Apa yang akan kalian lakukan jika dalam posisi Efal saat ini?

Di depan perpustakaan masih ada cahaya lampu yang menerangi. Efal melirik jam tangannya, menunjukkan pukul sebelas malam.

Krakk

Efal terkejut mendengar suara, seperti seseorang yang menginjak sebuah botol plastik. Tak jauh dari tempat dimana dia berada. "Astagaa! Ya ampun!! Ya ampun!!" dadanya berdegup kencang, Efal seperti seekor cicak yang menempel di tembok. Rasa takutnya semakin besar.

"Si goblok! Nggak mikir apa dia nyuruh gue datang ke rooftop sendirian?" Efal mengumpat dengan segala cara. Lampu yang terang tiba tiba redup, membuat dia menyalakan korek apinya kembali.

Saat dia kembali memandang sekelilingnya, mata nya terpaku pada bayangan besar di dinding perpustakaan. Efal tak bisa bergerak, seolah dirinya benar benar terpaku juga.

"Itu apa'an? Haloo?Stalker gue ya?" ucapnya, jangan heran jika Efal seperti ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Itu apa'an? Haloo?Stalker gue ya?" ucapnya, jangan heran jika Efal seperti ini.

Bayangan itu kian membesar lalu mengeluarkan aura hitam membentuk mata dan menatap Efal.

"Lari nih? Duh!! Shit!!" Efal kemudian berlari dan koreknya terjatuh ntah dimana, dia tak memikirkan itu. Untung saja masih ada beberapa lampu yang menyala meski tak terlalu terang. Efal berlari sekencang kencangnya.

Srekk!!

Efal ditarik oleh seseorang dari samping. Dia tak berani membuka mata. Tubuhnya gemetar, dan berkeringat.

"Jangan makan gue tolong, gue anak baik, ganteng juga". Ucapnya memohon. Tubuhnya lemas tersungkur ke lantai.

"Eh! Woi! Gue Efrann!! Efran!!" Ucap Efran lirih sambil menepuk pipi Efal. Jujur saja, dia menahan tawa karena melihat raut muka Efal yang ketakutan.

Suara Efal bergetar, menahan takut dan masih terkejut karena Efran tiba tiba menariknya.

Dia memberanikan membuka mata, dia lega lalu mulai mengatur nafasnya agar normal.

"Gila lo! Untung aja udah ketemu! Baya--"

Belum sempat melanjutkan ucapannya, Efran membekap mulut Efal dengan tangannya. Dia menuntun Efal perlahan ke bawah meja.

"Eh eh! Ngapain lo! Jangan ngadi ngadi ya!" Protesnya dengan suara lirih.

"Hushh! Liat tuh, dia ngikutin lo!" mata Efran menujuk ke ambang pintu lalu diikuti oleh mata Efal.

Sosok yang dikira bayangan oleh Efal tadi adalah arwah yang memiliki aura hitam pekat di sekelilingnya. Dan kini sosok itu sedang mengikuti Efal dan berada diruangan yang sama.

"Gimana nih?" tanya Efal.

"Ntar juga dia pergi. Nggak tertarik sama lo karena lo itu jelek" jawab Efran dengan nada mengejek.

Keduanya kembali fokus pada arwah itu, masih berada di ambang pintu. Tak lama kemudian pergi, dan membuat Efal sangat lega.

Mereka kembali berdiri, ruangan yang kini ditempati adalah gudang kosong. Artinya disamping ruangan ini adalah ruangan pribadi Tn. Ivor.

"Yuk keluar, kita ke ruangan Tuan Ivor sekarang" ajak Efran. Seperti tau segalanya, Efal masih mengikutinya dari belakang.

Mereka sampai di depan ruangan itu, tepatnya memilih jendela untuk jalan masuk dari pada pintu.

"Kita masuk lewat jendela ini, Cepet! Lo dulu" suruh Efran.

Efal hanya mengangguk dan mencoba masuk. Saat memasukan kepalanya muat, tapi saat memasukan punggungnya tidak muat, lalu dia kembali keluar.

"Nggak muat, lewat pintu aja deh"

Mereka berdua menuju pintu. Terkunci! Untung saja Efal tau cara membuka nya.

Klekk

Berhasil! Keduanya masuk ke ruangan Tn. Ivor.

"Ruangan ini gede banget! Tapi isinya cuma meja sama loker aja."

"Kalau berkas berkas mungkin ada didalam loker."

Sontak Efal langsung menghitung loker satu persatu.

"Gila! Mau cek 40 loker ini? Capek lah" keluh Efal.

"Maka dari itu gue ngajak lo, tega mau biarin gue buka sendiri satu satu?"

"Gue? Tega sama lo? Nggak! Untung aja nggak dikunci nih loker"

"Udah gue tolongin malah ngelunjak, gue biarin lo dimakan tuh arwah mampus lo!"

Efal hanya memasang muka cemberut, selalu kehilangan kata kata jika berdebat dengan Efran, entah menurutnya kalah atau hanya ingin mengalah.

Keduanya kini menyusuri loker dari arah yang berlawanan.

Waktu menunjukkan pukul satu malam. Mereka masih tak mememukan berkas yang dituju. Masalahnya banyak berkas di beberapa loker, dan mereka harus benar benar mengecek dengan teliti.

Sreekk sreekk

Terdengar bunyi langkah kaki. Seperti ada yang mendekat. Efran dan Efal saling tatap lalu bersembunyi di bawah meja yang berbeda, mereka masih berhadapan meski jarak tak terlalu jauh.

Hai! Gimana nih part ini?
Terhibur oleh Efal?
Greget sama Efal?
Ikut takut juga?

Efal : jangan takut, kan ada gue.

Efran : gue ga yakin seratus persen!

Gimana? Udah ninggalin jejak belum?
Jejak di sini, di mana mana.. hatiku senang:>

❝ɢʜᴏꜱᴛ ᴘᴏʀᴛᴀʟ❞ [ᴇɴᴅ] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora