LIMA BELAS

97 62 37
                                    

Vote dulu dong.... :")
Makasihhh

------

Satu minggu berlalu, semua warga Stras Highschool menjalankan aktivitas seperti biasa. Waktu terasa begitu cepat, maka bulan purnama juga akan muncul pada waktunya. Tepat tiga hari lagi, bulan purnama akan sempurna. Semua orang merasa santai, kecuali Luna, Anna dan Efal.

Minggu lalu ujian, minggu ini tidak ada tantangan seperti biasa. Tapi, ada penyelesaian tahap ilusi untuk kelompok dari kelas Bravery. Tahap ilusi ini akan diuji pada dua kelompok teratas, yakni kelompok Bertahan yang terdiri dari Kenzo, Fanya dan Arka, juga kelompok Tengah yang terdiri dari Efal, Luna dan Anna.

Dua kelompok itu terpilih dari tentangan kemarin.

Semuanya diminta untuk mengikuti tahap ilusi segera, entah kenapa semuanya terasa mendadak. Atau mungkin memang ini yang harus terjadi, semuanya harus selesai pada waktunya, tidak ada kata terlambat kali ini.


-----

"Luna! Ga apa-apa?" Anna menyenggol bahu Luna, tapi tak ada reaksi sedikit pun dari sahabatnya itu. Sudah terlalu lama melamun, bahkan makanan nya saja belum habis.

"Hobi banget diem"

Hening..

"Luna! Tumpah!" lagi lagi ceroboh, sadar saat Anna merampas gelas dari tangannya lalu mencubit pelan lengannya.

Luna meringis kesakitan sambil mengelus lengannya.

Lalu matanya menunduk melihat almamater nya yang basah akibat kecerobohannya sendiri. Terlihat dari kejauhan, Efal berlari ke arahnya.

Brakk

Datang tiba tiba dilanda dengan raut muka yang amat sangat kesal. Dia memberikan selembar kertas sambil menggubrak meja.

"Santai aja, gimana?" Anna bertanya pada Efal, karena dia lah yang mewakili untuk mengambil hasil dari tahap ujian ilusi yang diberikan tadi pagi.

Anna membulatkan matanya terkejut saat selesai membaca hasilnya.

"Ya gitu deh, bukan kelompok kita aja yang ke hutan. Tapi..sama kelompok sebelah. Tuan Avor bilang, kita bakal kerjasama buat menyelesaikan masalah ini. Nanti sore kita pulang telat, soalnya bakalan ada pengarahan dari Tuan Avor" jelas Efal sambil memasang muka lesu.

"Gimana bisa bareng sama sebelah?"

"Hasilnya sama Lun..jadi ya..pilihanya kita tetep kerjasama sama kelompok itu" tambahnya lagi, lalu meneguk teh milik Anna.

"Gimana dengan rencana Kak Efran??".

Mereka bertiga sedikit terkejut, lupa dengan rencana itu --benar benar lupa.
Lalu bertatapan sejenak, membuang nafas kasar bersamaan.

_______

Hari mulai gelap, Highschool mulai sepi. Semuanya menuju ke asrama untuk istirahat. Pasalnya, besok sore..kedua kelompok yang dituju akan bersiap siap memasuki hutan menjalankan tugas.

Yang dinanti-nanti beberapa tahun lalu, pengiriman kelompok lagi. Tahun ini, semoga menjadi yang terakhir,ini..puncaknya --. Tahun yang dimaksud, bulan purnama, segalanya akan terungkap, akan terjadi.

Luna menutup pintu kamar, memutar kenop lalu menguncinya. Perlahan, menuju kamar mandi setelah berganti dengan Anna,sahabat sekaligus teman sekamarnya.

Sepuluh menit berlalu, Luna keluar kamar mandi, dia mendapati Anna yang sedang tidur pulas, meringkuk di atas ranjang. Dia berjalan ke arah sahabatnya, menyelimuti tubuh Anna dengan selimut yang tergeletak di lantai, entah..mungkin Anna tak sengaja menjatuhkan.

Tiba-tiba, angin kencang berhembus menutup jendela dengan sendirinya.

Luna beranjak lagi untuk mengunci jendela lalu menutup tirainya.

Aneh, terasa pengap...padahal biasanya udara selalu dingin.. Apalagi menjelang malam.




-/-







Luna sudah terbaring di kasurnya, tapi selalu terusik, dia terus mencari tempat yang nyaman..tapi tetap saja.

Seperti orang yang insomnia. Dia merasa ada sesuatu yang mengusiknya.

Lalu, tanpa sadar.. Ah! Tidak, dia masih sadar, sepenuhnya sadar. Berlalu lalang di samping tempat tidurnya.

Tok.. Tok.. Tok..

Tok.. Tok.. Tok..

Siapa yang berani mengetuk pintu tengah malam.

Ketukan itu, menggerakkan Luna agar keluar kamar.

Tidak ada siapapun, lorong asrama sepi. Tapi anehnya dia tetap saja keluar, seperti ada yang mengajaknya...keluar.


------

Pagi yang cerah, matahari masih tertutup..bukan oleh awan, melainkan pohon pohon lebat yang ada di luar. Sebentar lagi, tunggu waktunya..sinar sang mentari akan masuk ke kamar perlahan.

Anna melirik kasur disampingnya, kosong.

"Lun.. lo mandi ya?" panggil Anna sambil menguap.



"Lun?" satu panggilan lagi, tidak ada jawaban.




"Luuna?" panggilan kedua, masih tidak ada. Dia mengetuk pintu kamar mandi pelan.



"Luna!!" teriak Anna.



---

Gimana?

Luna kenapa coba? Sampai Anna teriak kayak gitu.

Huhuuu, part ini bener bener pendek, part terpendek yang pernah ku tulis. Tapi emang aku buat gitu sih, hehee..

Jadi, mau cek part selanjutnya? See you next chapter, dadaaahh:)))

Eh, jejaknya udah kan? Voment nya jangan lupa!

❝ɢʜᴏꜱᴛ ᴘᴏʀᴛᴀʟ❞ [ᴇɴᴅ] ✔Where stories live. Discover now