1

13 3 0
                                    

Pagiku cerahku matahari bersinar

Ku gendong tas merahku di pundak

Selamat pagi semua ku nantikan dirimu

Di depan kelasmu menantikan kami

Guruku ter...

Suara alarm yang begitu kencang tak membuat gadis yang sedang bergelung selimut dengan mulut terbuka itu bangun. Hingga gedoran pintu dan suara cempreng khas ibu-ibu serta bunyi alarm yang kembali bersuara membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Astagfirullah, Allahuakbar!!" Ia seketika bangun dan memegang dadanya yang berdegup kencang. Kalian pasti tahu bagaimana rasanya bangun tidur yang dipaksakan.

Tera yang masih memegang dadanya yang berdegup kencang kembali kaget mendengar teriakan ibunya di depan pintu.

"Tera hudang (6), sholat subuh. Nanti keburu jam 6." Teriak Ratih.

"Iya bu, ini udah bangun." Balas Tera teriak.

Setelah menunaikan ibadahnya, Tera pun segera membereskan peralatan sekolahnya lalu mandi. Memang hari senin itu momok bagi para pelajar, dimana mereka harus berdiri di lapang dibawah terik matahari-kalo cuacanya cerah, mendengarkan pidato dari pembina upacara ditambah dengan pengumuman kejuaran atau hal lainnya yang bisa memakan waktu lama.

"Bu, bapak mana?" Tanya Tera saat turun dari atas tidak melihat keberadaan bapaknya.

"Bapak udah berangkat pagi banget."

"Tumben, biasanya paling males kalo berangkat pagi dihari senin." Heran Tera, karena ya ketahuilah ayah Tera aka Pak Irwan kerja sebagai guru di daerah yang jauh dari rumah, mungkin jaraknya bisa memakan waktu satu jam. Selain itu beliau beralasan kalo setiap hari senin gak mau jadi pembina upacara, makanya setiap hari senin berangkat agak siangan. Tapi bukan yang siang banget, paling jam 06.30.

"Ada pengawas katanya, jadi ya berangkat pagi banget."

"Ohh, yaudah kalo gitu Tera juga berangkat ya bu. Takut kesiangan." Pamit Tera.

"Ehh sekarang ujian praktek apa?" Tanya Ratih mengingat Tera yang saat ini sudah menginjak kelas 12.

"Sekarang ujian praktek Agama."

Ratih mengangguk. "Udah hafal sama tata cara dan bacaan sholat jenazah, terus bacaan dzikir sehabis sholat?"

"Iya insyaAllah udah hafal ibuku."

"Syukur deh, mau sarapan dulu?"

"Gak bu. Lagipula Tera kan jarang sarapan." Memang Tera ini bisa dikatakan jarang sarapan karena perutnya itu tidak bisa menerima makanan, yang ada kalo diisi malah jadi sakit perut.

"Ya kali aja kamu tiba-tiba pengen sarapan. Yaudah hati-hati atuh, jangan pulang sore."

"Heem, Assalamualaikum" Tera mencium tangan Ratih.

"Waalaikumsalam."

Rutinitas seorang Tera Kalila itu, berangkat naik angkot pulang naik angkot juga. Terkadang kalo malas jalan kaki ke depan yaitu ke jalan raya ya dia akan menggunakan ojek online. Dan rutinitas ini berlaku untuk hari selasa sampai jumat, karena hari senin dia biasa berangkat dengan bapak dan sekolah Tera menganut sistem Full Day artinya hari sabtu libur. Kebetulan hari senin ini ayahnya sudah berangkat duluan, otomatis Tera akan menggunakan rutinitas selasa-jumatnya.

Saat membuka gerbang pagar, Tera terpaku melihat seseorang yang berada disebrangnya. Dia yang sedang menyiram tanaman dengan kaos oblong menunjukan otot lengan yang menonjol.

Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang