Part 8

30 27 1
                                    

*
*
Jangan lupa sebelum membaca vote dulu ya!
Happy Reading💑

Gavin dengan telaten mengompres pipi Athifa yang memerah, Athifa sedikit meringis saat Gavin menekan pipinya yang terkena tamparan tersebut.

"Sakit banget ya?" Athifa hanya terdiam dengan pemikirannya sendiri. Mulutnya tertutup rapat. Bahkan kini Gavin pun mendongak dan seketika itu mata merekapun  bertemu.

Gavin menaikkan satu alisnya yang membuat Athifa mengerutkan dahinya.

"Kenapa?" Athifa menaikkan dua alisnya dan memundurkan wajahnya yang terlalu dekat dengan Gavin.

"Lupain." Gavin pun bangkit dan mencari sesuatu yang membuat Athifa ikut memperhatikan apa yang Gavin lakukan.

"Lo lagi ngapain?" Gavin mendekat saat benda yang di carinya telah ia temukan, dia pun membuka obat salep tersebut dan mengoleskan salep tersebut di pipi Athifa.

"Biar Pipi lo gak sakit lagi."

"Makasih." Gavin hanya mengangguk dan duduk di samping Athifa.

"Hm.." Athifa berdehem yang membuat Gavin menengok ke arah nya dan menaikkan kedua alisnya pertanda apa?.

"Keadaan temen lo gimana?" Athifa sedikit memelankan suaranya karna takut membuat Gavin tak enak hati.

Gavin hanya menghela nafas nya pelan. "Gue bakal minta maaf pulang sekolah."

"Gue boleh ikut?" Gavin mengrutkan dahinya pertanda bingung. Athifa yang melihat raut wajah Gavin yang bingung pun membuka kembali suaranya.

"Gue cuman mau tau keadaannya doang kok! Boleh ya?" Gavin hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya. Athifa pun tersenyum senang melihat jawaban Gavin.

Kring kring kring.

"Udah bel, gue anterin lo ke kelas ya." Gavin menggenggam tangan Athifa dan membawanya keluar UKS.

Banyak pasang mata para siswa yang  terkejut melihat mereka berdua yang saling menggenggam. Seorang Gavin yang tak pernah tersentuh dengan yang namanya perempuan membuat semua orang menggeleng kepalanya tak percaya.

Surakan heboh dari ruangan kelas Athifa membuat pipi Athifa memerah, dia pun menunduk karna malu saat Gavin membawanya ke bangkunya langsung tanpa merasa malu. Bahkan guru yang sedang memulai ajaran pun melongo melihat Gavin yang dengan seenaknya masuk tanpa mengucap salam.

Gavin mempersilahkan Athifa untuk menduduki bangkunya bak seorang putri kerajaan. Athifa pun melihat Gavin sebentar dan langsung duduj di bangkunya dengan jantung yang terus berdetak dengan kencang.

Gavin membungkukkan badannya dan melihat wajah Athifa dengan lekat. Seketika bibirnya terngkat untuk tersenyum manis kepada Athifa yang membuat Athifa salah tingkah.

Para siswa dan guru disana tak percaya melihat sebuah senyuman yang terukir di bibir Gavin, yang membuatnya lebih tampan dari biasanya. Tangan Gavin terulur untuk mengusap rambut Athifa yang membuat semua siswa disana bersorak heboh atas perlakuan romantis Gavin.

"Kalo ada apa-apa bilang sama gue, oke? Pulang sekolah gue tunggu di parkiran ya." Gavin sedikit mengacak rambut Athifa dan bangkit dari sana. Diapun bangkit dan pergi begitu saja mengabaikan semua orang yang menatapnya dengan berbagai tatapan.

Sedangkan Athifa kini hanya mematung di tempat dengan pandangan yang lurus kedepan.

Rhea terkekeh melihat Athifa yang terdiam. "Gak nyangka gue, gak nyangka sumpah!" Rhea bertepuk tangan yang membuat Athifa tersadar dan menatapnya malas.

LUKA DAN RASA (ON GOING)Where stories live. Discover now