Lo nganggep dia sebagai seseorang yang pengen lo ajak menghabiskan waktu sepanjang hidup lo.

Gue tercekat, sedikit ga percaya tapi ini kata hati gue. Bukannya gue sendiri yang jawab pertanyaan gue?

'Gue suka sama Bang Hoon?'

Lo suka sama Sunghoon hingga lo ga rela dia berpaling dari lo. Makanya lo terusik saat dia mulai ngejauh.

'Tapi gue bukan gay.'

Lo gay.

'Mustahil. Mantan gue banyak.'

Lo ga pernah cinta sama satupun cewek yang lo pacarin

Siyal itu bener. Gue ga pernah suka sama cewek yang gue pacarin, gue cuma main-main. Lalu perhatian gue teralih pada percakapan gue dengan Kak Lia.

"Ganteng gak?" tanya Kak Lia sambil menujukkan foto seseorang dengan rambut berwarna coklat.

"Ganteng sih. Siapa tuh?

Gue bahkan sudah tertarik sama Bang Hoon sejak pertama kali ngeliat foto dia. Gue yang pertama kali jatuh cinta sama Bang Hoon, gue cuma bohongin diri sendiri selama ini.

Arghh bangsat.

"Nik gue udah tau perasaan gue. Sekarang gue harus apa?"

"Kenapa lo tanya sama gue?"

Oke gue ngerti. Gue beranjak berdiri dan berlari keluar.

"Jangan lama-lama udah mau bel masuk." Dapat gue dengar teriakan Niki sebelum gue keluar dari kelas.

"Oke."

Gue berlari kearah lorong-lorong kelas dua belas, kalian pasti udah ngerti kalo gue pengen ke kelasnya Bang Hoon.

Gue melengok ke dalam kelas Bang Hoon namun tak menemukan manusia tampan itu. Yang ada malah Kak Lia sama Bang Jake yang selalu pacaran everywhere anywhere. Bikin eneg.

"Kak Bang Hoon kemana?"

"Ehh? Sunghoon kemana Yang?"
Kak lia malah bertanya ke Bang Jake.

"Mana gue tau. Emang gue emaknya."

Gue langsung merosotkan bahu mendengar jawaban Bang Jake. "Tapi tadi masuk kan?"

"Masuk sih. Owh iya inget, tadi dia keluar bareng adek kelas."

"Adek kelas yang mana?"

"Ga tau, anak PMR keknya."

"Oke kak makasih."

Gue kembali lari lagi, kali ini menuju UKS. Sesampainya di depan UKS, gue cuma ngintip lewat jendela doang. Bajg Hoon beneran ada didalam tapi dia tidak sendiri. Disana ada Sunoo juga, dan mereka.......saling menindih.

"Sialan! Kalo pengen mantab-mantab ga usah di sekolah juga kali."

Gue lansung pergi dari sana, Bel masuk berbunyi tapi gue ga pergi ke kelas. Gue berlari ke arah rooftop, gue pengen nangis di atas sana.

Dada gue sakit, dan gue baru sadar. Mungkin ini juga yang dirasain Bang Hoon saat ngeliat gue sama orang lain.
















Gue terus uring-uringan setelah pulang dari sekolah. Bang Hoon ga ada ngehubungin gue dari kemarin dan itu bikin gue tambah sakit.

Gue ga pengen salah paham tentang kejadian di UKS tadi tapi sikap Bang Hoon kayak gini, malah bikin gue semakin salah paham.

Pengen nangis lagi tapi gue malu. Gue kan cowok, masa lemah. Iya! Gue ga boleh lemah. Gue harus nanyain sendiri ke Bang Hoon.

Gue sambar HP diatas nakas. Gue rapiin rambut gue bentar, gue pengen  video call, udah kangen banget gue sama wajah Bang Hoon.

Panggilan gue langsung langsung diangkat pada deringan ketiga. Gue masang senyum lebar, nampak wajah Bang Hoon yang lagi tiduran. Dan senyum gue langsung memudar. Bang Hoon tiduran di paha orang lain. Tiba-tiba gue rindu tempat itu, gue rindu Bang Hoon yang tertidur di paha gue. Rindu semua kenangan yang udah gue laluin sama orang itu.

Gue udah ga ada tempat ya? Apa semudah itu Bang Hoon berpaling ke orang lain.

Gue nutup mata gue rapat-rapat, menahn tangis.

"Ada apa Won?"

"Bukan apa-apa Bang. Gue cuma pengen minta maaf."

"Maaf buat apa?"

"Buat segalanya."

"Won?"

"Udah deh Bang, gue kayaknya ganggu lo."

"Ehh Won—"

Gue ga nunggu jawaban Bang Hoon lagi. Gue langsung nutup telpon gitu aja. Kembali berguling ke bantal. Menangis dalam diam.






Ga pengen up tapi gabut.
Yaudah.

Sorry ya gaiss kalo makin kesini makin berantakan.

Gomawo buat yang tetap setia nungguin cerita gaje gue.

Ini pertama kalinya gue nulis dan dapet apresiasi kayak gini. Jujur gue terharu.

Pokoknya makasih banget.

Babay

Drama - [Sunghoon x Jungwon]Where stories live. Discover now