Ah, sudahlah! Lagian di sekolah nanti bisa tanya dan langsung gantikan uang Shaka kok. Duh, untungnya ada Shaka, kalau enggak? Gak bisa pulang deh.

Ꮺ ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Jam istirahat hari ini Shaka pergi ke lab komputer untuk menemui bu Lidya. Kedua bola mata coklatnya menangkap seorang gadis tengah berdiri tepat di depan meja bu Lidya. Ia rasa, ia mengenalinya.
Di ruangan ini hanya ada mereka bertiga saja.

Bu Lidya, guru berjilbab ungu tua itu memanggil Shaka. Wanita yang berdiri tadi pun menoleh ke belakang.

"Shaka!" Yang dipanggil mengangguk sopan.

"Ini Sekar Alana, pasti kamu kenal 'kan?" tanya bu Lidya memastikan, meskipun dengan pasti Shaka tahu siapa gadis itu.

Shaka mengangguk setelah tersenyum ke arah Sekar. "Iya bu, tau."

"Oke jadi ibu memang sengaja manggil kalian berdua, maaf kalo ibu ganggu waktu istirahat kalian. Seharusnya minggu depan itu, Sekar yang ikut olimpiade. Tapi sayang sekali, tepat hari itu ada kunjungan sekolah oleh Putri Sekolah. Jadi, saya mau kamu gantikan dia, bisa ya Shaka?" terang bu Lidya, menatap Sekar dan Shaka bergantian.

Pria itu ber-oh ria. "Oh bisa bu, bisa banget." Shaka bersemangat karna memang ahlinya juga di bidang ini.

Kemudian bu Lidya berujar ke Sekar, "Oke bagus! Nanti kamu kasih latihan soal ke Shaka ya. Pokoknya yang udah ibu kasih ke kamu, kasih tau semuanya ya, Sekar." Gadis dengan rambut tergerai dan memakai bando hitam itu mengangguk paham, kemudian mereka berdua diperbolehkan meninggalkan lab komputer. Shaka menutup pintu setelah Sekar keluar dari ruangan.

Wanita berbando hitam itu tengah mendongak menatap Shaka yang terlalu tinggi. "By the way, hari ini gue bawa latihan soalnya kok. Nanti gue ke kelas lo aja gimana? Atau sebaliknya?" tanya Sekar.

"Hmm, bisa gak kalo di kafe aja? Gue mau nanya teknis lombanya juga, kalo di perpustakaan gak bisa berisik." Tawaran Shaka disetujui, kemudian mereka balik ke kelas bersama.

Mereka berjalan beriringan. Sekar diam saja, tidak berminat membuka obrolan karena ia bukan tipe orang yang bisa memulai topik. Selalu Shaka yang mengajaknya ngobrol sepanjang koridor.

Tidak hanya pertanyaan serius, pertanyaan konyol pun kadang terlontar dari bibir pria itu. Bagaimana Sekar menanggapinya? Tentu saja gadis itu membuka dirinya.

Hingga sampai di ujung koridor, pertigaan menuju gedung Bahasa dan gedung IPS, mereka berhenti melangkah. Harus berpisah karena bukan dari satu jurusan yang sama.

"See you nanti ya, bye!" Sekar melambaikan tangannya, dibalas oleh Shaka sebelum ia naik ke tangga untuk mencapai kelasnya.

Ꮺ ָ࣪ ۰ Amour ‹!

Bau khas rumah sakit menyeruak indra penciuman.
Berbeda dengan orang lain yang menyukai bau karbol rumah sakit, manusia yang satu ini membenci aroma ini.

Di dekapannya terdapat parsel buah-buahan yang ia beli di toko buah langganannya. Keluar lift, pria bermasker itu berbelok ke kiri untuk bisa sampai ke ruangan seorang pasien yang akan ia kunjungi.

VIP 1805, Diva Axiera.

Bau rumah sakit langsung terganti dengan wangi parfume buah-buahan. Azka menarik knop pintu ke bawah untuk bisa membuka pintu. Memasuki ruangan yang menjadi tempat gadisnya itu memulihkan diri.

AMOURWhere stories live. Discover now