• 28 Oktober 2012 (S)

108 15 0
                                    

Sunghoon - 28 Oktober 2012

Sejak hari itu, Jungwon dan Kyungmin tidak ke sekolah lagi. Mereka belajar di rumah denganku. Ada guru privat yang datang bersamaan dengan guru privatku. Kami belajar di waktu yang sama, namun di tempat yang berbeda. Aku senang dengan hal itu, karena akhirnya aku punya waktu bermain lebih banyak dengan mereka. Memang sejak aku terdaftar untuk kejuaraan figure skating, Ibu memintaku untuk belajar di rumah bahkan mencarikan guru privat terbaik. Aku tidak begitu menyukai hal itu, karena membuat waktu bermainku dengan mereka semakin berkurang. Bayangan tentang diriku yang bermain dengan mereka di sekolah kini telah sirna, bahkan kupikir aku tidak akan ada waktu lagi bermain dengan mereka. Namun begitu Jungwon dan Kyungmin pun belajar di rumah, kini aku mulai menyukai hal itu.

Karena hari ini ulang tahun Kyungmin, Ibu meminta guru privat kami untuk mengurangi jam belajar hari ini. Aku yang tidak sengaja mendengar obrolan mereka pun segera memberitahukan hal itu pada Jungwon dan Kyungmin, yang membuat mereka langsung melompat-lompat kegirangan. Hari ini aku belajar dengan lebih bersemangat daripada biasanya. Begitu guru privatku mengisyaratkan bahwa pelajaran hari ini berakhir, aku segera melompat dan berlari ke kamar Kyungmin. Aku berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka sembari berkacak pinggang dan nyengir lebar. Kyungmin dan Jungwon yang melihatku pun langsung terkikik. Namun begitu guru mereka berbalik, tentu saja aku telah bersembunyi.

"Mengganggu adik-adikmu lagi?" Kuletakkan jari telunjuk ke bibir, berusaha meminta Ibu agar berpura-pura tidak melihatku di sana. Ibu hanya tersenyum kemudian melenggang pergi.

Tak lama setelahnya kudengar pintu depan terbuka. Tanpa sadar aku langsung lari ke depan dan sesuai dugaanku, Geonu hyung dan Heeseung hyung lah yang baru saja masuk. Aku menyapa mereka bahkan sampai melompat-lompat kegirangan, namun mereka hanya tersenyum singkat dan mengusap kepalaku dengan pelan. Guru privat Jungwon dan Kyungmin baru saja keluar setelah menyapaku.

"Sunghoon, ayo cepat!" Kudengar suara Ibu memanggilku. Aku berlari ke dapur, di sana Jungwon serta Kyungmin telah duduk di kursi mereka masing-masing. Kulirik Kyungmin yang duduk di samping Jungwon, wajahnya nampak berseri-seri dengan semburat kemerahan di pipinya. "Sambil menunggu Geonu hyung dan Heeseung hyung, Eomma ingin bertanya." Kyungmin menatap Ibu dengan tatapan bingung. Senyumannya perlahan hilang. "Kyungmin ingin apa untuk ulang tahun kali ini?" Mendengar pertanyaan itu, Kyungmin kembali tersenyum, begitu pula Jungwon. Bahkan aku pun tanpa sadar ikut tersenyum tanpa melepas pandanganku ke arahnya.

"Kyungmin ingin kue yang besar." Kyungmin membuat gerakan membentuk lingkaran besar di udara kosong tepat di depannya. Ibu tersenyum sementara aku dan Jungwon langsung terbahak.

"Wah, gawat. Eomma hanya punya kue kecil." Ibu melangkah menjauh, membuka lemari es dan mengeluarkan kue yang sebenarnya tidak terlalu kecil bagi kami. Setelah meletakkan kue itu di depan Kyungmin, Ibu menjauh lagi. Kami saling melempar tatapan penuh tanya. "Dan juga ini." Kami semua menoleh. Ibu telah berdiri di depan kamarnya sambil membawa sebuah kotak berjeruji. Seperti kandang...

"Hamster?" Kyungmin langsung melompat dan menghampiri Ibu. Ditatapnya hamster itu dan Ibu secara bergantian, seakan ia tidak percaya.

"Selamat ulang tahun sayang." Sebelum Ibu memeluknya, Kyungmin telah lebih dulu melompat memeluk Ibu. Tepat saat itu, Geonu hyung dan Heeseung hyung muncul. Mereka telah berganti pakaian.

Ibu meminta kami untuk duduk di kursi masing-masing, kemudian kami pun menyanyikan lagu ulang tahun untuk Kyungmin. Bocah itu terus tersenyum tanpa melepas kandang hamster dari pelukannya. Begitu nyanyian telah selesai, Kyungmin bersiap meniup lilin-lilinnya. Namun dengan sigap Jungwon menghentikannya dan mengingatkan kalau Kyungmin harus menyebutkan harapan dulu. Anak itu memang selalu lupa mengucapkan harapannya. Kulihat kini matanya terpejam dan ia mengucapkan harapannya. Ya, kami bisa mendengarnya karena ia tidak menyebutkan harapannya dalam hati. Kami sempat terkikik mendengar harapan pertamanya tentang kue yang lebih besar di ulang tahun berikutnya. Di harapan keduanya, Kyungmin ingin kami semua bahagia, tanpa ada pertengkaran apapun. Ia ingin senyum dan tawa selalu menghiasi hari-hari kami. Kyungmin tersenyum, kedua matanya kini terbuka. Ia memandangi kami sekilas sebelum akhirnya meniup lilinnya.

Saat kami tengah menikmati kue ulang tahun Kyungmin, tiba-tiba Ibu ingat kalau Heeseung hyung belum mendapat hadiahnya. Ibu bertanya hadiah apa yang Heeseung hyung inginkan, namun Heeseung hyung masih terdiam. Ia memandangi kami entah untuk alasan apa. Ia diminta memilih sendiri hadiahnya namun sepertinya ia masih ragu. Ibu mengulangi pertanyaannya, kemudian setelah menghela napas panjang, Heeseung hyung menatap Ibu.

"Appa." Ibu terdiam, begitu pula dengan kami. "Aku ingin bertemu Appa." Kami tidak pernah menyinggung sosok Ayah sebelumnya. Namun tiba-tiba, hari ini Heeseung hyung menyebutkan tentangnya di rumah ini. Geonu hyung lah yang selalu mengatakan untuk tidak menanyakan apapun tentang Ayah. Namun kali ini sikapnya berbeda. Ia hanya diam.

Ibu tidak memberikan jawaban apapun, bahkan kini ia mulai terlihat murung. Kemudian tiba-tiba saja Ibu bangkit berdiri dan menjauh, namun sekilas aku bisa melihat air matanya. Kami masih terdiam. Geonu hyung tidak menunjukkan reaksi apapun. Heeseung hyung tertunduk. Jungwon dan Kyungmin hanya saling melempar tatapan tak mengerti.

Harapan Kyungmin yang baru saja ia ucapkan... apakah tidak akan menjadi kenyataan? Harapan tentang kebahagiaan dan tawa di hari-hari kami, apakah semua harapan itu telah menghilang bersamaan dengan padamnya api dari lilin ulang tahunnya?

Kurasa... kini keadaan mulai berubah.[]

SER'5 : Please Be All Ears!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang