• 19 Maret 2018 (S)

49 6 0
                                    

Sunghoon -19 Maret 2018

"Hyung!!!" Aku langsung berteriak begitu kulihat Heeseung hyung turun dari taksi. Kupercepat langkahku, tidak peduli seberapa berat tas yang kubawa.

"Aku pulang untuk makan malam," ucapnya sambil tertawa.

"Kau tidak akan menginap?"

"Entahlah. Kita lihat nanti," jawabnya seraya menyambar tas di tanganku.

Kulihat langkah Heeseung hyung lebih ringan. Apakah ia merindukan masakan Ibu? Nyatanya memang sudah lama hyung tidak pulang. Selama di dalam lift, hyung menceritakan banyak hal, tentang kegiatannya di sekolah ataupun saat berlatih di agensinya. Suaranya terdengar bahagia saat ia mengatakan bahwa ia mendapat nilai tertinggi di evaluasi akhir bulan lalu. Ia juga mengatakan akan berusaha lebih keras untuk evaluasi bulan ini.

"Eomma..." Mendadak suara Heeseung hyung terdengar seperti anak kecil. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang menjadi lebih lucu daripada Jungwon.

"Heeseung?" Suara Ibu terdengar dari dapur. Ibu tersenyum, bahkan memberikan pelukan singkat pada Heeseung hyung. Namun, senyuman Ibu menghilang ketika Ibu menyadari kehadiranku. Ibu mematikan kompornya dan mendekat ke arahku. "Eomma perlu bicara sebentar." Suara dingin Ibu membuatku menurut dan mengekor di belakangnya.

Ibu menutup pintu ruang kerjanya, kemudian menatapku dengan tatapan dingin. Itu terjadi hampir lima menit. Ibu belum membuka suara, masih terus menatapku dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Eomma..." Aku yang mulai merasa tidak nyaman pun hanya bisa berucap lirih.

"Ke mana saja kau?"

Aku mendongak. "Eomma?"

"Aku tahu kau pulang lebih awal dari tempat latihan. Tapi kenapa tiba di rumah selarut ini? Dari mana saja?"

Aku terdiam. Ibu memang belum tahu tentang kegiatanku akhir-akhir ini. Aku sempat memberitahunya tentang rencanaku ikut audisi, namun saat itu tidak ada jawaban yang kudapat. Ibu tidak mengatakan ya atau pun tidak. Aku tahu mungkin Ibu butuh waktu, namun tidak ada banyak waktu yang tersisa sampai hari audisi tiba. Jadi aku memutuskan untuk tetap berangkat, walaupun saat itu hasilnya tidak seperti yang kuharapkan.

"Kau melakukannya tidak hanya satu atau dua kali saja, jadi jangan pikir Eomma tidak tahu."

"Maaf..." Entah kenapa hanya kata itu yang keluar dariku.

Ibu menghela napas kecewanya. "Sekarang mandilah! Kami akan menunggumu untuk makan malam. Kita bicarakan ini lagi nanti." Ibu melangkah keluar, begitu pun denganku. Kulihat raut wajah Ibu berubah. Senyumannya kini telah kembali begitu melihat anak-anaknya yang lain.

***
"Hyung, cepatlah! Aku lapar," ucap Kyungmin begitu melihatku keluar dari kamar. Aku hanya tersenyum kemudian mengacak rambutnya. Jungwon terkikik kemudian melakukan hal yang sama, membuat Kyungmin langsung mendelik ke arahnya.

"Eomma..." Jungwon mengisyaratkan agar Ibu mulai makan dulu. Namun alih-alih melakukannya, Ibu justru menggeleng dan meminta Heeseung hyung yang memulainya dulu.

Setelah memakan sesuap sup, hyung menatap kami seakan meminta kami untuk mulai makan juga. Tidak berapa lama kemudian, kami dikejutkan sebuah suara di depan. Kami langsung menoleh. Sepertinya ada seseorang yang berusaha masuk ke rumah kami.

"Geonu hyung?" celetuk Kyungmin. Aku yakin kami semua memiliki pemikiran yang sama. Tidak ada yang tahu kode rumah kami kecuali kami berenam.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, kami pun keluar dari ruang makan. Ibu berjalan dua kali lebih cepat seakan tidak sabar menemui seseorang yang baru saja masuk ke rumah kami.

"Kebetulan aku lewat sekitar sini, jadi kuputuskan untuk mampir sebentar." Geonu hyung tidak menatap kami ataupun Ibu, seakan ia memang sengaja menghindar.

Aku melirik Ibu. Kulihat Ibu berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh. Dengan langkah pelan, Ibu mendekat, kemudian memeluk Geonu hyung. Hyung tidak membalas, namun bisa kulihat ia pun merindukan pelukan Ibu.[]

SER'5 : Please Be All Ears!Where stories live. Discover now