2. Cet Homme

7 2 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya..

Happy reading.

'Masalah memberikan kamu kekuatan.'

-Rachea.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

15 Oktober 2020

Hari ini, Rachea pulang terlambat. Karena Setelah pulang sekolah dia ada rapat OSIS.

Sepanjang rapat, Rachea hanya memainkan pena nya dan sekali kali menjawab ala kadarnya ketika sang ketua OSIS yg merupakan abang nya itu bertanya apa para anggota mengerti apa yg ia jelaskan.

"Baiklah rapat kita sudahi sampai sini. Besok saya mau kalian sudah mengumpulkan saran atau rencana untuk mengembangkan OSIS sekolah ini." ucap Ezra yg diangguki semua anggota termasuk Rachea.

Setelah Ezra mengakhiri rapat, semua orang bubar dan meninggalkan ruang OSIS. Menyisakan dua kakak adek itu.

Rachea menghampiri abang nya dan duduk di salah satu kursi khusus para pemegang jabatan di OSIS, atau lebih tepatnya duduk di kursi wakil ketua yg berada di sebelah kursi Ezra.

"Kalo mau pulang duluan aja." ucap Ezra tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.

Rachea menggeleng. "Enggak, Ra mau bareng bang Ez. Emang masih banyak tugasnya?"

Ezra menatap adiknya sebentar. "Enggak, tinggal nyimpan ama nge copy ini."

Rachea mengangguk.

"Susah jadi ketua?" tanya Rachea basa basi.

Rachea benci keheningan. Berbeda dengan Ezra yg lebih suka hening, apalagi dia sedang mengerjakan sesuatu.

"Lumayan."

Rachea menatap abang nya lekat. Sebenarnya Ia ingin bertanya pertanyaan yg sudah lama  gadis itu Ingin lontarkan. Tapi mereka jarang menghabiskan waktu berdua. Entahlah Rachea sampai sekarang tidak tau kenapa ia dan Ezra Jarang berbicara.

Rachea menggigit bibir bawahnya, ragu. "Bang, Ra mau nanya."

"Apa?"

"Lo mau jadi ketua karna lo sendiri atau ayah?" akhirnya satu kalimat pertanyaan itu lolos dari bibir mungil Rachea.

Ezra mengalihkan seluruh atensinya ke Rachea, raut mukanya menunjukkan dia tidak suka dengan apa yg Rachea lontarkan barusan.

"Lo mau gue jujur atau apa?"

"Jujurlah bang."

Ezra menghembuskan nafas pelan. "Ayah."

Pandangan Rachea berubah sendu. "Kenapa?"

Ezra menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, memejamkan mata. "Kenapa tiba" lo nanya?"

"Kenapa? Apa adek sendiri gak boleh tau apa yang abangnya rasakan?"

"Lupakan, gue capek mau pulang." Ezra pun melanjutkan kegiatan nya kembali. Membiarkan adeknya yg kini menatap kesal ke arahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Flux De vieWhere stories live. Discover now