1. Moi, Rachea.

17 2 0
                                    

'Ikuti saja kemana arus kehidupan membawamu. Karena jika kau memberontak, maka kau akan tenggelam dalam derasnya kehidupan.'

-Rachea.

~~~~~~~~~~~~~~~~19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~~~~~~~~~~~~
19.45 WIB.

Rachea tengah menunduk, tidak berani mengangkat pandangannya.

Kini dia sedang berada di ruang tengah lengkap dengan seluruh anggota keluarga lainnya.

Didepannya. Duduk seorang pria yg sudah lumayan berumur, memberikan tatapan mengintimidasi yg ia arahkan kepada Rachea.

"Berikan alasan kepada ayah! Kenapa Ranking mu turun?"

Rachea semakin menunduk. Ia hanya diam tidak menjawab. Karena walau ayahnya berkata 'berikan alasan' bukan berati ayahnya menyuruh Rachea menjawabnya. Karena jika Rachea menjawab, pasti ayahnya akan semakin marah karena menganggap Rachea membantahnya.

Aditya- ayah Rachea- menghembuskan nafas pelan.

Dia lelah. Ingin rasanya ia merebahkan dirinya dikasur sekarang. Seharian ini Pasien yg datang padanya tidak ada habisnya. Membuat dia tidak memiliki waktu istirahat sedikitpun. Bahkan saat istirahat makan siang, dia harus melakukan operasi penting.

Tapi rasa lelahnya kini berganti dengan rasa marah dan kecewa setelah melihat hasil rapor putri bungsunya.

Ya hari ini sekolah Rachea mengadakan terima rapor ujian tengah semester satu.

"Rachea adena kinandita. Ayah bertanya padamu." ulang Aditya lagi, kali ini intonasinya lebih tegas.

Oke, jika sudah begini berati Aditya memang menyuruh Rachea untuk menjawab.

"Ra gak tau ayah. Ra sudah belajar keras untuk ujian kemarin." cicit Rachea pelan. Suaranya sedikit gemetar. Dia ingin menangis, tapi dia malu diumur nya yg sudah menginjak 15 tahun itu.

"Jika kamu sudah belajar keras
Kenapa ranking mu turun bukannya naik?" tanya Aditya.

Rachea menghembuskan nafas pelan. Mencoba melegakan sedikit hatinya yg sedari tadi Sesak karena menahan tangis.

"Ra gak tau yah. Mungkin karena saingan Ra juga belajar keras sama seperti Ra."

"Berati kamu tidak belajar keras Rachea. Kamu masih bisaa dikalahkan mereka." ucap langsung Aditya.

Mawar- bunda Rachea- mengelus punggung suaminya agar emosinya mereda.

"Sudah lah yah. Rachea kan sudah berusaha. Jangan terlalu menghakiminya. Lagian dia hanya turun satu peringkat. Dia ranking 3 sekarang, masih masuk 3 besar bukan." bujuk Mawar.

Flux De vieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang