chapter 8,5

8.6K 800 58
                                    

"Klontang klontang....."

Suara baskom besi yang terjatuh dari meja untuk masak.

"Yah...... Tumpah semua deh...." Ucap ibu dengan suara yang menyenangkan

"Maaf ya Florence kita harus ngulang lagi dari awal"

Aku tersenyum lalu membalas kalau itu tidak apa apa, dan lanjut berkata

"Masih banyak bahan bahan pembuat nya"

Ibu tersenyum lalu dengan semangat mengepalkan tangan sambil berucap,

"Di percobaan ke 100 ini tidak boleh gagal!"

Lalu beliau pergi ke lemari untuk mengambil semua bahan bahan yang digunakan.

Aku melihat ibu yang sibuk mengingat ingat bahan apa saja yang di butuhkan di dalam lemari, berkali kali beliau mengambil bahan yang menurut nya benar, dan mengembalikan bahan yang menurut nya salah.

Aku tersenyum kecil, karena ibu tidak menyerah dan mengeluh, mencoba dari awal setelah gagal sampai 100 kali di 1 hari ini, dan jika itu orang lain pasti akan banyak mengeluh karena kesusahan, lalu menyerah.

Aku dulu harus mengulang 300 kali, meskipun waktu nya cukup panjang yaitu 3 bulan, tapi tetap saja itu membanggakan karena jika dibandingkan dengan kekurangan ku yang lain, yang paling parah adalah memasak.

Meskipun aku orang yang cepat tanggap, aku harus memahami dulu cara masak nya dari mengiris, memotong, mengulek, menggoreng dan lain lain.

Dan aku cukup bangga dengan kegigihan ku itu daripada orang lain, karena aku dan ibu adalah manusia yang cukup berbeda dengan orang lain.

Kenapa membedakan? karena kalau ibu adalah orang yang ulet jika ia menemukan hal yang disukai nya, ia akan mempelajari itu dengan sungguh sungguh.

Sedangkan aku adalah orang yang gigih karena banyak hal yang tidak kusukai tapi aku menguasainya, kalau kalian bertanya alasannya, kenapa?.

Karena cuma satu yang saya inginkan menjadi sesempurna mungkin di mata keluarga kecil ku, dengan menjadi ibu yang baik dan pandai bagi anak ku, dan juga menjadi istri yang hebat dan tidak merepotkan bagi suamiku.

"Cukup itu alasan ku" Gumamku tanpa sadar.

"Florence??........ Apa kau tidak apa-apa??"

Aku tersadar saat tangannya bergerak naik turun di depan muka ku, aku dengan cepat menjawab panggilan nya.

"Ah....aku baik baik saja nyonya....."
Elak ku dengan cepat

"Sungguh?? jika kau lelah ayo kita istirahat...... ini sudah hampir sore, aku tidak sadar memaksa mu bertahan sampai sore ini"

"Aku baik baik saja nyonya, anda tenang saja, tadi aku hanya melamun karena ada pekerjaan yang tertinggal di sana dan belum aku selesai kan"

"Oh jadi begitu, tapi jika kau lelah kau harus berkata kepada ku, oke?"

Aku mengangguk setuju, dan kami memulai acara masak masak ini lagi, dan ternyata benar seperti kata pepatah kalau usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Karena di percobaan terakhir ini semua masakan yang dibuat oleh ibu tidak ada yang gagal kami bersorak senang lalu tertawa bersama-sama karena muka kami yang penuh dengan cemong dan peluh.

ibu tersenyum sangat puas dengan hasil masakannya lalu dia menengok ke arahku,

"Aku senang karena ini bisa jadi pengalaman yang berharga buat kita" ucapnya senang

"Baiklah..... Agar masakan kita ini tidak sia sia lebih baik kalau masakan ini kita makan untuk makan malam nanti?, karena kurasa sebentar lagi malam akan datang" lanjutnya sambil melihat kearah jendela yang mulai petang

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationWhere stories live. Discover now