chapter 1 Tangisan

26.7K 2.3K 28
                                    

POV Destiana

"Huh...." Aku menghela nafas berat

"Kenapa ujian hidup selalu berdatangan tanpa henti sih" guman ku sendiri, lalu aku mencoba turun dari ranjang dan berdiri di depan cermin sambil terus menatap perempuan yang jiwanya hilang dan berganti diriku,

Aku berfikir bahwa perempuan ini masih sangat muda mungkin sekitar 20 tahunan, dan sangat cantik dari rambut yg bewarna putih keperakan dan mata hijau yg mirip permata,

Tapi pemilik badan ini sebelumnya adalah gelandangan yatim yang sangat jarang tidur apalagi makan, terlihat dari badannya yang kurus kekurangan gizi dan mata yang masih membekas lingkaran hitam meskipun sudah terawat di sini.

Tapi sekarang masalah nya bukan itu karena yang lebih penting adalah tentang kenapa aku hanya bisa mengingat samar samar wajah dari Duke dan anaknya itu?,

"Ini aneh....." guman ku sendiri

"Tok tok tok...." suara pintu diketuk lalu suara orang dari luar menyusul,

"Nyonya ini saya Mery, apa anda sudah bangun?, Boleh saya masuk?"

"Ya silahkan" balas ku lalu berjalan ke ranjang lagi dan duduk di sana

"Nyonya, anda harus mandi sekarang karena tuan muda akan segera bangun dan mengamuk lagi, " ucap pelayan itu sopan.

"Ya, baiklah saya juga ingin mandi siap kan saja bak mandinya sekarang"

Pelayan itu terkejut dan bertanya untuk memastikan ulang kalau pendengaran nya salah,

"Ma-maaf, nyonya anda mau mandi sekarang dan bertemu tuan muda?"

"Iya memang ada masalah?" Balas ku cepat.

"Ah tidak nyonya, segera saya siapkan bak mandinya" ucapan pelayan itu sambil memberi hormat dan terburu-buru pergi keluar.

Aku menatap kepergian pelayan itu dengan biasa, aku mengerti wajah terkejutnya karena kelakuan ku yang bilang akan mandi dan bertemu tuan muda, tanpa adanya penolakan, karna dari ingatan perempuan ini sebelumnya dia selalu berusaha menghindari Duke dan anak tunggal nya dari Duchess terdahulu.

Dan anaknya, tuan muda Albert adalah alasan nya bisa menjadi ibu baru atau bisa dibilang nyonya pengganti dari Duchess terdahulu yang telah meninggal.

Karena tuan muda punya sebuah kutukan yang tidak bisa di hapus atau di hilangkan, yang menyebabkan di saat saat tertentu dia akan kehilangan kesadaran dan menjadi seperti orang lain mengamuk dan bahkan membunuh apapun yang bisa ia bunuh dan temui.

Dan yang bisa menjadi obat bagi kutukan itu adalah pelukan dan kehadiran sang Duchess tapi sudah 2 tahun berlalu beliau meninggal dan sudah beberapa orang yang menjadi korban dari Albert.

Sampai suatu hari karena ketidak sengajaan Albert bertemu dengan perempuan ini di pinggir jalan, saat dia sedang terpengaruh oleh kutukannya dan langsung membawa ku pergi ke rumahnya, yang tadinya hampir saja....

Menebaskan pedangnya, kalau saja perempuan ini tidak mengangkat kepala yang memperlihatkan wajahnya, bisa di pastikan kepalanya akan langsung terputus saat itu juga.

Dan Duke menikah dengan perempuan ini dengan surat kontrak tanpa cinta hanya untuk menjadi obat penenang bagi Albert agar tidak membuat masalah yang meresahkan bagi para masyarakat juga para pekerja di kediaman ini.

Lalu yang paling penting adalah opini para bangsawan yang bisa menjatuhkan nama keluarga nya karena sangat terkenal dari dulu sampai sekarang,

Sampai para musuhnya pun selalu berharap agar keluarga Duke diberi kutukan warisan seperti yang dimiliki tuan muda Albert, tapi waktu itu aku ingat sempat bermimpi singkat tentang nya.

Yang ku maksud adalah si pemilik asli tubuh ini, dia berkata kepada ku,

"Gantikan aku di dunia ini dan balas kan dendam ku"

"Memangnya kenapa aku harus mengganti kan mu ?"

"Ini adalah takdirmu yang sudah ditentukan oleh tuhan, karena doa yang kau ucapkan di kabulkan oleh nya"

"Tapi bagaimana aku tau kalau orang orang itu adalah keluarga ku?"

Perempuan itu tersenyum manis lalu menjawab

"Kau pasti akan langsung mengetahui nya saat pertama kali melihat nya"

Dan seketika aku berfikir, sebelum aku menutup mata waktu sebentar lagi akan mati, aku memang memohon untuk bisa direnkarnasikan di tempat yang sama dengan keluarga ku,

Tapi apakah itu benar benar terwujud? dan akan menjadi kenyataan, tapi jika aku sudah menikah di dunia lain memang nya aku tetap bisa bertemu dengan suami dan anakku dan hidup bahagia bersama mereka selamanya?

Dan sebelum aku tersadar dari lamunan ku, dia sudah menghilang duluan, lalu ada cahaya yang menarik ku kedalamnya dan sampai di sini,

"Huh.... Aku terlalu banyak berfikir sekarang, tapi jika itu terwujud aku bersumpah akan menjadi orang tua yang terbaik di kehidupan kedua ku sekarang, tanpa menyusahkan mereka" ucapku sendiri

"Tok tok tok...." Suara pintu di ketuk lalu di susul suara dari balik pintu

"Nyonya Florence, bak mandi nya sudah siap "

"Ya" aku bangkit dari dudukku lalu berjalan mantap ke luar kamar sambil berbicara dalam hati bahwa,

"Aku akan menjalani hidup ke dua ku sebagai Florence dehuxley, seperti halnya hidup ku sebagai Destiana putri Olivia di Indonesia dulu"

Setelah mandi dan berpakaian aku juga di dandani dengan aneka perhiasan dan sedikit membuat ku risih karena dulu aku sama sekali tidak mau memakai perhiasan kecuali cincin pernikahan dan kalung pemberian suamiku.

"Nyonya, apa anda siap untuk sarapan ?" Tanya satu pelayan khawatir

" Ya, memang nya kenapa? Aku sudah memantapkan hati untuk ini,"

"Oh kalau begitu mari kita pergi keruang makan" ucap pelayan yang lain sambil berjalan di belakang ku, tapi saat ingin keluar dari kamar tiba-tiba seorang pelayan perempuan berlari terburu-buru kearah kami

"Nyonya!!! Tuan.... Tuan muda!!!, Beliau mengamuk di ruang makan, Duke menyuruh Anda untuk cepat datang"

"Huh? Oke, baiklah aku akan bergegas ke sana" balas ku lalu berlari kecil ke sana,

Pelayan tadi bahkan terbengong bengong karena reaksi yang tidak biasanya dari ku tapi aku tidak peduli dan terus berlari kecil.

Karena dulu Florence yang asli selalu takut jika berada di ruangan yang sama dengan Albert dan hanya berdua, takut tiba tiba dia menghunuskan pedangnya ke arah ku.

Ketika hampir mendekati ruang makan suara berisik sangat terdengar, dari mulai bantingan barang, suara teriakkan Albert bahkan para pelayan yang berlarian heboh dari ruangan itu, berhamburan keluar.

Aku memasuki ruangan dengan perasaan aneh, seperti akan ada sesuatu hal yang tak terduga, saat tiba di depan pintu, aku melihat seorang pria sedang menahan seorang anak seumuran dengan anak kelas 6 SD, yang sedang mengamuk sambil memegang tongkat kayu, saat tatapan mata mereka kearah ku dan saat itu juga akupun tanpa disadari mengeluarkan air mata dan tercengang di tempat.

🌷🌷🌷🌷

Mau gasih tau ini bukan novel terjemahan atau dari mahwa atau pun manga, ini karya saya yang ingin saya buat untuk senang senang aja semoga menikmati

Salam manis dari ku 😘😘😘

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationWhere stories live. Discover now