chapter 19, 5

806 96 3
                                    

POV Franks

Di depan ku terlihat pemandangan yang begitu menyentuh karena secara cepat latar tempat terus berganti, bahkan hari juga bulan, seperti ingatan milk ku di percepat secara singkat dihadapan ku, dan meski hanya sebentar itu membuat ku hampir menangis.

Karena meskipun singkat pasti setiap berganti pakaian pasti Tante akan sempat sempat nya bertanya seperti kebiasaan bernafas kepada ku dengan kata-kata, "apa kau suka disini?"

Terus berulang ulang, saat mengajariku memotong kayu, mencuci pakaian di sungai yang jernih, menjemur pakaian di bawah terik sinar matahari, menyalahkan api dan menahan nya agar tidak mati kembali.

Bahkan dirinya sering bercerita tentang ibu ku tanpa ku mau, itu karena saat ditanya aku hanya terdiam dan dia lanjut berkata, ibu mu adalah orang yang baik selalu seperti itu sampai rasanya hati ku muak untuk mendengar kan ocehannya tentang ibu ku.

"Bodoh"

Gumamku pelan yang mungkin akan  terdengar oleh nya, kenapa aku berbicara seperti itu?, Sudah ku sebut kan di awal karena keluarga ku hanya mencari rekan bisnis untuk keuntungan semata bagi mereka.

Berarti dia di manfaatkan oleh mereka meskipun aku tidak tahu apa itu, saat dia mendengar gumaman ku tiba tiba diri nya menengok dengan cepat ke arah ku lalu memasang wajah terkejut dan tiba-tiba kembali berubah menjadi senyuman bahagia.

"Akhirnya kau bicara setelah sekian lama"

Ucap nya sambil menitikkan air mata, yang langsung dirinya hapus dengan cepat, aku saat itu merasa aneh kenapa dia rela bersedih hanya karena hal sepele seperti itu, dan mulai saat itu aku selalu berbicara dengan nya sedikit demi sedikit.

Dari satu kata menjadi satu kalimat dari satu kalimat menjadi sebuah percakapan sederhana dan seterusnya sampai tidak terasa waktu cepat berlalu dan ini adalah tahun ketiga aku berada di sini.

Tahun tahun kemarin begitu damai sampai aku lengah jika pasti akan ada kehancuran, jika tiba-tiba saja hidup mu menjadi damai sentosa, sama seperti ku dulu hidup sesuai kemauan orang tua tapi tiba-tiba mendapat musibah yang fatal.

Dan latar tempat ku berdiri, berganti lagi diwaktu diriku remaja sedang berjalan untuk berbelanja, karena mengganti kan Tante yang sedang sakit, dan semua pasang mata menatap ku dengan tajam, sambil berbisik bisik.

Ada juga rasa jijik yang sangat mendalam yang terlihat di matanya, waktu itu aku berfikir mereka pasti belum menerima ku yang mantan bangsawan dulu, karena mereka benci terhadap bangsawan atay mempunyai dendam pribadi.

Setey aku sampai ke sebuah toko yang sering kami kunjungi bapak penjual itu bertanya, "kemana Tante mu?"

"Lagi sakit pak" jawab ku singkat, dia mengambil keranjang belanja ku dan mengisinya seperti biasa yang ku beli dari waktu ke waktu, dan setelah memberikan nya kembali dengan menaruh nya di atas meja dangagang nya sambil menawarkan,

"Hei nak, apa kau mau tinggal di rumahku saja?"

"Terimakasih atas tawaran nya tapi saya betah disana dan ingin bersama Tante ku saja"

Balas ku biasa karena mengira ia tidak akan mengatakan hal yang aneh, sampai dia terlihat memasang wajah aneh lalu berdecak,

"CK, nanti kamu nyesel loh...."

"???"

Aku terdiam sebentar lalu kemudian bertanya,

"Lah memangnya kenapa pak?"

"Kamu kan tinggal di rumah orang itu sudah lama"

"Maksud anda tante saya" ucap ku membetulkan ucapannya karena terasa dia enggan untuk memanggil nama Tante ku.

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang