24,5

507 48 8
                                    

DESTIANA POV

Kami memasuki aula pesta yang bersinar terang, kemewahan yang sangat mencolok ini pasti di tuang kan di seluruh aula, Edward menggenggam tangan ku dengan lembut, dan tangan ku yang satu lagi berpegang pada Albert.

Setelah penjaga mengumumkan bahwa kami muncul, seluruh tamu yang ada di sana menoleh ke arah kami, banyak emosi yang ditunjukkan oleh wajah wajah itu.

Senang... sedih... kagum... cemburu... dan marah.

Aku rasa semua nya tercampur di lautan manusia ini, dengan cepat beberapa orang telah mengerubungi kami, aku meminta agar kita berpisah dulu, karena orang orang yang ingin berbicara dengan Edward juga tidak lah sedikit.

Ia setuju dan Albert juga, dan kami memutuskan untuk berpisah sebentar sebelum acara nya benar-benar akan di mulai, untung saja di perjamuan kali ini penjagaan akan sangat ketat.

Jadi kami tidak perlu khawatir akan keselamatan Albert.

Karena jika sampai ada masalah di dalam acara seperti ini, itu akan menimbulkan ejekan yang besar terhadap keluarga kerajaan, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke sudut ruangan memperhatikan dari jauh Albert dan Edward yang berkali-kali di kerumuni oleh para bangsawan.

Ada yang mencoba berbasa-basi, membahas pekerjaan, membuat lelucon, atau hanya sekedar memperkenalkan wajah nya, aku menatap geli ke orang orang yang mencoba menarik perhatian duke dan juga Albert.

Mereka seperti berlomba lomba untuk membuat koneksi di masa depan yang baik untuk keluarga kami, dan itu benar benar terlihat menjijikkan, mereka mencoba menjilat untuk mendapatkan keuntungan.

Untung nya saja dulu aku adalah pengemis meskipun sudah berubah status menjadi bangsawan sekarang, tapi tetap saja mereka akan menjauhi ku kecuali untuk membuat keributan.

"Halo Duchess...."

Tiba-tiba saja tiga orang wanita muda menghampiriku, mereka semua mengenakan pakaian yang mewah dan sangat mencolok dan dandanan nya pun sama dengan pakaian mereka yang sangat menor.

Mereka menghadangku dengan berani saat aku hendak mengambil kue di meja sebelah, tersenyum meremehkan, berpura-pura ramah padahal ingin menjelek-jelekkanku, dengan percakapan yang akan dimulai.

Aku tidak membalas sapaan mereka yang dibuat-buat tulus, dan hanya mengabaikan mereka sambil kembali mengambil kue, yang belum sempat di ambil, mereka memasang ekspresi menyedihkan terhadap ku.

Berfikir kalau aku yang seorang Duchess yang tidak mempunyai tata krama karena aku tidak menyapa balik mereka dan langsung memakan kue itu dengan lahap.

"Nyonya Florence Apakah anda masih belum mengetahui tata krama di dunia sosial?"

Ucap salah satu dari mereka yang memasang ekspresi bangga di wajahnya setelah berkata itu, Ia melanjutkan.

"Apakah anda tidak tahu? jika ada yang menyapa Anda harus menjawabnya langsung"

Kerumunan yang tertarik dengan percakapan kami pun mulai bertambah banyak tapi aku tetap mengabaikan mereka dan melanjutkan memakan kue-kue kecil itu.

"Oh Lihatlah Duchess kita ini...., ho ho... Mungkin lain kali aku akan mengajari Anda tata krama di dunia sosial agar tidak terlalu mempermalukan tuan duke Edward itupun jika saya punya waktu"

Mereka tertawa kecil yang sangat mengganggu kesehatan telinga ku, dan
setelah piring ku habis aku mulai menatap para perempuan itu yang masih tertawa pelan di balik kipasnya.

Beberapa lady juga cukup menertawakan kelakuan milikku yang sangat tidak sopan, mereka berbisik bisik meskipun suara nya sangat terdengar jelas.

Aku merilekskan badan ku dan setelah menaruh piring kue, aku mulai menatap mereka dengan tatapan tegas yang tidak tergoyahkan.

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationWhere stories live. Discover now