Chapter 17 : Adik Laki-laki dan Pelayan.
_____________________________________
Awalnya Tin cukup kesal kenapa kakak laki-lakinya tidak pergi dengan mereka, tapi saat Gonhin membawanya ke toko video game dan meletakkan semua yang dia inginkan di tangannya, suasana hati bocah itu membaik sampai bersenandung pelan saat mereka memasuki restoran yang terletak di mal.
Dia juga mengangguk dengan nyaman ketika pelayan itu mengatakan kepadanya bahwa dia akan pergi ke toilet dan meninggalkannya bersama temannya Nakrop.
Ayolah, dua juga berteman dengan Tul.
Anak laki-laki itu duduk sambil mengakat bahu sembarangan, matanya menatap barang-barang yang baru saja mereka beli dengan mata berbinar.
Dia ingin pulang lebih awal untuk bermain dengan mainannya, tetapi dia juga ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan saudaranya.
Nah P'Tul sudah menyelesaikan pekerjaannya lalu kita bergi menonton film. Film qpa yang akan tayang di bioskop
Ini adalah pikiran orang yang tidak tertarik pada pria yang duduk di seberang meja sambil minum air sambil menatapnya dalam diam, sampai...
"Sebagai anak laki-laki yang baru berusia tiga belas tahun, kata-kata seperti itu tidak boleh kau ucapkan. Tul mengajarimu berbicara seperti itu, kan?"
"Apa hubungannya dengan P'?"
Anak laki-laki itu sedikit menekuk lehernya dan menoleh ke arahnya dengan sombong karena dia tidak menyukai nada yang diucapkannya.
Nakrop berpikir bahwa dia tidak menyukai anak laki-laki yang meremehkan orang dari usia yang sangat muda, namun membandingkannya dengan sang kakak, bocah ini berani mengekspresikan dirinya secara langsung, dia tidak bersembunyi di balik topeng seseorang yang baik hati...
YOU ARE READING
BREATH (Terjemahan Indonesia)
RomanceTul Methanan selalu percaya bahwa hidup ini dimaksudkan untuk balas dendam. Dia akan mencuri harta sang nenek, akan membuat ibu tiri menundukkan kepalanya, dan satu-satunya yang dipercaya Tul untuk diperhatikan adalah Gonhin, pelayan yang hidup bers...