Chapter 11 : A Heart That Didn't Get Any Answers

1.8K 183 51
                                    






Chapter 11 : Hati Yang Tidak Mendapatkan Jawaban.





____________________________________







"Tidak ada gunanya kehilangan jutaan uang untuk seorang anak yang tidak diinginkan siapa pun."



'Tidak ada gunanya kehilangan jutaan uang untuk orang yang hampir mati.'



'Aku pikir kau salah dengar. Anak dalam rahim Rasaa sekarang adalah cucu pertama dari rumah ini.'



'Aku pemenangnya! Ingatlah untuk memasukkan kepalamu ke neraka juga!'



'Aku pemenangnya...'



'Aku...'




__________________________________





"Khun Tul."



"....."



"Khun Tul."



"......"



Di dalam sebuah kuil yang merupakan tempat pemakaman nyonya Keluarga Methanan. Seorang pekerja laki-laki... seseorang yang telah bekerja sejak pukul empat pagi setelah mengetahui bahwa Khun Tan telah meninggal dunia. Sang pekerja akhirnya punya waktu untuk istirahat dan bernapas ketika para tamu berangsur-angsur meninggalkan pemakaman. Hanya ada waktu satu hari untuk membuat persiapan pemakaman, tetapi kapan pun ada waktu, pria jangkung (Hin) akan buru-buru mencari Tuannya. Dan dia menemukan bahwa Khun Tul terlihat... mengerikan.



Suasana di sekitar tuan muda keluarga Methanan jelas aneh. Pemuda blasteran itu tidak pernah menunjukkan suasana yang begitu menekan seperti ini. Pada saat ini, dia seperti membangun tembok besar yang tebal untuk mengelilinginya agar semua orang menjauh darinya. Biasanya Tul memiliki suasana yang sangat menyenangkan disekitarnya. Tapi hari ini... tidak ada yang berani mendekati pemuda ini.



Hin bisa melihat ada yang tidak beres dengan bosnya.



Pria lainnya tidak menanggapi ketika namanya dipanggil.



Tul tidak sengaja berdiam diri untuk menekan orang lain. Tapi itu semacam keheningan yang menunjukkan bahwa bosnya sebenarnya tidak ada di sini karena pikirannya melayang ke suatu tempat yang jauh, tenggelam ke dalam perasaannya di mana tidak ada yang bisa menghubunginya. Tidak peduli berapa kali Hin memanggil, sosok tinggi yang mengenakan setelan serba hitam itu tetap diam sejak para biksu mulai berdoa hingga doa selesai.

BREATH (Terjemahan  Indonesia)Where stories live. Discover now