08 • Strunggle Love

3.9K 694 297
                                    

🍬🍬 ------------------------------
Butterfly is not a beauty without caterpillar
------------------------------ 🍬🍬

-- happy reading --
مرنتىن نىاكار

BENAR orang bijak berkata, sejatinya cinta hanya bisa diraih dengan pelaku cinta yang berupaya untuk menemukannya. Tidak berbeda jauh dengan keterkejutan keluarga Arfan dengan berita yang diperoleh dari pangeran bungsu dari keluarga Asy Syafiq. Keluarga Ibnu juga terguncang oleh keinginan Hawwaiz yang bermaksud untuk mengambil langkah berbeda dengan kedua kakak lelakinya.

Hanif menghela napasnya dengan kasar. Hingga sore menjelang dia berangkat untuk praktik pribadi, Hawwaiz belum juga belum membalas pesannya. Padahal sudah centang dua berwarna biru. Akhirnya tak sabar hati Hanif menghubungi Hafizh untuk berbicara masalah ini.

"Australia? Dia berkata seperti itu kepadamu?" tanya Hanif.

"Wallahi," jawab Hafizh.

"Meskipun artis dan merasa mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup, tapi memutuskan untuk menikah dengan usianya sekarang?" Hafizh jadi ikut kepikiran dengan apa yang disampaikan oleh kakaknya. "Mas Hanif tahu siapa wanita yang dimaksud Hawwaiz?"

"Vira."

"What?!" Hafizh meninggikan suaranya. Satu-satunya wanita yang dia kenal dengan nama itu adalah sahabat adik kembarnya yang juga merupakan adik dari adik iparnya, Aftab Aldebaran. "Elvira Aldebaran?" tanya Hafizh memastikan.

"Menurutmu?"

"Astaghfirullah, mengapa harus Vira? Apa tidak ada gadis yang lain?"

"Kamu masih bermasalah dengan Aftab?" tanya Hanif memastikan.

Hafizh diam bukan karena masih bermasalah dengan Aftab, tapi hanya merasa janggal dengan hubungan keduanya dan kemungkinan orang tua mereka merestui hubungan itu setelah pernikahan Aftab-Ayya.

Selebihnya Hanif memilih menghubungi Ayya dan meminta kepadanya supaya menasihati adiknya agar tidak bicara sembarang kepada daddy mereka mengingat kesehatannya yang masih belum stabil.

Saat telepon Hanif berakhir, Hawwaiz masih bercengkerama bersama kakak ipar. Aftab sendiri tidak mungkin bisa melarang Hawwaiz, karena Aftab tahu siapa yang berdiri dibalik abang ipar meneleponnya untuk mengabarkan kondisi kecelakaan Ayyana di Malinau.

"Dik, tuh Mas Hanif baru telepon Mbak Ayya. Jangan menelepon Daddy dulu," pesan Aftab.

"Aku juga paham Kak, makanya aku memberi kabarnya kepada kalian dan Mas Hanif. Itu saja pasti beritanya nanti akan sampai ke Bang Hafizh dan Kak Al." Hawwaiz memberikan jawabannya.

Sementara di tempat lain, perasaan Vira menjadi tidak tenang. Sejak mulai merasakan hatinya jatuh untuk siapa, sejak itu pula dia merasa ketakutan sendiri. Takut ketika hatinya mencinta dan sulit dihentikan keluarga Hawwaiz justru akan menentangnya sepertihalnya cerita Aftab Ayya.

Tiba-tiba dia kembali mengingat percakapan dengan Hawwaiz kala Almira baru saja sah menyandang nyonya Kamajaya Bayuaji.

"Kenapa El diam saja, ingin juga?" tanya Hawwaiz berbisik saat mereka bertugas untuk membawakan mahar dan cincin kawin untuk Almira dan Kama.

"Bi, jaga bicaramu."

"Wanita mah sukanya begitu, malu-malu mau. Seperti Kak Al tuh, awalnya nggak mau lama-lama bucin juga dengan Mas Kama."

"Aku nggak seperti itu." Vira menjawabnya seketika.

"Yakin? Penawaran nggak akan datang dua kali, El," jawab Hawwaiz.

AORTAWhere stories live. Discover now