14B • Try To be Strong

3K 631 140
                                    

🍬🍬 ------------------------------
if the universe is making you wait, then prepare to receive more than you asking for
------------------------------ 🍬🍬

*nungguin ya? ☺️🤭*

-- happy reading --
مرنتىن نىاكار

TIDAK lagi memiliki banyak waktu, Hawwaiz memilih fokus dengan kegiatannya menjadi seorang dokter muda. Setidaknya ini adalah kesungguhan yang dari awal dia janjikan kepada dunia. Ormond Hospital menunggu tangannya berkarya dan di situlah nanti debutnya dipertaruhkan untuk bisa menandingi Daddy sekaligus kakak sulungnya yang terkenal dengan sebutan dokter bertangan dingin.

Seperti biasa, awal dari clerkship seorang dokter pasti akan dimulai dari seluk beluk emergency unit. Menjadi tenaga medis yang mengedepankan prinsip triase. Seperti yang dikatakan oleh kepala HRD Ormond Hospital, Hawwaiz tidak mengenal satu pun rekannya sesama dokter muda karena rumah sakit ini adalah rumah sakit percontohan yang hanya akan menerima mahasiswa kedokteran dengan lulusan terbaik setiap universitas di Inggris Raya.

Senyumnya tak pernah luntur ketika melihat hasil studi dan piagam yang dia terima saat wisuda dokternya beberapa minggu yang lalu. Hasil yang tidak pernah mengkhianati usaha. Penghargaan yang akhirnya menunaikan satu janji pada orang tuanya.

"Dad, Adik harap Daddy dan Bunda nggak ingkar dengan janji yang telah kita buat bersama," kata Hawwaiz setelah menunjukkan piagam yang diterima itu pada Ibnu.

"Apa selama ini kamu pernah melihat kami ingkar janji?" jawab Ibnu serius.

Hawwaiz tersenyum memberikan jempolnya lalu melambaikan tangannya karena harus mengakhiri panggilan video mereka. Dua bulan pertama ini nyaris seluruh tenaganya terforsir untuk fokus di pelajaran baru yang mengharuskannya berkonsentrasi tinggi. Tidak ingin menyiakan waktu istirahatnya, Hawwaiz melepas snelli lalu membuka kotak makanan yang sengaja dia pesan dari kafetaria rumah sakit.

Namun, baru dua suap makanan masuk ke mulutnya suara Clara, teman clerkship yang berjaga bersamanya, memanggilnya nyaring dan terlihat tergesa-gesa.

"Hawwaiz, hurry up. There are accident patients who need immediate treatment. The emergency unit is full, all the doctors on duty are treating patients."

Hawwaiz kembali menutup kotak makanannya lalu mengenakan kembali snelli yang dia sampirkan di kursi.

"Wait a minute, Claire." Hawwaiz menyusul langkah Clara menuju IGD.

Hectic emergency di rumah sakit besar seperti Ormond Hospital memang tidak pernah ada jedanya. Setiap hari selalu ada pasien datang atau rujukan yang harus ditangani segera.

Seorang pria tengah berbaring dan bersimbah darah. Namun, dia masih sadar untuk bisa mendengar dan menjawab beberapa pertanyaan ringan yang ditanyakan oleh perawat sebelum Hawwaiz dan Clara tiba.

"Altezar Heffry, 28 years old. There was a shoulder injury but the wound on his forehead had to be stitched up immediately because the blood wouldn't stop flowing." Hawwaiz memeriksa kondisi pasien yang kini sedang merintih kesakitan.

Tidak ada yang keliru dengan tindakan pertama yang dia lakukan, tapi setelah kedua matanya melihat dan otaknya secepat kilat mengingat siapa yang kini ada di hadapannya. Gerakan tangannya tiba-tiba terhenti di udara.

"Anything wrong, Hawwaiz?" tanya Clara.

Hawwaiz menatap kembali pasien di depannya. Memastikan dia tidak salah mengenali orang lalu menggelengkan kepala ketika menatap Clara. Dia memilih melanjutkan lagi kegiatannya setelah beberapa kali menghela napas untuk menetralkan lagi hati yang mulai bergemuruh.

AORTAWhere stories live. Discover now