[02] Siapa?

26 13 0
                                    

Tek Tek Tek ...

Bunyi sayuran yang dipotong terdengar sampai ke ruang tamu. Virgie Kusuma-ibunya Linda. Saat ini ia sedang menyiapkan makan malam untuk suami dan anaknya, malam ini ia akan membuat sayur sup. Ia sengaja memasak makanan kesukaan Linda sebagai perayaan pindahnya rumah mereka ke Perumahan Tenjo City.

Kriet

Seseorang membuka pintu rumahnya tanpa salam dan sapaan sedikit pun. "Linda, kau sudah pulang?" tanyanya sambil agak berteriak agar terdengar oleh putrinya. Tapi tidak ada jawaban.

Tap Tap ...

Terdengar suara langkah kaki yang menuju lantai dua. Tidak seperti biasanya Linda seperti itu. Linda selalu memeluk ibunya setiap pulang sekolah, tapi kali ini tidak. Mengucapkan salam pun tidak.

"Mungkin dia masih belum terbiasa tinggal di sini," kata Virgie memaklum, kemudian ia melanjutkan aktivitas memasaknya.

Beberapa menit kemudian, orang itu kembali ke lantai satu. "Linda, bagaimana sekolahmu? Apa kau sudah punya teman baru?" tanya Virgie. Namun lagi-lagi Linda mengabaikannya karena sebenarnya orang itu bukan anaknya.

Orang itu terus berjalan melewati Virgie yang terus memperhatikannya, ia mulai menyadari bahwa orang yang ada di depannya ini bukan putrinya.

Orang itu mengenakan jaket dan celana serba hitam, ia juga menutupi kepalanya dengan tudungan jaket. Linda tidak suka warna hitam, karena itu ibunya bisa tahu bahwa orang itu bukan anaknya. Lalu siapa orang yang menyelinap ke rumahnya itu?

Sementara itu, di tempat Linda yang sebenarnya, ia masih dalam perjalanan pulang bersama Erin.

"Linda," panggil Erin dan Linda pun menoleh.

"Mmm ... tipe cowok seperti apa yang kau sukai?" tanya Erin seraya memainkan rambutnya iseng.

"Eh? Ke-kenapa tiba-tiba kau bertanya begitu? Jangan-jangan kau sedang menyukai seseorang, ya? Apa dia dari sekolah kita? Atau ada di kelas kita? Siapa orangnya?" tanya Linda dengan penuh semangat.

Erin mengangguk mantap disertai semburat merah yang menghiasi pipinya. "Begitulah. Sebenarnya aku sudah lama menyukainya, tapi sepertinya dia tidak menyukaiku." Seketika wajah Erin terlihat murung.

"Eh? Lalu apa dia tahu kau menyukainya?"

"Entahlah. Aku menyukainya sejak SMP, tapi sepertinya dia hanya menganggapku sebagai teman biasa. Mungkin sebaiknya aku melupakannya." Linda turut merasa sedih mendengar cerita Erin. Padahal kisah cintanya sendiri tidak berjalan begitu baik.

"Sejak SMP tapi dia tidak pernah tahu perasaanmu? Ya ampun, orang macam apa itu? Kenapa dia sangat tidak peka?" Linda bertolak pinggang seraya menggelengkan kepalanya karena kesal dengan orang yang Erin ceritakan.

"Ahaha ... sudahlah, mungkin sebenarnya dia tahu, tapi tidak menyukaiku karena itu dia tetap diam saja. Sepertinya aku harus segera move on. Oh iya, kau sendiri bagaimana? Apa ada seseorang yang kau sukai?"

"Aku? Mmm ... ada sih, tapi ...." Seketika semburat merah menghiasi pipinya dan ia menggantungkan perkataannya.

"Benarkah? Siapa? Apa dia dari sekolah lamamu? Atau salah satu cowok di sekolah kita?" Kali ini Erin yang bersemangat. Jangan tanya seberapa semangatnya Erin jika sudah berurusan dengan hal seperti ini, tentunya hal ini bisa menjadi bahan gosip yang akan ia bicarakan dengan teman-temannya.

MirrorWhere stories live. Discover now