23. Where Are You?

2.5K 307 130
                                    

REVISI MY STEP BROTHER
HOPE YOU LIKE IT!

Mohon maaf jika masih ada typo☞☜

®MyStepBrother

Beberapa bulan telah berlalu, Chenle menghilang entah ke mana. Jisung, Renjun, mau pun Jeno mencarinya. Namun tidak ada yang menemukannya.

Kalian tau kan Chenle ke mana?

Jisung waktu tau Chenle tidak ada di rumah Ayahnya sangat kalap, takut terjadi apa-apa dengan Chenle.

Jisung sangat hancur waktu tau Chenle hilang, dia tidak mau keluar dari kamarnya, mengurung diri, menyalahkan diri, dan menyiksa dirinya.

Sang Mama tidak bisa membujuknya, bahkan Renjun sang Ibu tiri tidak bisa mengeluarkan Jisung dari sarangnya.

Jaemin benar-benar mengambil Jisung dari Jeno, lalu Renjun setelah tau anaknya hilang, Renjun pindah rumah tidak seatap lagi dengan Jeno. Renjun kecewa dengan Jeno. Setelah kepergian Chenle, Jeno membawa seorang wanita ke rumahnya, dengan sengaja dia bilang kepada Renjun bahwa ia sudah tidak mencintai Renjun lagi. Renjun menampar keras pipi sang mantan suaminya itu, lalu berlari sejauh mungkin.

Renjun benar-benar kecewa kepada Jeno, mulai dari situ Jaemin dan Renjun berteman, saling membantu sama lain, saling menguatkan. Apalagi masalah Chenle yang pergi dari rumahnya. Itu membuat Renjun amat terpuruk, Renjun saat ini berada di rumah Jaemin untuk sementara waktu.

Seperti yang kalian tau, jika Chenle berada di apartemennya. Apartemen Chenle tuh hanya Jeongin yang tau. Yang lain mah ga tau. Chenle tidak pernah bercerita kesiapapun, termasuk Renjun.

"Chenle di mana kau berada?" Lirih Jisung.

Jisung menangis dalam diamnya, ia tidak tau harus kemana mencari Chenle. Dirinya telah menghampiri semua tempat di kota ini, bahkan kota sebelah dia datangi. Namun nihil tidak ditemukan seorang Lee Chenle.

Chenle benar-benar menutup semua akses hubungan keluarganya. Dia tidak mengabari satu dari mereka semua. Chenle ditemani oleh Jeongin selama ini.

Jeongin punya tanggung jawab untuk menjaga Chenle dan calon anak Chenle. Kehamilan Chenle tentu saja membuat Jeongin harus menahan diri untuk tidak memarahi Chenle di saat Chenle sedang bertingkah ceroboh.

"Kau akan terus bersembunyi Chenle?"

"Eumm ... Ya. Maybe sampai aku melahirkan."

"Kau butuh Jisung sekarang Chenle, dengarkan aku, ini baik untuk kesehatanmu dan bayimu. Kau tau keadaanmu sekarang. Bahkan dibilang baik-baik saja pun tidak." Ucapan Jeongin benar adanya, Chenle telah dirawat beberapa hari ini, karena kondisi Chenle sangat lemah apalagi saat ini Chenle sedang mengandung besar. Sebentar lagi ia akan melahirkan bayinya.

Chenle hanya mampu tersenyum, "aku tau itu, namun inilah yang terbaik untuk semuanya. Di saat aku akan pergi untuk selamanya, mereka tidak akan ada yang menyadarinya. Itulah tujuanku untuk pergi dari rumah, menghindari semua orang agar mereka tidak merasa sakit."

"Itu ... Tidak baik Chenle-ya."

"Jeongin ... Tolong jaga anakku ya, kau sayang aku kan? Tolong jaga dia untukku. Ku mohon Jeongin."

"Chenle, aku tau kau kuat. Jangan menyerah, bertahanlah untuk anakmu. Setidaknya sampai anakmu tumbuh besar."

"Ini tidak mungkin. Aku sudah sangat lelah. Biarkan aku beristirahat untuk selamanya."












































































BRAKK ...































































"KAU TIDAK BISA BERBICARA SEPERTI ITU CHENLE!" teriak Jisung, saat di depan pintu. Ya tadi yang membuka pintu ruang inap Chenle ada Jisung.

Akhirnya Jisung bisa menemukan sang pujaan hatinya, hati Jisung bertambah hancur saat tau kondisi Chenle tidak baik sama sekali. Berbagai macam alat terpasang di tubuh kurus milik Chenle. Hati Jisung sangat-sangat sakit melihatnya apalagi saat mendengar keluhan Chenle.

Jeonginlah yang memberitahu Jisung bahwa Chenle sekarang berada di rumah sakit ini. Karena Jeongin sangat tidak rela untuk kehilangan Chenle.

Dokter berkata, jika Chenle bisa saja sembuh, asalkan ada seseorang yang membuatnya semangat dan mau berjuang untuk kedepannya.

Jeongin pun hanya memikirkan Jisung saat itu, tanpa pikir panjang dan tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Chenle. Jeongin mencari Jisung ke apartemennya, dan ya dia menemukannya. Kondisi Jisung sangat-sangat berantakan.

"Jisung?" Chenle sontak kaget saat mendengar teriakan Jisung.

"Kau—" Jisung memberhentikan ucapan, dia memeluk Chenle dengan sangat erat, dirinya sangat merindukan Chenle. Di peluk sangat erat tidak mau kehilangan Chenle untuk kesekian kalinya.

Air mata Chenle tak terbendung lagi, Chenle mulai menitikkan air matanya.

"Aku sangat merindukanmu, sangat-sangat rindu, kau tau kemana aku mencarimu, mengkhawatirkanmu."

"Chenle, mari kita pulang ya, kita bangun semuanya, aku akan menjadi Suami dan Ayah yang terbaik untuk kalian. Mochi kau senangkan bertemu denganku, aku— adalah Ayahmu Mochi," lirih Jisung.

"Hiks ... Jisungie ... Jangan menangis, aku benar-benar meminta maaf padamu, aku hanya tidak ingin menyusahkanmu dan Eomma. Aku tak ingin membuatmu kecewa Jisungie."

"Mari mulai yang baru sayang, aku akan menyayangimu, melindungimu, dan menjagamu selamanya." Chenle banya menganggukkan kepalanya, Jeongin yang melihat itu tersenyum haru sambil menitikkan air matanya.

Semoga kalian selalu bahagia, lindungilah mereka dari berbagai macam ancaman yang merusak hubungan mereka. — batin Jeongin.























































TBC!
DIKIT YAA ^^
Scroll ke bawah Zeyeng~~

2 chapter lagi^^
Nantikan perbedaan Endingnya :)

Tim sad manaa kakinya??

Tim Happy manaa jempolnyaa??


































Hallo nunaa, kenalin aku jodohnya Cici💚

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Hallo nunaa, kenalin aku jodohnya Cici💚
















Revisi: 171220

My Step Brother || S2 Discontinue Onde histórias criam vida. Descubra agora