14. Sweet Morning

4.5K 466 120
                                    

REVISI MY STEP BROTHER
HOPE YOU LIKE IT!

Mohon maaf jika masih ada typo☞☜

®MyStepBrother

Jika malam sudah lelah menopang waktu, maka bulan pun menyerahkan takhtanya pada surya. Di mana cahaya kembali menjadi penguasa dan mentari adalah raja. Pagi itu embun menitik pada helaian rumput, memberi lembab pada tanah yang mulai basah seakan menangis. Perlahan cahaya turun singgah pada bumi. Harum tanah menyirak menimbulkan aroma.

Suara burung berkicau di pagi hari memang membuat nyaman, tidak ada suara kendaraan atau suara berisik lainnya. Nyaman sekali.

Namun mereka sama sekali tidak terganggu oleh dua hal itu, mereka benar-benar terlelap.

Srekk ...

Terdengar suara gorden yang di buka, membuat cahaya mentari menerpa dua pasang mata yang tengah terlelap itu.

"Ayo bangun, sudah siang," ucap Renjun membangunkan anak-anaknya.

"Hm ..." Leguhan Chenle terdengar.

Salah satu diantara mereka terbangun dan mengerjapkan matanya berkali-kali agar menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

"Uhh lucunya anak Eomma," kekeh Renjun saat melihat Jisung yang sudah bangun, sedangkan Chenle tetap menutup matanya.

Nyawa Jisung masih belum terkumpul sepenuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nyawa Jisung masih belum terkumpul sepenuhnya. Dirinya saja belum menyadari bahwa tangan sebelah kirinya menggenggam tangan sang adik.

Namun, sang adik tidak ada tanda akan melepas genggaman itu. Yang dirasa itu nyaman.

"Le, ayo bangun," ucap Renjun sekali lagi, dirinya lantas pergi menuju dapur untuk melanjutkan aktivitas yang tertundanya.

Chenle dengan tidak elitnya, dia menarik tangan Jisung yang berada digenggamannya untuk kembali tidur, lalu Jisung terjatuh diatas badan Chenle.

Beberapa detik mereka saling bertatapan, tidak ada yang ingin mereka katakan, mereka hanya terdiam dan saling bertatap, tatapan itu mengartikan bahwa mereka memang saling menyayangi dan mencintai.

Detak jantung Chenle tidak beraturan, muka Chenle pun mulai memerah, dirinya lantas mengerjapkan matanya berkali-kali dan ada hal yang dirinya tidak menduganya



























Cup ...












"Morning Baby dolphin," ucap Jisung dengan senyum yang mengembang. Jisung berdiri dari tempatnya lalu dirinya keluar untuk masuk kedalam kamarnya sendiri.

Jujur saja jantung Jisung berdetak tidak karuan, saat dirinya berada diatas tubuh Chenle, dirinya sempat mengingat kejadian 'itu lagi'. Pipi Jisung memanas dan berhasil membuatnya merah, tidak hanya pipinya namun telinganya pun memerah.
















Dilain tempat ...

Chenle tersenyum dirinya tidak menyangka bahwa pagi ini terasa berbeda.

Apa yang dikatakan kakaknya itu mampu membuat Chenle tersipu malu.

"AHHHHHHHH EOMMA!!" teriak Chenle dengan menutup wajahnya yang semakin memerah akibat malu, karena di cium oleh sang kakak dan tapi apa, dirinya di sebut baby dolphin?

Apakah dia memang mirip dengan lumba-lumba?

Atau itu hanya panggilan sayang dari sang kakak?

Ah mana mungkin panggilan sayang, Jisung tidak akan seperti itu. Bukannya Jisung itu membencinya, lantas mengapa hari ini dia seperti itu.

Perlakuan yang manis.

Chenle tersenyum mengingat dirinya di kecup di pagi hari dan diucapkan selamat pagi.

Chenle pikir mungkin ini akan memulai hubungan dirinya dan sang kakak membaik.

Tanpa berpikir tentang kejadian semalam, Chenle bergegas masuk kedalam kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Setelah selesai di acara kamar mandinya, lalu Chenle turun untuk bersarapan bersama.

Di sana sudah ada orang tuanya dan tentu saja sang kakak.

"Pagi Yah, Ma, dan- Jisung," ucap Chenle selagi mendudukan dirinya dikursi meja makan. Namun dirinya memelankan nama terakhir.

"Pagi juga sayang," ucap Jisung dengan sengaja.

Chenle langsung melirik ke arah Jisung berada, lalu melototkan matanya tanda bahwa iya marah. Yang terlihat oleh Jisung itu bukannya menakutkan melainkan kegemasan yang dirasakan.

Chenle mendudukan dirinya di samping sang kakak. Chenle memulai sarapannya, namun ada hal yang Chenle tidak sukai, di mana sang kakak mulai menggodanya dengan cubitan kecil di pahanya.

Chenle mengabaikannya, Chenle tetap fokus pada sarapannya.

"Eomma," panggil Chenle.

"Kenapa Le?" Tanya Eomma.

"Diem bangsat!" ucap Chenle pada Jisung karena Jisung sedari tadi tetap mencubit pahanya, mungkin karena Chenle merasa sakit jadinya ngegas. :)

"Your language, please." intruksi Jeno.

"Hehe, Jisungnya nyebelin," ucap Chenle, lalu Chenle berdiri dan bergegas pergi keluar rumah.

"Berangkat dulu, pai pai" disusul oleh Jisung, kedua orang tua mereka hanya menggelengkan kepalanya.


























TBC!
Baru sadar kalo ini pendekಠ◡ಠ
Revisi: 141220

My Step Brother || S2 Discontinue Where stories live. Discover now