15. Chenle-yaa

3.7K 423 139
                                    

REVISI MY STEP BROTHER
HOPE YOU LIKE IT!

Mohon maaf jika masih ada typo☞☜

®MyStepBrother



© MyStepBrother

Selama dua bulan hubungan antara Jisung dan Chenle membaik, mereka ke manapun akan pergi berdua.

Diam-diam mereka menyimpan semua perasaan yang ada, mereka saling menyayangi satu sama lain. Namun egonya lebih tinggi.

Menyingkirkan perasaan yang telah tumbuh itu dengan menyibukkan diri mereka masing-masing. Ah bukan menyibukkan untuk sekolah, melainkan menyibukkan untuk menjadi pasangan yang baik.

Ya, mereka saat ini sedang mempunyai pasangannya sendiri.

Mereka tengah bermain di kamar Chenle, mereka membahas tentang tugas yang diberikan oleh Guru Les mereka. Hanya sebagai formalitas saja, sebenarnya mereka sama-sama saling merindukan. 


Berbagi cerita dalam hidup mereka merupakan salah satu menyalurkan rasa rindu yang mereka miliki, perlahan rindu itu menjadi berkurang.

Serasa ada yang mengganggu didalam perut Chenle, lalu Chenle berlari ke toilet yang berada di kamarnya.

Itu, membuat sang kakak tampak khawatir, ingin menyusul, tapi ya gimana gitu. Lebih baik diam.

Kekhawatiran Jisung pun terjadi dirinya mendengar suara aneh dari dalam toilet, dirinya sudah memperkirakan ini akan terjadi.

Jisung mengira Chenle bukan seperti kedua orang ibunya. Namun salah Chenle merupakan orang yang termasuk kedalam lingkup orang spesial.

















Hoek ... Hoek ... Hoek ...



Jisung menghampiri Chenle yang sedang berada di depan wastafel sambil memuntah isi perutnya.

Jisung memijat tengkuk leher Chenle dengan pelan dan hati-hati.

Dirasa Chenle sudah tidak memuntah, dirinya bertanya, "Apakah kau baik-baik saja?" Chenle mengangguk lalu pergi meninggalkan Jisung yang berada di toilet.

Dirinya membaringkan tubuh kurus itu di atas kasur king size itu. Lalu mencoba menutup matanya.

Dirinya merasa bahwa kepalanya sangat pening dan perutnya seakan ingin terus memuntahkan isinya. Namun hanya angin kosong yang berada di dalam perut Chenle.

Jisung memijat pelipis Chenle agar lumayan baik untuk kondisi sekarang.

"Mau kedokter?"

"Tidak,"

"Kau pucat Chenle!" bentak Jisung.

"Tidak apa, aku hanya ingin tidur, mungkin aku kelelahan."

"Baiklah." Jisung menghela napasnya, ia tau jika berdebat dengan Chenle tidak akan menang. "Kau tidurlah, aku akan membuatkan sup untuk meredakan mualnya," sambung Jisung. Chenle mengangguk lemah.

































'Nak apakah kau baik-baik saja?' tanya Chenle di dalam hati. 'jangan membuatku bersalah sayang, Muma sangat menyayangimu. Tak apa jika nanti Daddy tidak akan menerimamu.'









Ya, Chenle sedang menggandung dan usia kandungannya masih terbilang muda.

Usia kandungan Chenle sekitar 3 bulan, dan Chenle perkirakan jika benih yang Jisung titip tumbuh di dalam rahim Chenle.

Chenle mengetahuinya saat satu bulan yang lalu, saat dirinya terus-menerus merasa mual dan pusing. Dan itu membuat Renjun membawanya untuk memeriksakan kondisi sang anak.

Renjun kaget saat anaknya memiliki rahim yang sama dengan Renjun. Artinya anaknya juga spesial seperti dirinya.

Renjun menghela napasnya, tidak tau apa yang akan ia katakan pada sang suami.

Renjun dan Chenle tidak berniat untuk memberitahu Jeno dan Jisung. Takut jika mereka berdua kaget dan murka. Terlebih Jisung, mungkin ia tidak mau dengan kehadiran Chenle yang sedang mengandung sang buah hati.

Maka dari itu, Renjun dan Chenle menutupinya. Namun, akhirnya Jisung tau saat Jisung dengan sengaja mendatangkan dokter saat Chenle tertidur pulas.

Karena Jisung sangat khawatir akan kondisi Chenle yang memucat.

Dokter berkata, "Jangan membuatnya stres ya, tidak baik untuk kesehatan dan juga ini baru trisemester ketiga pasti akan sangat menyiksa tubuh sang Ibu, ini mungkin masih awal untuk merasakan mual dan pusing dikepala. Semua orang yang tengah mengandung pasti akan merasakannya."

Jisung menganggukkan kepalanya, mengambil napas sebanyak-banyaknya, lalu berniat menghampiri sang pujaan yang sedang tidur.

Mengusap pucuk kepala Chenle dengan pelan agar tidak terganggu waktu tidur Chenle. Tadi Chenle diberikan obat pereda mualnya, hanya bersifat sementara dan itu membuat Chenle terlelap.

"Mengapa tidak bilang Le," gumam Jisung.

Jisung lantas pergi meninggalkan Chenle. Chenle membuka matanya, "maafkan aku Ji," Chenle membuka matanya disaat punggung kokoh itu mulai menjauh di kamarnya. Pintu kamar Chenle dibiarkan terbuka oleh Jisung. Entah keknya lupa deh.

Chenle menitikkan air matanya, Jisung sudah tau keberadaan bayinya. Bagaimana ini, apa yang harus dilakukan Chenle.

Menggugurkannya atau mempertahankannya?

Jika dirinya menggugurkannya, ia sama saja dengan setan.

Tapi.

Jika mempertahankannya, ayahnya dari bayinya akan menyiksanya. Jika ayahnya tidak menginginkan bayinya.

Chenle bimbang. Ia harus berbicara dengan sang ibu yang mengetahui ini. Namun sayangnya sang ibu sedang berbulan madu dengan sang ayah.

Dengan bodohnya, sang ibu tidak membawa handphone, agar tidak diganggu kali ya. Hilih dah tua juga.




















Tbc!

Monmaap ni ya, ada yang mau masuk grup Chenji gaa?

Link aku taruh di profil yaa, hiks ayo masuk lah(╥﹏╥)

Cici buat untuk kalian....

Baiklah..


























Revisi: 151220









Pikiranku traveling melihat ini🌚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pikiranku traveling melihat ini🌚

My Step Brother || S2 Discontinue Where stories live. Discover now