[DK] Future

592 66 6
                                    

-°-
Genre: fantasy, slice of life, romance
Mulmed: Hello Goodbye (Hyorin)
1900 Words
Starring casts: Y/n, Seokmin, Jihyo
-°-

"Brengsek.."

Kamu berlari sekencang yang kamu bisa. Nafasmu terengah, memburu, seakan tengah berebut oksigen. Kamu memegangi dadamu yang terasa sesak. Semakin bertambah sesak begitu memori beberapa menit lalu kembali terekam dalam ingatanmu. Saat dimana kamu, dengan mata kepalamu sendiri memergoki Seokmin tengah memeluk Park Jihyo, teman satu ekskulmu.

Tanganmu mendadak dingin, keringat bercampur dengan kecemasan yang kian bertambah. Terus mengira-ngira kemungkinan apa yang membuat Jihyo dan Seokmin berpelukan seperti tadi. Mungkinkah mereka berpacaran? Tapi kenapa Seokmin bahkan tidak cerita apapun mengenai kedekatannya dengan Jihyo padamu? Biasanya, pria itu tidak akan segan memberitahukan apa saja yang ia rasakan padamu. Saat pria itu sedih, kesal, marah, kecewa, sampai perasaan jatuh cinta sekalipun. Kamu pun tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ternyata perasaannya jauh berbeda saat hanya mendengar dan melihatnya langsung.

Kamu mengacak rambutmu frustrasi. Hatimu semakin perih saat lagi-lagi bayangan itu melintas tanpa permisi dalam benakmu. Entah perasaan macam apa sebenarnya yang tengah kamu rasakan, kamu sendiri pun tidak tahu pasti. Tapi satu yang paling dominan kamu rasakan adalah sakit.

"Kau brengsek, Lee Seokmin" Racaumu lagi. Sudah puluhan kali kamu terus menggumamkan hal yang sama, mengutuk, menyumpah-serapahi Pemuda Lee itu berharap dengan begitu hatimu bisa menjadi sedikit lega. Namun nyatanya, jangankan berkurang barang sepersen, rasa sakit itu justru semakin bertambah terlebih begitu memorimu kembali membawa dirimu masuk kedalam kenangan-kenangan manis yang Seokmin ciptakan bersamamu.

Digantung itu rasanya tidak enak.

Statusnya sih sebagai teman dekat.

Tapi kenyataannya seperti teman hidup.

Saking kesalnya kamu dengan Seokmin, kamu tidak bisa lagi fokus memerhatikan jalan didepanmu. Kamu kaget saat tiba-tiba kakimu kehilangan keseimbangan, tubuhmu terhempas kebelakang. Gelanyar aneh merambat disekujur tubuhmu. Kamu dapat merasakan dinginnya lantai sekolah. Punggungmu terasa amat sakit setelah menghantam keramik, namun untungnya kamu masih cukup kuat untuk berdiri.

"Anda baik-baik saja?"

Kamu mendongak. Menatap perawakan sosok wanita bersurai sepinggang, dengan wajah berseri tengah mengulurkan tangan untuk membantumu tegak. Tanpa banyak berpikir, lekas saja kamu menerima bantuan darinya.

"Sa- saya tak apa. Hanya tadi ter–"

Kamu diam sebentar. Otakmu butuh waktu untuk memproses dan mengenali sosok wanita yang kini tengah berdiri didepanmu lengkap dengan senyuman secerah mentari. Wanita itu sedikit lebih tinggi darimu dan kulitnya lebih putih. Itu saja yang membedakannya dengan dirimu. Selebihnya sama. Postur wajah, bentuk hidung, mata, bibir, alis, hingga tahi lalat kecil didagu kanan. Persis seperti cetakan dari dirimu. Kamu terlonjak saat menyadari ada yang aneh. Wanita itu juga tidak berhenti tersenyum sejak tadi!

menyeramkan.

"Ka- kau si- siapa?"

"Aku?" Ulangnya bingung. Kamu mengangguk membenarkan.

"Aku kamu"

"Hah?"

Kamu menggelengkan kepalamu merasa aneh dengan jawaban yang dilontarkan wanita itu. Kamu mengernyit bingung memerhatikan wanita itu dari atas sampai bawah. Kamu menatap wanita itu lamat-lamat, seolah enggan untuk melewatkan seinci saja penampakan wanita tersebut. Kamu menelisik wajahnya pertama kali. Memang benar wajahmu dan wajah wanita itu sangat sama. Kamu seperti sedang bercermin. Wanita itu memiliki wajah yang sama seperti wajahmu saat dipoles bedak tipis. Untuk yang terakhir kalinya, kamu beralih ke jemari wanita itu. Sama. Kuku-kuku kurus dan jemari panjang itu kelihatan persis seperti milikmu.

[✓] Seventeen [Imagine]Where stories live. Discover now