✓Extra Part || Bumil Ngambek✓

Start from the beginning
                                    

"Yaudah deh." Zara memeluk Al-Fath yang menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang.

Melirik Zara yang sudah tidur Al-Fath mengirimkan alamat lokasi apartemen beserta dengan lantai dan nomor unit.

Pokoknya malam ini Zara harus segera pergi dari apartemennya.

****

Al-Fath mengerjapkan mata saat Adam menelponnya, Al-Fath mengirimkan kode akses pintu masuk. Dengan pelan Alfath meninggalkan Zara yang tidur nyenyak.

Al-Fath berjalan keluar kamar, di ruang tamu sudah ada Adam yang duduk di sofa menunggunya.

"Jadi istri kamu kenapa?"

"Salah paham," Jawab Adam enteng.

"Dia baru beberapa jam disini aja kepala ku serasa cenat-cenut, mintanya aneh-aneh ngambekan, nangis juga." Al-Fath memijat kepalanya yang terasa pening.

"Hormon ibu hamil."

"Terus dia kenapa sampe pagi-pagi bawa koper ke sini nggak pamit suami, kenapa sih?" Tanya Al-Fath penasaran.

Adam mendongakan kepala, menatap Al-Fath."Dia ngambek karena nyidamnya nggak keturutan."

Al-Fath mengerutkan dahi,"Kamu ada-ada aja, emangnya nyidam apa? Kamu mau anak kamu ileran?"

Adam menyenderkan bahunya di sofa, menatap langit-langit ruang tamu apartemen Al-Fath.

"Kemarin dia bilang pengen smoothie, tapi aku yang buat. Aku seneng bisa memenuhi ngidam Zara, kupikir smoothie yang di inginkan dia wajar, yaa paling nggak kan ada pisang stroberi atau berry."

Al-Fath antusias mendengarkan cerita Adam.

"Tapi Zara mencampur bahan-bahan aneh," Lanjut Adam, Al-Fath mukanya sudah mulai horor.

"Kupikir oke tidak apa-apa asalkan Zara memakannya, karena Zara tidak bisa makan apapun kemarin." Adam mendesah,"Abang tau uang dicampurkan?"

Al-Fath menggeleng.

"Dia mix Pisang, Pare, Seledri, semangka, entah apa yang dimasukkan semuanya di campur jadi satu."

"Zara memakannya?"

Adam menggeleng,"Dia minta aku yang makan."

Seketika tawa Al-Fath pecah, ia bahkan terpingkal-pingkal mendengar cerita Adam.

"Kamu memakannya?" Tanya Al-Fath saat tawanya sedikit mereda.

"Awalnya iya, tapi perut aku udah kayak habis naik roller coaster. Sumpah mual banget. Aku buang tuh makanan, Zara tau akhirnya ngambek deh."

Mendengar suara bising Al-Fath yang terpingkal-pingkal Zara bangun dari tidurnya. Dia berjalan menuruni tangga, menuju sumber suara bicara Al-Fath dengan seseorang diarah meja bar di dapur.

"Mau apa kesini?" Ucap Zara saat melihat Adam yang sibuk mengobrol dengan Al-Fath tentang smoothie monster ala Zara.

Adam mendengar suara istrinya langsung berjalan mendekati Zara.

"Jangan mendekat!" Perintah Zara, mengangkat tangannya saat Adam hendak memeluk nya.

"Kenapa?" Tanya Adam bingung.

"Kamu nggak sayang sama aku dan anak kita."

Adam hanya bengong mendengar ucapan Zara, sementara Al-Fath menggelengkan kepala nya. Seri drama keluarga apa lagi ini, ucap Al-Fath dalam hati.

"Aku sayang sama kalian, anak-anak dan juga tentunya, sayang sama istri aku yang cantik ini." Bujuk Adam.

Zara tetap menggeleng, hormon ibu hamil memang cepat sekali merubah moodnya.

Al-Fath sudah jengah, bisa-bisa sampai besok pagi mereka akan terus menampilkan drama keluarga.

"Dam, balik aja biar Zara disini dulu". Al-Fath menepuk pundak Adam, sembari memberikan kode berupa kedipan.

Adam mengangguk, oke bantuan datang dari kakak ipar.

"Ya juga bang, lagipula Zara juga nggak mau ketemu aku. Hari ini juga ada kesibukan, jadi titip Zara dulu." Adam mulai aktingnya, hendak berjalan keluar.

"Suami kamu itu orang super sibuk, sama seperti Abang Za. Kamu istirahat, Abang juga mau siap-siap ada rapat dadakan hari ini dengan investor luar negeri". Jelas Al-Fath, sedikit melebihkan alasannya.

Wajah Zara sedikit mengendur, "Aku sendirian?" Cicitnya.

"Hmmm". Jawab Alfath "Kembali tidur sana!" Perintah Al-Fath pada Zara.

"Nggak bisa tidur kalo nggak dipeluk" Rengek nya, semenjak hamil Zara harus di peluk terlebih dulu agar ia bisa tertidur.

Adam masih melihat interaksi dua bersaudara itu.

Al-Fath memutar tubuh Zara menatap Adam, mencondongkan kepalanya tepat di samping telinga Zara lalu menunjuk ke arah Adam.

"Di sana ada bapaknya anak kamu Za, tadi katanya kangen."

Zara mencebikan bibir, lalu berjalan cepat merentangkan tangannya ke arah Adam.

"Kangeen!!!" Ucap Zara, saat sudah berada dipelukan Adam.

"Udah ngambeknya?"

Zara hanya menganggukkan kepalanya di dalam pelukan suaminya.

Adam dan Al-Fath saling memberikan kode jempol.

"Makanya Za, kalau ngidam jangan aneh-aneh suami kamu sehat nggak, malah diare." Gerutu Al-Fath saat melewati pasangan suami istri yang sedang berpelukan itu.

Sedangkan Zara, sudah tidak mendengarkan gerutuan Al-Fath, dia lebih menikmati pelukan Adam dan tertidur hanya hitungan detik.

"Bawa aja ke kamar, sekalian nginep aja. Aku mau pulang ke rumah."

"Thanks bang."

Adam memperhatikan wajah Zara yang tidur tanpa melepaskan pelukannya, ia tersenyum mengamati betapa berubahnya sifat Zara hingga Adam kuwalahan. Ia tersenyum, terima kasih karena hormon hamil Zara membuat istrinya bersikap manja tanpa malu-malu seperti dulu.


*****

Tambahan : untuk extra part cuma sampai disini, dan cerita Zara secara eksplisit akan ada di cerita "Last Leaf".

Terima kasih untuk para pembaca, yang sudah support like maupun komen.

Bye-bye














Bunda Untuk Anissa (END)Where stories live. Discover now