✓Dia Kembali (2)✓

13.4K 909 1
                                    

Adam berjalan gusar setelah menerima informasi dari Meja resepsionist, bahkan buku-buku tangannya yang tadi berdarah kini tak merasakan sakit setelah membaca banyak pesan dari Zara.

Bahkan Zara sudah menelponnya berkali-kali, bahkan ratusan pesan sudah ia kirimkan namun karena Adam lupa menyalakan data seluler setelah keluar dari kantor membuat pesan Zara tak ada yang masuk satupun.

Adam membuka knop pintu tergesa disana sudah ada Zara beserta keluarganya dan kedua orang tuanya yang menemani Anissa.

Sementara itu tangis Zara langsung pecah melihat kedatangan Adam, ibunya mengusap pelan punggung Zara mencoba menenangkan dirinya.

Adam duduk di kursi sebelah Anissa yang kini terbaring di ranjang dengan wajah yang memerah penuh bentolan dan selang oksigen yang terpasang di hidung mungilnya, diusapnya lembut rambut hitam legam milik Anissa dengan sayang.

Zara yang melangkahkan kakinya menuju Adam yang duduk disamping ranjang Anissa. Dia bahkan duduk bersimpuh di lantai memohon maaf pada Adam.

"Adam maafkan aku, aku lalai menjaga Anissa." Zara menagkupkan kedua tangannya di depan wajahnya, air matanya berlinangan, menahan isak tangis.

"Aku bodoh Adam, maafkan aku kumohon maafkan aku." Mohon Zara diselingi isakan menahan tangisnya.

"Zara berdirilah," ucap Adam lembut, menatap manik mata Zara.

Adam berdiri dari duduknya kini dia menggandeng lengan Zara keluar dari kamar ingin membicarakan sesuatu empat mata dengan Zara.

Mereka berdua kini berada di taman Rumah Sakit dilihatnya Zara masih sedikit sesegukan menahan tangisnya.

"Udah dong Zara jangan nangis terus, nanti dikira aku jahat sama kamu." Adam terkekeh melihat kondisi Zara yang matanya sembab dan mukanya yang memerah karena menangis.

"Sekali lagi aku minta maaf ya," ungkap Zara yang masih sedikit terisak.

"Astagfirullah!, Adam tangan kamu!" Pekik Zara panik melihat buku tangan Adam yang berdarah terkena pecahan kaca.

"Gak papa Zara, ini nggak sakit." Adam menenangkan Zara, menggerakkan tangannya seakan baik-baik saja meskipun sedikit ngilu.

Zara berdiri menarik ujung lengan tuxedo Adam, langsung membawanya ke IGD untuk segera diobati. Adam meringis ketika lukanya di sterilkan dengan Alkohol.

"Pasti sakit". Zara ikut meringis melihat Adam. Adam hanya terkekeh melihat Zara yang ekspresinya ikut menahan perih di tangannya yang sedang diobati.

"Sudah selesai pak, untuk obatnya silahkan tebus di apotek sebelah sana." Terang seorang perawat yang menangani Adam.

***

Sekembalinya Adam dan Zara dari IGD kini mereka berdua ada di ruangan dokter Aisyah yang menangani Anissa.

"Apakah dari anda berdua ada yang alergi dengan seafood?" tanya dokter itu, Adam dan Zara tersentak mendengar pertanyaan dari Dokter Aisyah.

Adam segera menetralkan raut wajahnya.

"Ya, saya alergi seafood Dok tapi untuk asma, ibu saya yang mengidap. Namun tidak terlalu sering kambuh," Ucap Adam yakin.

Dokter Aisyah mengangguk. "Anissa terindikasi alergi dengan seafood, bu Zara sudah menjelaskan bahwa makanan terakhir yang dikonsumsi tidak mengandung seafood. dan sebelum Anissa mengalami pingsan, sesak nafas, dan ruam. Bu Zara mengatakan bahwa mereka berada di bazar." Jeda tiga detik,"Jadi bisa saja alergi yang diidap Anissa berasal dari asap seafood, saat dia melewati stand yang menjual seafood di bazar. Pernah ada kasus yang serupa seperti ini tetapi di Luar Negeri. Beruntung Anissa segera di bawa ke RS, jadi dia ditangani dengan cepat."

Bunda Untuk Anissa (END)Where stories live. Discover now