“Memang kenapa?”

“Karena kau membuatku pusing,” jawab Chris.

“Oh ....” Damien merengut. “Maaf. Sebenarnya aku merasa bersalah karena kau terluka. Tapi jujur saja aku antara sadar dan tidak saat melakukannya.”

“Lalu kau mau menggendongku hingga ke puncak?” tantang Chris.

Sementara Matt mencebik. “Dasar kakek-kakek.”

“Jadi kau tidak mau memaafkanku?” tanya Damien.

“Bagaimana ya,” pikir Chris menimang-nimang. “Kau juga baru saja melukai hati Mike.”

“Aku? Kapan?” bingung Damien.

“Kau tahu? Membuat mereka menerimamu saja sudah sulit. Lalu sekarang kau menambahi rasa benci mereka padamu,” omel Matt.

Damien mengernyit. “Benci padaku? Hei! Aku salah apa?”

“Salahmu ... yah, mungkin kau terlalu lama tinggal bersama manusia biasa.”

“Kau manusia super?” ulang Chris pada Matt.

“Diam kau!” Matt terkekeh merasa geli sendiri. Lalu apa? Ia tidak bisa mengumpamakannya dengan kata-kata lain.

“Lalu kenapa?” tanya Damien.

“Ya, jadi mereka sulit menyesuaikan diri denganmu. Mereka berdua yang paling muda, lalu kau hadir membuat perhatian Daves dan Sean beralih padamu,” pikir Matt.

“Jadi itu salahku? Lagi pula aku tidak ingin di sini. Aku ingin kembali ke Paris,” kesal Damien.

Chris tersenyum simpul. “Kemudian memangsa manusia layaknya kau memangsa kambing itu?”

“Aku, um ... ya ... Matt! Tidak bisakah kau memberiku obat atau ramuan atau apa pun itu?”

Matt mengernyit. “Untuk?”

“Agar aku dapat menjadi manusia seperti pada umumnya lagi.”

“Gen milikmu tidak sama dengan mereka. Jadi kupikir tidak ada sesuatu yang bisa merubahnya,” jawab Matt.

“Benar-benar menyusahkan,” kesal Damien.

“Siapa?”

“Diriku sendiri.”

Matt menghela nafasnya seraya bersandar. “Tidak akan. Kau sudah menghabiskan dua labu ramuanku.”

“Apa artinya?” tanya Damien.

“Artinya kau akan lebih terkendali lagi dari biasanya. Cahaya bulan tidak akan memengaruhi apa-apa,” jelas Matt. “Termasuk full moon. Aku sudah menjelaskannya pada Sean. Mungkin kau hanya harus berlatih sedikit saja.”

“Lalu kenapa dengan Mike? Kau bilang aku juga melukainya.”

Chris berdeham. “Ya. Kau mengatakan soal ketidakpastian masa depan. Melihat masa depan adalah kemampuan Mike. Tetapi kau secara terang-terangan mengatakan kelemahannya.”

“Letak kesalahanku di mana? Bukankah benar masa depan memang bisa berubah-ubah?”

“Ya. Tetapi Sean sekalipun tidak pernah mengatakannya meskipun dia tahu dan bisa melihatnya,” ucap Matt.

“Jadi aku perlu minta maaf?”

🐾

Fred berdiri di depan jendela kamar Mike untuk menatap butiran salju. Benda putih itu membawanya pada ingatan baik dan juga ingatan buruk sekaligus. Mungkin hanya Sean yang tahu, karena kejadian itu dulu sekali di pegunungan Pirenia.

CanistopiaМесто, где живут истории. Откройте их для себя