Chapter 12: Teman Masa Kecil

570 117 12
                                    

"Udah, udah. Tamat udah."

Shinobu menghela napas pendek melihat Mitsuri mondar-mandir panik di depannya. Sementara Mitsuri cemas, Shinobu berbaring santai pada kasur tempatnya merebahkan diri saat ini.

"Gue salah apa, sih. Gue gak tau salah gue di mana." 

"Kenapa, sih? Kenapa?" tanya Shinobu

Mitsuri berhenti, kemudian menoleh dan menghela napas. "Obanai."

Shinobu berdecak, seketika langsung merotasikan bola matanya malas. Ia berguling ke samping, memunggungi Mitsuri. Membuat Mitsuri pun merengek melihat itu.

"Shin, jangan gitu, anjir. Tolongin gue,"  Mitsuri menggoyangkan pundak Shinobu heboh.

Shinobu hanya menghela napas dengan tatapan nanar. "Tau ah."

"Ck, elu mah, gitu." dengus Mitsuri. "Eh, lupa. Lu juga ancur, ya. Sampe sekarang  gak pernah dinotice sama Giyuu."

"Sinting lo." sinis Shinobu. "Kalo Akashi denger, bisa jadi masalah."

"Nah, berarti emang lu suka sama dia."

"Udah dibilang enggak!" Shinobu bangkit dan melemparkan bantal ke Mitsuri. 

Sontak saja Mitsuri langsung menghindar. Gadis itu mundur sampai tak sengaja membentur lemari. Membuat tumpukan baju yang ada di atas lemari pun berjatuhan. Shinobu tertawa puas melihat itu.

Tapi tidak dengan Mitsuri yang terdiam. Soal baju yang berantakan lagi setelah dilipat memang membuat Mitsuri kesal. Tapi ada yang lebih dari hal itu. Ini soal, baju olahraga Obanai.

"Bentar, gue ke rumah Obanai dulu." kata Mitsuri langsung pergi.

"Lah? Mau ngapain?" 

"Balikin baju olahraga. Bentar!" jawab Mitsuri menutup pintu.

Sementara itu, Shinobu terdiam di tempat. Obanai. Baju olahraga. Dan Mitsuri. Shinobu terdiam beberapa saat, lalu melotot seketika. Otaknya sudah traveling jauh, tak menyangka Mitsuri sudah dewasa.

Tapi... gak mungkin, kan?


- ⚘ - 


Obanai hanya diam saat Uzui menyodorkan ponselnya yang berisi foto dan videonya bersama Mitsuri. Dari foto Mitsuri yang menguncir rambut panjang Obanai, sampai foto selfie bertiga dengan Shinobu. 

"Kan, lo udah liat. Gue temenan sama Mitsuri dari kecil."

"Gue gak butuh foto itu." jawab Obanai dingin.

Uzui diam tak menjawab, cowok itu mematikan ponsel dan memasukan benda pipih itu ke saku. Hening sejenak. Uzui nampak lebih tenang kali ini, tidak membaduti diri seperti biasanya. Bahkan Obanai heran sesaat ketika melihat sisi Uzui yang seperti ini.

"Yang lo denger dari orang lain soal gue apa?" tanya Uzui.

Obanai tak langsung menjawab. Di tengah percakapan serius ini, cowok itu tahu ada maksud yang ingin Uzui sampaikan. Dan Obanai mencoba menangkap semua itu. "Fakboi." jawab Obanai jujur. "Gak heran, cara lo ngetreat Chitoge aja profesional banget."

Uzui tertawa mendengar jawaban itu. Kalimat pedas Obanai dibawakan dengan wajah datar. Cowok itu cocok sekali jadi pemeran antagonis di ekskul teater.

"Ya terserah sih, kalo lo mau nganggap gitu juga." Uzui menatap Obanai lurus. "Yang harus lo tau, Mitsuri bukan mainan. Lo nggak akan pernah bisa mainin Mitsuri."

Oh, jadi mereka sudah sampai di inti pembicaraan. Ancaman dari teman masa kecil. Lucu sekali. 

Tapi tatapan Uzui juga sedang serius. Obanai jadi agak takut, bisa-bisa dia ditendang sampai ke Afrika. Apalagi, badan Uzui kan besar.

"Gue gak mainin dia." kata Obanai singkat.

"Lo tau? Temen gue itu suka sama lo. Jadi keputusan lo cuma ada dua, mau ninggalin dia SEKARANG atau maju." ucap Uzui menekankan kata- katanya. Ya, Obanai benar-benar diancam.

"...Gue tentuin sendiri." jawab Obanai akhirnya. Cowok itu berbalik dan beranjak pergi dari taman wisteria. Meninggalkan Uzui yang terduduk sendirian di ayunan.

Namun belum jauh melangkah, satu kalimat dari Uzui membuat Obanai berhenti.

"Keputusan buruk baliknya ke DIRI SENDIRI, Nai."

Obanai diam sesaat. "...gue tau." jawabnya lalu pergi.


- ⚘ - 


"Permisi..." Mitsuri mengetuk-ketuk pintu rumah Obanai, berharap ada sahutan dari dalam. Atau mungkin  lebih, berharap Obanai yang keluar membukakan pintu. Karena hanya ini kesempatan Mitsuri.

Pintu akhirnya tebuka, Mitsuri sudah bahagia. Tapi ternyata yang keluar adalah Bu Iguro. "Oh, Mitsuri. Kenapa, Nok?" ujar Bu Iguro ramah.

"Ah, ini, Tante. Baju olahraga Obanai. Waktu itu hujan pas pulang, terus dipinjemin ini sama Obanai. Maaf saya baru bisa kembaliin. Besok kan jadwal kelas Obanai olahraga." jelas Mitsuri memberikan baju olahraga Obanai pada ibunya.

"Santai aja, Nok. Anak cowok itu bisa pake baju temennya. Udah biasa kalo itu."

"Haha, tapi kan tetep harus dibalikin juga, Tante." jawab Mitsuri sambil mengusap tengkuknya canggung.

Percakapan mereka terhenti ketika seseorang masuk ke pekarangan. Bu Iguro langsung menoleh, Mitsuri pun ikut menoleh. Obanai yang datang terdiam melihat Mitsuri ada di depan rumahnya. Apalagi, Mitsuri sedang bicara dengan ibunya.

"Kenapa ngikut panggilan gue? Kan belum jadi mertua lo."

Ah, sial. Kalimat itu malah terlintas sekarang. Setelah lelah menghadapi segala bacotan Uzui, kini Obanai harus bergelut dengan perasaannya sendiri.


Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


A/n: Chapter depan anak-anak arisan kocok didikan Haji Hamid bakal quality time. Jangan lupa vote ya! 

That Boy | Obamitsu✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum