Chapter 02: Gocekan teman

1K 175 50
                                    

"Nai," 

Obanai yang sedang merunduk memainkan ponsel itu mendongak. Cowok itu mendapati Yato dengan tumpukan buku paket di tangannya, membuat Obanai seketika mengernyit. Lagi pula Yato tidak mungkin membawanya dengan suka rela.

"Apa nih?" tanya Obanai curiga.

"Keciduk Pak Erwin anjir, malah disuruh bawain bukpat tambahan ke X-2," adu Yato mengomel dengan wajah kesal. "Gak jadi bolos ke kantin nih. Mending lo bantuin gue bawain."

Obanai mendecak kecil, namun akhirnya cowok itu memasukan ponsel ke saku kemudian mulai meraih setengah buku paket sejarah tambahan. Tidak banyak guru yang menggunakan bukpat tambahan memang, namun Pak Erwin menggunakannya.

Sudah ciri khas sih, dari awal pun begitu. Karena di bukpat banyak latihan soal, jadi Pak Erwin mengunakannya saat mengajar. 

Obanai dan Yato pun beranjak meninggalkan kelas mereka ke kelas ke dua. Sebenarnya cowok bersurai hitam itu malas, tapi lebih malas lagi melihat Yato yang nantinya akan mengomel lebih panjang lagi kalau Obanai tidak mau membantunya.

Ah, istirahat pertama ini seharusnya Obanai bisa bersantai.

"Nagisaaaaa," kata Yato memanggil ramah dengan senyuman lebar begitu dua cowok itu tiba di kelas yang dituju. "Ada titipan dari Papi Erwin nih,"

Gadis berambut coklat yang duduk di meja pojok itu pun menoleh. Lalu melebarkan mata "Oh iya, taruh di meja guru aja dong, Yat. Riweuh banget gue lagi nyatet."

"Okaii cingtak," jawab cowok itu.

Yato dan Obanai pun melangkah mendekat ke meja guru yang kebetulan kosong, kemudian menaruh tumpukan buku di sana. Papan tulis kelas ini dipenuhi dengan catatan fisika, pelajaran sebelumnyaa.

Ketika Yato hendak membalikan badan, pandangannya malah jatuh pada seorang cewek yang duduk di meja tengah depan. Cowok itu memandanginya lama, terpana begitu saja dengan iris hijau yang cantik itu.

"Heh sinting," Obanai menyikut rusuknya pelan. "Gak sopan. Ayo," katanya tegas.

"Bentar,"

Yato melangkah mendekat ke tengah. Kemudian tersenyum tipis pada gadis pemilik iris hijau itu sambil menjulurkan tangan. "Hai sist, Yatogami di sini."

"Apa sih anjir, Markoto sok akrab banget," desis Shinobu tak suka.

Yato hanya menjulurkan lidah pada Shinobu. Tidak terlalu ambil peduli dengan celetukan pacar teman satu gengnya, Akashi. Cowok bersurai gelap itu pun kembali melirik saat gadis berkepang dua itu menyambut uluran tangannya.

"Mitsuri," katanya menyebutkan nama.

"Namanya cantik, kayak—"

"Udah."

Yato, Shinobu, dan Mitsuri sontak menoleh pada Obanai yang menaruh tangan kanan di atas jabatan dua remaja itu. Dengan tatapan datar pada Yato, Obanai berusaha menjauhkan tangan Yato dari Mitsuri.

"Lain kali gak usah mau salaman sama dia. Yatogami bau tai," ucap Obanai.

Yato mendelik seketika. Namun belum sempat cowok itu memperotes, Obanai sudah duluan beranjak pergi. Selang beberapa langkah, Obanai pun kembali begitu menyadari Yato tidak mengikutinya. Malah beramah-tamah dengan Mitsuri.

Ah, bikin jengkel.

"Sini gak lo," kata Obanai mengancam. Ia menarik bagian belakang kerah Yato dan menyeret cowok itu keluar dari kelas. Membuat Yato mengomel sepanjang koridor.

"Lo tuh gak liat apa gue lagi pendekatan, jing?" umpat Yato sebal.

"Bentar lagi bel."

"Gak! Lo gak pernah peduliin bel biasanya."

"Gue peduliin dia."

Yato seketika mendelik, cowok itu mendekatkan wajahnya heboh. Namun detik berikutnya Yato kembali memundurkan wajah mendengar kalimat penjelasan dari Obanai.

"Kalo lo deketin dia kayak gitu, dia malah risih sendiri." ucap cowok itu pelan.

Yato mengangguk-angguk paham. "Gue pernah liat tuh, dia. Pas pelatihan cheers minggu lalu, dia belum pake seragam cheers sekolah sih. Tapi gemoy anjir pake baju olahraga, hihihi. Sayang waktu itu gue gak tau namanya."

"Sekarang udah tau kan? Gak usah gangguin dia lagi."

"Aih, boiiiii....... jangan jealous atuh, cintaku kan cuma buat kamu."

"Najis anjing."

"Lo sok protektif sih, blok. Kenal juga enggak,"

"Kenal kok, elu aja yang gak tau."

"Siapa lu emang?"

"Tetangga."

Yato terdiam. Obanai pun terdiam. Dua cowok itu berhenti melangkah tepat di depan kelas dan berakhir dengan saling menatap satu sama lain dengan tatapan datar. Iya, cuma tetangga.




Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


ps: kan di hi shinobu gw udah bilang akashi mantannya shinobu, nah ini tuh kan latarnya pas kelas 10, jadi di sini shinobu blm putus dari si gunting. sekian tq

That Boy | Obamitsu✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin