Chapter 17: Walk You Home

707 125 25
                                    


SMAN 1 Isekai,

Penghujung semester 1 kelas dua belas.


"Mitsuri mana?"

Nobara yang sedang menemani Futaba menjaga UKS di bulan pertama piket ekskul tersentak kaget ketika pintu dibuka secara tiba-tiba. Saking kagetnya, Futaba bahkan langsung membeku diam.

"Pelan-pelan kenapa, sih! Bisa jebol tuh pintu!" protesnya pada Obanai yang masuk seenaknya sendiri. Tak peduli walau Obanai kakak kelas, Nobara sudah terbiasa menjadi OSIS yang tegas.

Obanai pun masuk perlahan, mendekati dua gadis itu. "Mitsuri katanya sakit, kan? Di mana dia?"

"Mitsuri Kanroji 12 MIPA 8 ya, Kak? Ada di ruang istirahat." jawab Futaba menjalankan tugas. Toh, yang piket sebenarnya dia. Nobara menemani saja di sini.

Obanai mengangguk mengerti. Dia pun berjalan ke ruang istirahat putri, tapi jelas Nobara langsung menahannya. "Eh, eh! Mau ke mana? Ruang istirahat putri? Enak aja main masuk!"

Ya Nobara tahu, sih. Obanai dan Mitsuri itu couple goals, dan walaupun begitu, mereka pacaran bersih. Tapi tetap saja, peraturan harus tetap ditegakkan. Kalau tidak, Bu Leya selaku guru BK dan Momoi si Waketos itu bisa menempeleng Nobara.

Merasa terganggu dengan keributan sedari tadi, Mitsuri akhirnya keluar dari ruang istirahat putri. Wajahnya yang pucat itu membuat Obanai khawatir seketika. 

"Masih sakit?" kata Obanai langsung menghampiri Mitsuri.

"Enggak, udah baikan, kok. Udah minum kiranti tadi."

Iya, Mitsuri sakit bulanan. Biasalah, cewek.

"Ayo pulang, sekolah udah sepi." ajak Obanai.

"Tas aku masih di kelas."

"Enggak. Udah aku taruh motor." kata Obanai langsung menggandeng tangan Mitsuri untuk pergi. "Ayo."

Mitsuri sempat berpamitan dengan anak-anak penjaga UKS. Untuk hari ini, tim futsal dan voli ada latihan tambahan. Jadi masih ada petugas yang berjaga di UKS. 

"Aku beli cokelat tadi." Obanai mengeluarkan beng-beng dari saku dan memberikannya pada Mitsuri. "Katanya kalo makan cokelat bisa baikan gitu. Bener gak sih?"

Mitsuri tersenyum tipis melihat jajanan yang diberikan Obanai itu. "Ini mah yang kamu pake pas nembak aku."

"Hah? Emang iya?"

"Dih, sok pikun. Nyebelin banget."

"Bercanda kok, bercanda." Obanai terkekeh pelan dan memilin hidung Mitsuri. "Labil banget, mentang-mentang datang bulan."

"Dih, apaan." Mitsuri merotasikan bola matanya malas. Obanai hanya tertawa pelan melihat itu.

Di jajaran anak Blok H, mungkin Obanai bisa dibilang pendiam. Bahkan cuma muncul kalau soal Mitsuri atau roasting Giyuu. Tapi sebenarnya kalau bersama Mitsuri, ya begini. Receh. Hal gak lucu aja ketawa. Ya mau gimana lagi, bawaannya bahagia, sih.

"Aku udah bilang ke Bunda. Bunda setuju aku masuk FKH..." Mitsuri tak melanjutkan kalimatnya saat seorang gadis berambut blonde lewat. Ia diam melirik gadis itu dari jauh, berpapasan, sampai pergi.

Gadis yang sama. Chitoge Kirisaki.

"Terusin," kata Obanai. "Kenapa gak dilanjut?"

"Ya barang kali kamu mau flashback dulu gitu, kan."

"Gak dulu." Obanai meraih tangan Mitsuri dan menggenggamnya. "Gue udah ada bayi kadal satu yang kayak lo aja pusing. Apalagi ditambah bule. Iya gak?"

"Ih parah banget lo ngatain gue!" Mitsuri mendorong Obanai menjauh, dan Obanai hanya tertawa-tawa saja. 

"Iya, iya. Bunda setuju kalo kamu masuk FKH. Terus aku ambil bisnis. Gimana, oke nggak?"

"Kok bisnis? Kamu mau bisnis?" Mitsuri mengernyit.

"Kita kan punya rencana bikin resto sendiri, sayang. Kalo aku ada bekal ilmu bisnis kan, nanti dana gedung gak beratin orang tua."

"Kenapa gak Kaburamaru aja kamu jual?" ujar Mitsuri menyebut nama ular peliharaan kesayangan Obanai.

"Ih, tega ya, kamu sama anak sendiri." Obanai menjauh dengan gayanya yang dramatis. "Sumpah sih, sist. Gak nyangkak."

"Mulai deh, mulai." Mitsuri langsung berjalan mendahului Obanai yang masih berakting dramatis. 

Kaburamaru, ular putih kesayangan Obanai yang mempertemukannya dengan Mitsuri saat setelah UN SMP memang sangat sakral bagi Obanai. Bahkan Obanai sudah menganggap ular itu sebagai anak mereka. Kan sinting.

"Yang tungguin kek! Heh, bayi kadal!"


- ⚘ -


"Kalo ngantuk, pulang kek, sana."

Obanai tak menghiraukan kata-kata Mitsuri. Cowok itu menaruh kepala di meja ruang tengah. Sementara Mitsuri berkutat dengan laptop sibuk mengerjakan tugas matematika.

"Tanya kek, Yang. Biar aku ajarin gitu." ujar Obanai.

"Beda materi, lah. Lu aja IPS, Sujatmiko."

Obanai menghela napas. Sudah biasa ia berkunjung ke rumah Mitsuri begini, asal tidak sampai terlalu malam, Bu Kanroji selalu mengizinkan mereka.

Makin bosan karena tak ada kerjaan, Obanai pun duduk bergeser dekat Mitsuri dan mulai memainkan rambutnya. Ingat pernah membuat hand made di kantong hoodie, Obanai pun mengeluarkan kain hitam putih dan menguncirkannya ke rambut Mitsuri.

"Eh, eh. Apa nih?" ujar Mitsuri.

"Baju buat Kaburamaru, tapi gak muat. Lo aja yang pake," kata Obanai menyelesakan hasil akhir. "Hak milik, nih."

Sontak Mitsuri tertawa mendengar itu. "Udah berapa tahun pacaran sih, Nai. Masih aja."

"Biarin." Obanai ikut terkekeh. Lalu saat tawa mereda, Obanai terdiam menatap Mitsuri sesaat. "Gak nyangka bentar lagi lulus, kuliah. Jauh dari kamu."

"Sabar," Mitsuri mengusap pundak Obanai. "Kan katanya kita tunangan dulu, ada hak milik resmi, lah."

Obanai terkekeh pelan dan mengangguk-angguk. Dia menatap Mitsuri dalam, lalu tersenyum. "Ditunggu waktu terbaiknya ya, Sayang."




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



That Boy | Obamitsu✔️Where stories live. Discover now