Chapter 10: Si Sok Penting

597 124 16
                                    

Sejak awal kenal dengan Uzui Tengen, Obanai sudah tidak suka.

Nada bicara yang tinggi, narsis, dan sikap tengil Uzui berhasil membuat Obanai ilfeel dari pertama kali mereka bertemu. Tapi Obanai tak pernah mengungkapkan hal itu. Karena ia tahu, Uzui punya kemungkinan main tangan. Dengan badan besar dan tinggi hampir 2 meter, Uzui bisa saja membuat Obanai mental sampai ke Africa. Makanya, Obanai tidak ingin membuat masalah.

Tapi di saat sekarang ini, Uzui malah muncul di hadapan Obanai dengan jas hujan hijau. Lengkap. Entah kenapa Obanai jadi kesal.

"Heh, bocah mochi!"

Dih, bocah mochi katanya. Sok akrab banget.

Mitsuri mengernyit, "lah ngapain, Juy? Sini nepi dulu."

Lah, malah ditanggepin. Juy apaan, coba?

"Elo yang ngapain. Sini pulang!" sahut Uzui agak berteriak karena suara hujan dan jalanan yang sangat bising.

"Gih, sono." Obanai mendorong pelan Mitsuri.

"Ih. Kalo gue pulang duluan, terus lo gimana?" tanya Mitsuri.

"Ck, gampang. Muzan sama Kaneki biasanya bawa mobil."

Mitsuri diam sesaat, menatap Obanai tidak enak. "Beneran nih ya?"

"Iya." jawab Obanai pendek. "Kalo di sini kelamaan, lo bisa kedinginan. Gue gak mau lo sakit." sambungnya pelan.

"Hah?" Mitsuri maju selangkah, mengernyit tidak dengar. Suara Obanai kecil sekali, padahal suara air hujan dan atap seng ruko ini yang saling beradu sangatlah berisik.

"Udah, sana. Malah maju," kata Obanai mundur.

Mitsuri hanya terdiam menurut saat Obanai mendorongnya, menemani Mitsuri sampai dekat dengan motor Uzui. Dan sementara Mitsuri naik ke jok belakang, Obanai menunggunya walau kehujanan.

Uzui membuka jas hujannya di bagian belakang, mempermudah supaya Mitsuri bisa menemukan pijakan. Dan di tengah itu, Obanai meliriknya tajam. Uzui yang peka pun menoleh.

Obanai mempelototi Uzui, lalu melirik pada baju olahraga yang dipakai Mitsuri, kemudian kembali menatap Uzui. 

Seolah-olah ingin berkata,

'Udah. Liat. Hak. Miliknya. Kan.'

Uzui kicep seketika degan mata ular itu. Cowok itu tidak banyak bicara dan hanya mengacungkan jempolnya. Seakan-akan berkata, 'siap, gue gak bakal bikin masalah.'

"Udah, Juy." ujar Mitsuri duduk tegap.

"He," Obanai menatap Mitsuri dalam dari balik jas hujan. "Gue ikut piknik sama Blok H."

"Hm?" Mitsuri diam sejenak, tak tahu harus merespons apa. "Iya."

Obanai mengangguk singkat, kemudian mundur. 

"Duluan, Nai." kata Uzui.

Obanai mengangkat dua alisnya. Uzui pun menginjak gigi dan beranjak pergi dari sana meninggalkan Obanai sendirian.


- ⚘ - 


Selesai makan malam, Obanai melempar tubuhnya ke ke kasur begitu ia tiba di kamar. Mandi sudah, makan sudah, Obanai terdiam dalam posisi itu cukup lama.

Satu menit, dua menit, tiga menit.

"Kalo gue pulang duluan, terus lo gimana?"

Obanai langsung bangkit. Cowok itu mengangkat bantal, melemparnya ke langit-langit, lalu menendangnya sangat keras sampai membentur ke dinding. Bantal itu jatuh dengan lemah gemulai.

Obanai langsung melompat ke kasurnya. Lalu memeluk guling erat dan berteriak kencang. "Haaaaarghhh!"

Obanai menendang turun gulingnya dari kasur. Kemudian duduk diam di kasurnya yang berantakan dan tinggal seprai saja. 

Mitsuri gemes banget.

"Hargh!" Obanai kembali melompat turun. Kali ini ia mengambil guling yang tadi dia tendang dan membantingnya ke lantai. "Hiat!"

Tak sampai 3 detik setelah membanting gulingnya, dering telepon pun masuk dan membuat Obanai menoleh. Cowok itu langsung mengambil ponselnya di nakas dan mengangkat telepon dari Kaneki.

"Lo di mana? Anak-anak udah pada di lapangan basket Arjuna."

Loh, kok malah suaranya Hiroomi.

"Lagi di jalan, kena lampu merah nih." bohong Obanai. "Kaneki mana?"

"Lagi sparing sama Bertholdt, anjir, kocak banget. Akashi taek malah ngajak ceweknya, si Ratu MOS itu. Makanya cepetan ke sini, temenin gue." ujar Hiroomi mengadu. "Eh, sekalian gue titip McFlurry kalo lo lewat McD Basudewo, ya."

"Yang ada gue ludahin lo dari sini, ginjal badak. Cuih." Obanai langsung memutus sambungan telepon dengan Hiroomi.

Obanai melempar ponselnya ke kasur, lalu beranjak ke lemari mencari kaos oblong putih, celana pendek selutut, dan jaket hitam. Setelah ijin dengan ibunya, cowok itu mengambil kunci dan mengeluarkan motor dari garasi.

Baru beberapa meter melaju, Obanai tiba-tiba berhenti tidak jauh dari rumah Mitsuri.

Akashi ngajak pacarnya.

Obanai harus ngajak Mitsuri nggak, ya?

Tapi ini kan cuma nongkrong, gak adil dong kalo ada pacar. Eh, Mitsuri kan bukan pacarnya. Terus kenapa Akashi harus bawa pacar ke tempat nongkrong? Apa semua cowok yang punya pacar bakal ngelakuin hal yang sama?

Terus kalau Akashi ngajak pacarnya, kenapa? Kan Obanai nggak harus ngajak Mitsuri. Gila, sok penting banget. Haha.




¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.



That Boy | Obamitsu✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora