〰〰〰

Grizella menatap heran kearah Garuda yang menghentikan mobilnya di perempatan, yang artinya sekolah mereka masih jauh.

Grizella masih diam sambil menatap Garuda yang tetap diam sambil menaikkan alisnya menatap Grizella yang juga menatapnya heran.

"Nggak ngerti?" tanya Garuda masih tetap menaikkan alisnya.

"Hah... m-maksudnya?" Grizella tak mengerti apa yang dikatakan Garuda karena cowok itu hanya berbicara singkat jelas dan padat.

"Bener-bener nggak ngerti?" tanya Garuda yang terlihat menyeramkan bagi Grizella.

"Aku nggak-- ngerti," cicitnya pelan.

"Pura-pura nggak ngerti atau gimana?"

"Kamu bisa nggak ngomongnya to the point aja? Aku bener-bener nggak ngerti apa yang kamu maksud," ucap Grizella berani walaupun masih ada rasa takut tapi, ia mencoba menyampingkan rasa takut itu demi sebuah kejelasan.

"Lo mau gue to the point?" Grizella mengangguk kecil menatap Garuda yang menampilkan smirk nya tersenyum sinis.

"Turun dari mobil gue."

"Hah..?"

"Lo mau gue to the point kan? ini gue udah to the point. Turun dari mobil gue S.E.K.A.R.A.N.G," ucap Garuda penuh penekanan.

"Tapi, ini masih jauh Garuda," lirih Grizella.

"Serah lo, lo nggak ingat apa yang gue bilang tadi malam? Jangan ke PD-an jadi orang. Lo pikir gue mau bareng ke sekolah sama lo terus turunin lo diparkiran bareng gue, dilihatin banyak orang apalagi temen gue. Gitu yang lo mau?"

"Bukan gitu. Tapi, ini masih jauh, Garuda. Aku nggak pernah jalan sejauh ini," kata Grizella menatap Garuda takut-takut.

"Lo keluar atau gue patahain kaki lo supaya merangkak ke sekolah," titah Garuda dengan keras dan tajam.

Dengan cepat Grizella membuka pintu mobil cowok itu dengan air mata yang mengalir, Grizella berlari sekuat tenaga yang ia punya. Biarlah ia diejek cengeng oleh Garuda, yang terpenting ia bisa lari dari cowok kejam itu.

Grizella berpikir, belum satu hari ia bertunangan dengan Garuda sudah sepeti ini kejadiannya apalagi seterusnya dan hari kedepannya dan lebih parahnya jika ia yang menjadi istri dari Garuda pasti terluka setiap hari, bukan hanya luka mental tetapi luka hati juga iya.

Grizella seperti orang gila yang berlari ditepi jalan. Dengan keadaan mata yang sembab, belum sehat mata yang tadi malam dan sekarang matanya kembali bekerja mengeluarkan air mata.

Sekilas ia melirik ke arah jalanan yang ramai, tak sengaja matanya melihat mobil yang dikendarai Garuda melewatinya begitu saja.

Grizella hanya menatap mobil milik Garuda dengan sendu. Seumur hidup nya selama tujuh belas tahun baru kali ini ada orang yang meninggalkannya ditepi jalan dan orang itu tunangannya sendiri.

Grizella hanya berjalan lunglai, menatap trotoar yang ia lalui dengan tungkai yang amat lemas. Hingga tak sadar gadis itu ternyata diikuti seseorang dari belakang.

Sorot tajam yang dimiliki cowok tersebut memperhatikan gerak gerik Grizella sedari tadi. Cowok dengan baju sekolah yang berbeda dari Grizella itu terus memperhatikan nya dan tak lama ia menghampiri Grizella, memegang tangan gadis itu hingga ia terperanjat kaget.

"Astagfirullah, ya ampun kamu siapa?" tanya Grizella memegang dadanya yang berdegup kencang akibat kaget.

"Lo kenapa?" tanya cowok itu tanpa menjawab pertanyaan Grizella.

GARUDA (END) Where stories live. Discover now