Bab 5

1.1K 119 57
                                    

Special thanks untuk voter pertama bab ini yaitu @LuhTutikAstuti

Terima kasih kepada komentator dan voters tetap yang sudah mendukung cerita ini. Aneh aja kalian mau baca cerita kek begini wkwk.

Dan untuk yang belum berani menyapaku, tenang saja, aku sabar menunggu sampai kalian siap dan meneriakkan isi hati padaku wkwk.
Cuss, selamat membaca semuaaaa...

***

"Achaaa ... mati aku Cha mati!" heboh Rassy saat ia menghampiri Alessa yang tengah sibuk membuat stok garnish untuk ala carte.

Di depan karyawan dan rekan bisnis, Rassy kerap kali bersikap angkuh, tegas, dan sangat disegani. Lain halnya jika gadis itu sedang bersama dua sahabatnya. Pembawaannya selalu heboh, rusuh, dan ada kalanya dia juga ceroboh. Intinya Rassy seperti memiliki dua kepribadian berbeda yang tidak pernah terduga. Di depan orang sangat gahar sedangkan saat bersama sahabatnya, Rassy berubah menjadi sangat jinak kecuali pada Vincent, manusia itu pengecualian.

"Kenapa lagi sih, Chy? Anak buahmu bikin masalah lagi?" sahut Alessa masih fokus pada kegiatannya.

Gadis berambut sebahu yang diikat satu dan tertutup topi hitam berlogo hotel DF itu kentara asyik melinting lelehan cokelat yang sudah ia oleskan pada talenan marmer. Menggulungnya menjadi lintingan kecil menyerupai rokok dengan motif garis-garis. Garnish itu biasanya digunakan untuk mempercantik hidangan dessert yang biasa diproduksi anak-anak bagian pastry.

Cara membuatnya gampang-gampang susah, Alessa harus gerak cepat sebelum cokelatnya mengeras sehingga menjadi kendala saat proses penggulungan nantinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Cara membuatnya gampang-gampang susah, Alessa harus gerak cepat sebelum cokelatnya mengeras sehingga menjadi kendala saat proses penggulungan nantinya. Jadi meskipun Rassyfa sudah berkoar minta perhatian penuh darinya, Alessa tetap berkonsentrasi pada pekerjaannya.

"Pria itu ada di sini, Cha, aku ketemu sama dia."

Kegiatan Alessa terjeda sejenak, dia menatap Rassy menuntut penjelasan dan penegasan.

"Pria malam itu, ingat, kan? Yang tidur bareng aku," bisik Rassyfa pelan karena takut ada yang mendengar percakapan mereka meski suasana pastry saat ini sedang sepi.

Hanya ada Alessa dan dua pastissier juniornya, itu pun berada di area bakery. Mereka sedang Alessa tugaskan untuk memanggang roti sekalian membuat adonan donat baru untuk breakfast besok.

"Beneran? Kamu gak bohong, kan?"

"Memang kapan aku pernah bohong sama kamu, Alessaaa? Kalau sama si Poni sih sering."

Alessa yang sudah yakin dan percaya bahwa Rassy tidak bercanda, kini sudah meninggalkan kegiatannya. Terlebih sebenarnya pekerjaan itu sudah hampir selesai juga. Hanya tinggal seperempat cokelat yang belum digulung.

"Alhamdulillah, bagus dong, Chy. Kamu bisa minta pertanggung jawaban dia."

"Dih, buat apa?"

"Ya, buat jaga-jaga atas efek dari kegiatan kalian malam itu."

Love at First Night (TAMAT) Where stories live. Discover now