CEO Gila vs Psikiater Bar-Bar |4| |Can't|

31.4K 2.4K 52
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Mata biru itu melirik ke sebelahnya saat merasakan suasana yang terus hening. Entah seperti itu atau dirinya memang memiliki feeling jika wanita disebelahnya lah yang tertidur, bukan dirinya.

Dan benar. Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Tommy begitu mendapati Kirana tertidur dengan kepala yang sedikit ke depan. Terlihat sangat tidak nyaman.

Wanita itu lah yang mengajaknya nonton sebuah drama luar negeri yang berdasarkan pengalaman wanita itu dapat membuatnya tertidur. Apalagi mengingat Tommy yang tidak tertarik dengan drama itu.

Tetapi lihatlah. Setelah hampir satu jam film itu diputar di teater atau bioskop pribadinya itu, justru Kirana lah yang tertidur.

Sedangkan Tommy, pria yang sedang memandang Kirana lekat itu sama sekali tidak terpancing untuk tidur.

Beberapa detik kemudian, Tommy mengesampingkan tubuhnya dan mengendong Kirana ala bridal style dengan mudah. Lalu pria bersurai cokelat itu melangkah keluar dengan santai. Sesekali matanya melirik Kirana yang sama sekali tidak terusik dalam tidurnya.

"Sir." Dua pengawalnya menghampirinya dengan cepat.

"Saya saja yang gendong Ms. Ananta, Sir," ucap salah satu bawahannya.

Wajah Tommy mendatar. Dirinya tau pengawalnya itu bermaksud baik, tetapi ia tidak suka mendengarnya!

"Tidak perlu," sahut Tommy datar dan kembali melangkah.

Harus ia akui, bahwa Kirana cukup cantik, bahkan sebenarnya tidak hanya cukup. Apalagi dalam keadaan tertidur seperti ini. Wanita itu terlihat polos dan menawan. Bulu mata lentiknya. Alisnya yang pas. Hidungnya yang mancung Pipinya yang tidak terlalu tirus namun tidak tembam. Dan terakhir, bibirnya yang tidak tipis maupun tebal.

Sial. Tommy mengumpat dalam hati saat Kirana menggerakkan bibir penuhnya itu.

Dengan berusaha menetralkan nafasnya yang tiba-tiba memburu, Tommy mendorong pintu kamar Kirana dengan lengan kekarnya dengan sekali sentakan.

Sepersekian detik kemudian, Tommy menurunkan Kirana di ranjang king size itu dengan lembut. Ia melepas sandal rumah wanita itu dan menarik selimut hingga sebatas dada wanita itu.

Namun saat ia hendak melangkah, ada rasa tidak rela di hatinya. Tommy hanya ingin melihat wajah wanita itu.

Akhirnya setelah berfikir entah berapa kali, dan berbicara kepada dirinya sendiri bahwa ini untuk pertama dan terakhir kalinya, Tommy pun membaringkan dirinya di sebelah Kirana. Tanpa menyentuh wanita itu. Dengan jarak yang cukup jauh. Pria yang memiringkan tubuhnya itu hanya menatap Kirana.

Alhasil, beberapa menit kemudian, Tommy ikut hanyut ke dalam mimpi.

***

Mata itu terbuka lebar saat merasakan sesuatu melingkari perutnya. Ia langsung melirik benda itu. Sungguh, dirinya harus meminta ampun kepada yang Mahakuasa karena di pagi hari seperti ini dirinya sudah mengumpat.

Shit. Kirana memeluknya. Apakah wanita itu suka memeluk guling saat tidur? Tetapi mengapa Kirana tidak bisa membedakan antara guling dan manusia?

CEO Gila vs Psikiater Bar-Bar (End)Where stories live. Discover now