Bab 24

10.2K 520 26
                                    

***

Bagas dan Syila baru saja memasuki area kantin. Bagas tak ingin melibatkan Syila namun gadis itu tetep kekeuh ingin ikut mencari kenapa kedua sahabatnya tidak masuk hari ini bahkan tampa kabar.

Bukan tidak masuk tapi pikiran mereka mengatakan, jika keduanya bolos mengingat mobil Clara terparkir cantik di parkiran.

"Del lo tahu kemana Diandra dan Clara bolos nggak?"

Todong Bagas langsung begitu keduanya sampai di meja Deltan dan teman-teman nya berada.

"Bolos gimana, noh mobil Clara aja ada diparkiran." timpal Sandra.

"Karena itu kak. Mobilnya ada orangnya juga nggak ada. Udah aku tanya ke teman sekelas Diandra, dia nggak masuk dari pagi gitu juga Clara yang satu kelas sama Bagas."

Jelas Syila namun tersirat raut khawatir di wajahnya.

Deltan mengepal tangannya kuat kuat. Rahangnya mengeras, ia yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan kekasihnya saat ini.

Drtt drtt

Deltan menghentikan langkahnya ketika ponselnya bergetar

My D
Sharelocation

***

Diandra menghela nafas dalam. Ia menatap Clara yang tengah tertidur di atas ranjang dengan tangan yang terikat di kepala ranjang, kondisi nya tak jauh berbeda dengan Clara hanya saja ia duduk di kursi tangan dan kakinya juga terikat.

"Ra bangun dong Ra!" seru Diandra dengan suara tinggi berharap sahabatnya itu membuka mata.

"Percuma lo teriak teriak sampai suara lo habis, tu cewek juga nggak bakalan bangun"

Ujar Arsen santai yang tengah duduk di sofa menghadap Diandra.

" Sen please bebasin Clara. Terserah lo mau apain gue, mau lo bunuh juga terserah deh tapi tolong jangan sakitin sahabat gue. Bebasin dia Sen, dia nggak tahu apa-apa."

"Salah dia sendiri ikut campur."

"Gue mohon sama lo bebasin Clara Sen. Ini salah gue bukan Clara!"

Diandra tak bisa membendung air matanya lagi, Clara gadis itu tak akan pernah ia biarkan tersakiti apalagi karena dirinya.

"Please Sen" pinta Diandra dengan lirih.

Sedangkan Arsen cowok itu menatap miring Diandra, melihat gadis itu memohon dengan deraian air mata seperti itu memberikan ketenangan sendiri dalam dirinya.

"Gue heran kenapa Arkan bego banget, bisa luluh sama cewek kayak lo."

Arsen menatap lekat Diandra, meneliti dari atas hingga bawah apa yang menarik dari diri gadis ini hingga membuat Arsen mengakhiri hidupnya.

"Gue minta maaf tentang Arkan. Gue nggak bisa nerima dia karena gue cuma anggap dia sebatas sahabat Sen nggak pernah lebih."

"Gue nggak peduli sialan!"

"Kalau gue lukis wajah lo dikit aja apa Deltan bakalan tetap mau ya sama lo?"

My D || Backstreet  (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang