PART 24 [The End]

219 55 95
                                    

Setetes air mata turun mengenai sebuah bingkai foto keluarganya. Tangannya mengusap pelan foto yang terlihat ibunya.

Foto lamanya saat ia kecil dulu bersama keluarganya. Tangan kanannya membuka kotak kecil yang isinya ada sebuah foto juga di sana. Ya, fotonya waktu bayi saat bersama keluarga aslinya sendiri.

Ia kembali meneteskan air mata, foto yang ia lihat di sana terlihat sangat senang. Namun sekarang ia tak senang seperti dulu lagi.

"Ma, Pa ... Zahra gak tau betul tentang Mama dan Papa. Tapi Zahra sangat sayang Mama dan Papa. Zahra capek, Ma," ucapnya lirih.

"Zahra sangat rindu kalian semua." Zahra mengusap kedua bingkai fotonya karena terdapat bekas air matanya yang menetes tadi.

"Entah ke berapa kalinya Zahra menangis, sekarang Zahra sendirian di sini." Zahra mendongakkan kepalanya ke atas, menatap awan yang sudah mulai gelap. Ya, Zahra berada di pantai dengan barang kenangannya, sebuah foto dan kerudung pemberian kakaknya yang sekarang ia anggap itu adalah kerudung paling berharganya. Padahal di rumah masih banyak barang kenangannya, tapi ini yang ia bawa adalah kenangan paling berharganya. Zahra menutup matanya dan terus menangis walau diam.

Sebuah kaki melangkah menghampiri Zahra. Ia mengulurkan sebuah tisu untuknya. "Kau tidak sendiri."

Zahra membuka matanya, melihat tangan seseorang yang membawakan tisu untuknya. Bibirnya tersenyum kecil ketika melihat jari orang itu terdapat benda lingkarkan kecil, atau cincin. Zahra tak menoleh pada orang itu, karena ia yakin. Dia pasti Dani.

Zahra menunduk lalu mengambil barang-barangnya, setelah itu ia lekas bangkit dari duduknya. Ia berjalan pergi meninggalkan orang itu yang masih diam di belakangnya.

"Kau tidak akan pernah mengerti, Zah," ucapnya pelan. Namun masih bisa didengar oleh Zahra.

Zahra berhenti berjalan. Ia masih berdiri dengan posisi membelakanginya. "Aku mengerti, oleh sebab itu aku menghindar darimu."

"Aku tahu kau juga mencintaiku, tapi kau mencoba untuk memendamnya. Iya, kan?" tanya Dani. Ia berjalan menghampiri Zahra.

Zahra lekas membalikkan badannya. "Dani, sudah aku bilang jangan mendekatiku lagi! Aku tidak mencintaimu! Kau salah paham!" Zahra menghela napasnya berat. "Aku menghindar karena aku tak mau jadi pengganggu, perusak hubungan kamu bersama tunanganmu!"

Dani diam dan tak menghampirinya lagi.

Zahra berjalan mundur dengan pelan. "Kau sudah bahagia bersamanya. Kau harus menerimanya. Jangan pikirkan aku lagi, aku temanmu. Anggap aku temanmu saja seperti kita waktu kecil. Lupakan tentang cintamu padaku, itu tidak akan membuatmu bahagia saat bersamanya kelak!"

Dani menunduk pelan.

"Dani."

Zahra dan Dani menoleh pada orang yang barusan memanggil nama Dani. Zahra tersenyum kecil ketika melihat seorang perempuan yang berada di belakang Dani. Ia tahu, dia pasti tunangan Dani.

Seyna berjalan lalu melingkarkan tangannya di lengan Dani. "Apa dia Zahra?"

Dani diam tak menjawab pertanyaannya. Menurutnya, Seyna hanya berbasa-basi.

Seyna menatap Zahra yang diam menatapnya. Seyna tersenyum. "Kau pasti orang yang baik. Aku akui kalian pasti saling mencinta. Tapi bisakah sekarang kalian menghargai aku?"

Zahra membalas senyumannya. "Aku tidak mencintainya, aku hanya menganggapnya sebagai teman." Zahra berjalan maju menghadap Seyna. "Semoga bahagia, semoga pernikahan kalian langgeng terus nantinya. Aku harap kalian saling mencintai."

Seyna tersenyum manis padanya. Ia lekas memeluk Zahra. "Terima kasih. Semoga kamu juga bahagia kelak."

Zahra tersenyum tipis. Ia menatap Dani yang sedari tadi hanya diam menatapnya. Zahra ingin sekali menangis, tapi tidak untuk saat yang ini. Ia juga ingin sekali berkata padanya, tapi mulutnya serasa kaku untuk bicara padanya. Zahra melepaskan pelukannya dari Seyna. "Aku pulang dulu, ya, udah mau magrib. Kalian berdua bersenang-senanglah dulu di sini. Aku tidak akan menganggu kok."

Seyna mengangguk pelan. "Hati-hati, ya."

Zahra tersenyum. "Oh, iya." Zahra lekas memberikan sebuah kerudung yang sangat berharga untuknya.

Seyna menatap kerudung itu. "Untuk apa?"

"Untuk anakmu kelak."

Seyna mengambilnya. Lalu ia menatap Zahra. "Terus, jika anakku nanti bukan perempuan gimana?"

Zahra tertawa kecil. "Untukmu saja, kerudung itu sudah aku jahit agar pas untukku. Tapi jika dilihat, kau juga pas memakainya."

"Kerudung itu sangat berharga bagiku. Tapi, sekarang aku akan memberikannya untukmu." Zahra tersenyum lalu membalikkan badannya. "Aku pulang. Assalamualaikum." Zahra pun lekas pulang meninggalkan mereka berdua.

"Waalaikumsalam," balas Seyna pelan. Ia menatap kerudung pemberian Zahra. "Aku akan memakainya." Seyna pun memakai kerudung pemberian Zahra.

Seyna menghadap Dani. Ia tersenyum lebar padanya."Gimana? Aku udah kayak Zahra, kan?"

Dani melirik Seyna sebentar. "Hm, masih kurang."

"Apa?"

"Sudahlah, kita pulang saja." Dani membalikkan badannya. Begitu juga dengan Seyna.

"Apa yang kurang, Dani?" tanya Seyna penasaran.

"Kita pulang." Dani melangkah pergi meninggalkan Seyna.

Seyna lekas menghampiri Dani dan berjalan beringinan dengannya. "Apa yang kurang?"

"Kita pulang."

"Dani!" kesal Seyna, "apa yang kurang?"

"Sudah aku bilang kita pulang dulu!"

"Tapi, aku penasaran!"

Zahra yang berjalan tak jauh dari Dani dan Seyna bisa mendengar pembicaraan mereka. Zahra membalikkan badannya. Menatap kedua orang yang sudah bertunangan. Terlihat Dani dan Seyna berjalan sambil bergandengan tangan. Ralat, lebih tepatnya Seyna yang menggandeng tangan Dani.

Zahra tersenyum.

"Aku harap kalian berdua bahagia. Aku ikhlas merelakan perasaanku demi Seyna. Aku tahu Seyna juga orang baik. Ia tak tahu dan tak mengerti apa-apa."

Zahra membalikkan badannya.

"Semuanya akan selesai jika aku menjalani hidupku dengan hati-hati. Menjaga perasaanku agar tak mudah rapuh."

Zahra tersenyum tipis, air matanya sudah kian mengalir di pipinya. Ia mendongak ke atas, menutup matanya sambil menghela napas berat.

"Semoga kalian bahagia."

"Dan semoga aku mengiklaskan semua orang yang meninggalkanku."

"Aku mencintai kalian."

THE END






Gimana?

Gak sesuai ekspetasi?

Emang ini alur end-nya udah lama aku buat.

Sorry jika ada typo dll.
Jika ada typo, silakan di komen.

Masih ada lanjutannya, Bro
Tunggu epilog dan ekstra part nya malam minggu ya, say^^
Biar malam minggunya enak^^
Jangan dihapus dulu dari library^^

Baybay^^

Kerudung ZahraWhere stories live. Discover now