PART 3

269 94 275
                                    

Zahra bangkit dari duduknya. Ia berjalan menghampiri Dani.

"Apa itu? Tentara ... Israel?" tanya Zahra penasaran.

"Kau gak pernah baca koran atau buku, apa?!"

"Males!" sahut Zahra, "cepetan jelasin! Apa itu Israel!"

"Israel itu orang yang kejam! Mereka itu ingin merenggut kota Palestina agar menjadi miliknya!"

"Masa, sih?" Zahra masih tak percaya dengan ucapan Dani. Karena biasanya, Dani itu orangnya suka bohong. "Ah, sudahlah biarin! Aku akan tetap ke sana!"

Humaira dan Dani sedikit terkejut.

"Zahra mau ke sana?" tanya Humaira.

Zahra mengangguk mantap. "Aku mau ke sana!"

Humaira bangkit dari duduknya. Ia berjalan menghampiri Zahra. "Aku juga mau!"

Dani yang melihatnya hanya bisa menepuk jidatnya. Sudahlah percuma. Lebih baik diam saja.

***

"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar ...."

Azan isya berkumandang. Kini Zahra beserta keluarganya berada di mushola umum yang ada di dekat rumah Humaira. Di sana juga ada Humaira, teman-temannya, dan warga sekitar. Mereka semua melaksanakan salat isya berjamaah. Dan ayahnya Zahra yang menjadi imam.

Selang beberapa menit akhirnya mereka selesai melaksanakan salat isya. Beberapa dari mereka ada yang langsung pulang dan sebagian ada yang bersalaman.

Kini Zahra berada di luar mushola. Ia keluar duluan. Zahra melepaskan kerudungnya, ia agak risih memakainya. Sangat panjang dan lumayan lebar.

"Zahra," panggil Humaira yang tiba-tiba menghampiri Zahra.

Zahra menoleh. "Hai, Maira."

Humaira menarik napas panjang. "Zahra kenapa lepas kerudung?"

"Panas!"

"Masa, sih? Di sini terasa dingin banget, kok."

"Tapi kerudungnya kepanjangan," sahut Zahra.

Humaira hanya manggut-manggut. Lalu ia tersenyum. "Kerudung aku juga panjang dan lebar. Kata ibu kamu, aurat wanita itu sangat berharga! Dan dosa kalo untuk dilihatkan atau pamerkan."

Zahra menatap Humaira. "Tapi kalo aku kepanasan?"

"Kita ke pantai! Di sana, kan, dingin."

"Zahra," panggil ibunya Zahra.

Zahra lekas menoleh. "Apa, Bu?"

Humaira ikut menoleh. Ia tersenyum pada ibunya Zahra. "Assalamualaikum, Ibu."

Aminah tersenyum. "Waalaikumsalam," balasnya. Ia menatap Zahra, terlihat anaknya itu tidak memakai kerudung. "Zahra kenapa gak pake kerudung?"

"Panas katanya," sahut Humaira. Sedangkan Zahra hanya cengar-cengir.

Aminah menarik napas panjang. Ia berjalan mendekati Zahra, lalu ia mengambil kerudung yang Zahra pegang. "Zahra harus tutup aurat. Zahra mau, dapat dosa gara-gara gak pake kerudung, hm?"

Kerudung ZahraWhere stories live. Discover now