PART 15

148 58 5
                                    

Lima tahun kemudian.

Selama lima tahun di Palestina, semuanya mulai membaik. Belum ada Israel yang mengganggu.

Selama lima tahun Zahra dan Hana hampir setiap hari ke pemakaman. Mendoakan, dan merawat kuburan keluarganya. Termasuk kuburan Omar dan Zaenab.

Selama lima tahun Zahra maupun Hana sudah lancar berbahasa Arab.

Dan selama lima tahun itu pula, Zahra dan Hana sudah mulai sukses.

Zahra yang dulunya hanya iseng membeli kain, pernak-pernik, dan bahan untuk membuat kerudung, kini ia dapat membangun sebuah toko hijab yang sudah mulai banyak dikenal orang. Bahkan ia juga mempunyai banyak cabang toko kerudung, hijab, ataupun jilbab di berbagai daerah Palestina.

Hana, ia juga sering membantu kakaknya, dan juga ia selalu ikut lomba mengaji jika ada perlombaan di daerahnya.

Kini Zahra berumur 19 tahun. Sedangkan Hana berumur 15 tahun.

Sifat Zahra dan Hana juga berbeda sekarang.

Zahra bukan anak yang dulu lagi. Cerewet, bandel, nakal, dan semua sifat buruknya itu sudah hilang. Sekarang ia jadi pendiam, pemalu, dan tertutup pada semua orang, kecuali adiknya. Sekarang ia juga menyukai jilbab daripada kerudung. Tapi ada satu kerudung yang paling berharga baginya. Bukan paling berharga, tapi sangat berharga baginya.

Itu adalah kerudung pemberian kakak keduanya. Yaitu Fatimah. Ia selalu menyimpannya dengan baik, bahkan dulu ada berbagai orang yang ingin membeli kerudung berharganya itu. Dan Zahra menolak. Mau harganya setinggi langit pun ia tetap akan menolaknya.

Karena awal mula ia ingin menutup aurat itu adalah dari kerudung itu. Kerudung yang berwarna peach.

Sedangkan Hana seperti biasa, yang berubah hanyalah umurnya.

Dan kini, Zahra dan Hana berada di sebuah salah satu toko besarnya.

Terlihat banyak pelanggan yang berada di dalam sana. Mau pelanggan dari daerah atau luar daerahnya, maupun dari orang luar negeri.

Zahra tidak terlihat di sana. Yang terlihat hanyalah adiknya, Hana. Hana sibuk memperlihatkan berbagai motif kerudung pada pembeli. Padahal di dalam sana ada banyak pembantu, tapi inilah Hana. Ia suka bekerja membantu kakaknya.

Dan Zahra. Ia berada di dalam ruangan yang ada di toko tersebut. Terlihat tangannya yang sibuk menjahit pada alat meain jahit.

Zahra memberhentikan kerjaannya. Ia bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah jendela.

Angin sepoi menerpa dirinya. Membuat jilbabnya yang berwarna hitam itu berkibaran.

Zahra menghela napasnya pelan.

"Lima tahun telah berlalu. Ibu, ayah, kakak ... sekarang lihatlah Zahra. Zahra sudah bisa membanggakan kalian. Dan Zahra akan selalu membuat kalian senang dan bangga. Zahra merindukan kalian."

Zahra menutup matanya pelan. Tak terasa, air matanya meluncur di pipinya. Bibirnya terlihat mencoba untuk tersenyum kecil.

Brak

Terdengar suara pintu yang baru saja didorong dengan kuat hingga membuat siapa saja terkejut mendengarnya.

Zahra lekas menoleh ke arah pintu. Di sana terlihat adiknya yang tengah berjalan menghampirinya.

"Hana ...."

"Hehe, maaf," cengir Hana tak karuan.

Zahra menghela napasnya. Syukurlah ia tidak terserang jantung.

Kerudung ZahraWhere stories live. Discover now