*16🌻

1.6K 214 36
                                    

.
.
.
.
.

Karma mengikuti Asano dari belakang dengan santai. Ia bahkan memasukkan kedua tangannya di saku dan berjalan menghampiri sosok bersurai orange itu. Asano melirik sejenak, dan kembali fokus pada buku yang dia pegang. Tapi karma bukannya pergi setelah beberapa lama dia malah tetap disana. Berpura-pura mencari buku dan sengaja dekat dekat dengan Asano. Padahal Asano tau kalau sosok iblis merah itu tidak suka membaca buku.

"Kenapa kau disini karma?" Tanya Asano datar. Ia tetap memusatkan perhatiannya pada buku matematika yang ia pegang. Cukup risih dan tentu saja ia masih kesal dengan karma. Ia benar benar manusia yang sangat tidak peka.

"Hm?. Aku cuman sedang..-" Asano tergidik saat nafas karma tiba-tiba menyentuh pipinya. "-mencari buku tentu saja kan?". Karma menyeringai saat melihat Asano memerah. Keringat dingin menutupi wajah kerennya itu. Asano berdehem dan sedikit menyingkir dari posisi karma ke arah kiri. Tapi karma malah semakin mendekat. Dan sialnya, area ini sangat sepi. Kayano juga entah sejak kapan sudah pergi dari sini. Sial!.

Karena Kageyama dan Oikawa seperti biasa sedang bermesraan disana. Dengan Oikawa yang mencoba mengoda ngoda dengan segala gombalannya dan Kageyama yang tidak merespon. Ia tidak masalah. Sengaja karma memilih waktu pulang sekolah. Kalau pulang sekolah, siswa yang tinggal sedikit. Dan siapa lagi yang mau ke perpustakaan?. Tentu saja si penggila belajar ini,  Asano Gakushuu. Karma sudah menebak itu sejak awal kenal.

Karma terus mendekat hingga Asano merasakan samping tubuhnya menyentuh dinding dingin. Ia menoleh ke arah samping dan nafasnya tertahan saat melihat wajah karma sangat dekat. Ia bisa melihat wajah tampan karma yang tersenyum menyeringai menatapnya. Kedua manik mata merah yang seperti iblis itu menatapnya dalam.

"Kenapa kau malu hm Asano?" Bisik karma tepat di telinga Asano. Asano meremang. Asano memiringkan kepalanya hingga menyentuh dinding di dekatnya. Ia sedikit miring ke samping berusaha menghindar tapi tidak bisa dengan sebuah buku yang ia pegang itu. Tapi tidak bisa. Posisi mereka juga sangat ambigu. Karma memojokkan Asano di dinding terpencil perpustakaan.

Satu tangannya menempel di samping kanan tubuh kecil Asano dan tangan kanan karma masih berada di saku. Ia menatap santai ke arah Asano kecil yang sudah terperangkap di sana. Meskipun ia berusaha keras menghindar. Tubuh nya sudah menempel di dinding perpustakaan itu. Kedua tangannya memegang buku itu dengan gemetar.

Tubuh karma itu besar tentu saja ia adalah kakak kelas. Dan Asano adalah adik kelas. Mereka terpaut usia satu tahun. Tubuh Asano terbilang kecil lebih kecil daripada Kageyama. Jika Kageyama hampir seleher dengan nya. Maka Asano jauh di bawah bahunya. Tingginya dan Oikawa itu sama. Karma tersenyum melihat Asano yang tampak tidak berdaya disana.

"Me.. menyingkirlah" tekan Asano mengusir. Jika yang lain akan merinding tapi tidak dengan karma. Ia sudah terbiasa. Dan lagi ia sekarang sedang ketakutan dengannya. Karma semakin mendekatkan wajahnya ,sedikit menunduk. Hampir sampai dengan pipinya. Asano berkeringat. Ia segera meletakkan buku itu hendak menghalangi wajahnya tapi tidak. Karma dengan cepat menahan nya dengan satu jari. Dan Asano menoleh kaget.

.
.
.
.
.

Deg!

Deg!

Sangat dekat. Hampir saja mereka berciuman dalam tempo ini. Asano menahan nafas. Sedangkan karma masih seperti biasanya. Semburat merah muncul di wajah Asano seketika saat sadar ia sangat dan sangat dekat dengan karma. Tangan Asano gemetar. Dijatuhkan nya begitu saja buku itu. Dan ia sontak merosot ke lantai karena tidak bisa lagi menahan keseimbangan tubuhnya. Ia menunduk dengan gemetar. Kedua tangannya di taruh di bawah. Di samping badannya.

Karma ikut turun dari sana. Ia sedikit berjongkok. Dan tentu saja ia masih sangat dekat. Karma sedikit menaikkan alisnya saat menyadari Asano tampak berbeda. Tangannya gemetar. Karma melihat ke arah Asano perlahan. Pundak nya juga gemetar seperti menahan sesuatu. Karma mengarahkan jari nya tapi Asano langsung menepis kasar. Ia masih menunduk tanpa berkata apapun. Karma bingung, Asano tidak pernah seperti ini.

"Hei ada apa?~" seru karma. Bukan karma jika ia menyerah begitu saja. Ia mengarahkan kedua tangannya menangkup kedua pipi Asano dan perlahan mengarahkannya ke atas meksipun terdapat banyak penolakkan dari Asano. Kedua mata karma membulat saat melihat wajah Asano yang memerah dengan bulir air mata. Dia gemetar. Kedua matanya menatap sinis dan kesal ke arah karma. Kedua tangan asano gemetar dan beralih memegang lengan besar karma.

"Sudah puas!. Ini gara gara mu!" Seru Asano. Kedua lengan asano berusaha menyingkirkan nya. Tapi tangan karma tetap bersikukuh masih menahan kedua pipinya. Kedua mata marah Asano perlahan di alihkan ke arah kiri. Tidak mau menatap karma. Air mata sialan itu masih juga tidak mau berhenti. Keluar begitu saja saat tau kalau ia selalu di permainkan oleh karma. Bahkan perasaannya itu juga...di permainkan begitu saja. Asano sadar tapi ia berusaha untuk terus menyangkal.

Tanpa di sangka. Karma malah mendekat. Ia mengarahkan kedua tangannya turun memegang kedua pinggang asano dan memeluknya. Asano menatap tidak percaya. Hingga kepalanya kini berada di pundak karma. Asano berusaha memberontak tapi karma tetap memeluknya dengan erat.

"Apa ini!. Lepaskan!" Umpat Asano tidak mau. Tapi karma terus memeluknya dan perlahan mengarahkan tangannya menyentuh pinggang asano. Karma sudah terduduk di lantai dan memeluk tubuh kecil Asano di Antara kedua kakinya. Karma sedikit menunduk. "Maaf" seru nya pelan. Nada suaranya terdengar serius. Tidak seperti biasanya. Asano terdiam. Karma menenggelamkan kepalanya di punggung Asano yang masih gemetar menahan tangisnya.

"Ke..kenapa?. Apa kau mau mempermainkan ku lagi?" Asano terkekeh. Hilang sudah harga dirinya. Perkataan itu meluncur begitu saja. Ia bahkan sudah menangis di depan orang yang paling tidak ingin dia perlihatkan. Ia sebenarnya lemah .Ia melihat nanar ke arah depan. Karma mengeleng dan semakin memeluk tubuh Asano.

"Tidak, aku...aku tidak akan seperti itu...maaf telah membuatmu menangis" seru nya pelan. Masih setia memeluk nya. Kata kata yang tidak pernah Asano sangka akan keluar dari karma. Karma menarik tubuh Asano menjauh dan saat sudah sangat dekat. Ia menutup kedua matanya mengecup bibir Asano. Asano terdiam. Eh?. Ia tau ini ciuman .. tapi?..?. Karma tersenyum tipis melepaskan ciuman singkat nya.

"Aku menyukai mu Asano" seru nya. Ia mengecup bibir Asano lagi. Kali ini lebih dalam hingga membuat Asano merasa kewalahan. Kedua tangannya meremas punggung karma. Hingga dirasa nafasnya mulai sesak. Tapi karma sama sekali tidak mau melepaskan nya. Asano jadi kesal. Dan menarik kasar rambut karma. Kedua matanya menatap kesal dan segera beranjak pergi dari sana.

Tapi karma dengan cepat menarik baju Asano hingga ia terjatuh. Asano jatuh terbalik dengan posisi berhadapan dengan dinding dan karma menahannya dari belakang. Asano sudah mulai mengumpat kesal ketika karma menahan nya dengan memeluk pinggangnya. Ia mengendus leher Asano Sehingga membuat nya merinding dan sedikit berhenti bergerak. Kedua tangan mungilnya meremas kedua lengan karma yang memeluk nya itu dengan jengkel.

"Ah.. lepaskan...sialan.. brengsek" seru Asano. Ia menahan desahannya. Tapi tidak bisa. Karma sangat kuat. Karma mengarahkan wajahnya tepat di sebelah Asano. Membuat Asano memandang nya dengan tatapan terkejut. Karma menyeringai saat melihat wajah manis Asano yang menatapnya kesal. Karena ia menahan tubuhnya itu.

"Kau sekarang adalah pacarku. Asano...kau milikku" seru karma. Asano kaget tapi sebelum ia sempat berbicara. Ia mengecup bibir Asano lagi. Dan kedua tangannya mulai memeluk tubuh kecil itu erat yang berada di tengah-tengah nya. Asano awalnya menolak. Tapi lama kelamaan ia berhenti dan...ikut menikmati ciuman itu. Kedua tangannya meremas kasar lengan karma. Dan karma membuka matanya perlahan. Sedikit menyipit puas melihat Asano yang tidak lagi menolaknya.

.
.
.
.
.

Seniors!, Notice Me...Please? [OiKage, KaruAsa]Where stories live. Discover now