*8🌻

1.6K 250 8
                                    

.
.
.
.
.

Oikawa seperti biasa menebar pesona nya dengan semua orang di kelas. Terutama wanita. Ia bersikap sok keren saat akan berjalan ke depan kelas mengambil kertas ulangan. Semuanya pada terpesona. Hingga sebuah tongkat melayang menepuk keras kening tampan Oikawa hingga meninggalkan jejak kemerahan disana.

"Akh sakit!!!. Kenapa guru?!" Seru Oikawa gerutu. Ia menunduk memegang kedua sisi kepalanya ngenes. Sedangkan guru di depannya sudah terbiasa dengan sikap narsis dari sang idola sekolah ini. Ia menatap datar dan risih kepada Oikawa.

"Kenapa katamu?. Nilai mu buruk sekali!. Bisakah kau lebih fokus dalam pelajaran hah!. Dasar kuso Oikawa!" Seru guru itu menaikkan suaranya dan membuat para wanita penggemarnya menatapnya khawatir. Dan karma yang dengan kurang ajarnya tertawa kecil di kursi belakang.

"Tapi!. Aku kan sudah Berusaha setidaknya aku pandai dalam hal olahraga!" Seru Oikawa membela diri. Ia tidak terima dirinya di nistakan begitu saja. Apalagi di hadapan teman teman sekelas. Bisa hancur harga dirinya. Bagaimana ia bisa populer nantinya??.

"Iya iya. Aku tau. Tapi tetap saja Kageyama bahkan lebih baik darimu!" Ketus guru itu lagi. Oikawa yang mendengar kata adik kelasnya itu merengut kesal. Selalu saja Kageyama, Kageyama. Dengan kesal. Oikawa melangkah begitu saja keluar kelas. Meninggalkan teman sekelasnya dan karma yang duduk santai disana. Tidak mengindahkan guru yang marah marah memintanya kembali.

Oikawa sungguh kesal sekali. Kenapa Kageyama saja?. Dia juga sudah berusaha. Oikawa memilih mendinginkan kepalanya dengan minuman. Ia mendekati rak minuman. Memilih minuman disana. Ah, padahal kalau saja tidak ada Kageyama disini. Ia pasti yang akan populer. Ini semua karena adik kelas seramnya itu.

Ia menegak minumannya itu dengan kesal. Dan karma lagi lagi tidak akan mau ikut campur dengan masalahnya kali ini. Ia bisa kabur begitu saja dan meninggalkan Oikawa seorang diri. Ugh, sahabat macam apa dia. Tapi Sudahlah ,Oikawa. Tenang kan dirimu. Sebentar lagi juga akan selesai pembelajaran. Dan ia tidak akan bertemu guru mengesalkan itu lagi. Selalu saja di pukuli kesal juga. Dasar pak iwazumi sialan!.

"Eh Oikawa senpai?" Seru salah seorang murid menyadari keadaan senpai tampan itu. Ia mendekati senpai itu. Dan kemudian diikuti anak anak betina lainnya. Mereka sama sama pengemar Oikawa.

Langsung saja telinga Oikawa menegak saat mendengar suara cewek. Ia langsung segar kembali. Dan melihat ke sana dengan senyuman memikat. Para gadis gadis itu segera mengerubunginya. Beberapa terpesona dan mencoba menarik perhatian Oikawa yang memang tampan. Cuman minus di sikapnya aja. Ah, ini adalah keberuntungan. Sering sering saja ia kabur dari pelajaran bapak itu. Kalau disana ia akan terus di salahkan.

"Ah iya ada apa baby?" Seru Oikawa sudah memasang pesona nya kembali. Seseorang di depannya yang memang sudah kebal atau risih dengan sikap Oikawa menatapnya datar. Wah dia kan anak itu!. Ia melihat ke sekeliling membuat oikawa heran. Sosok bersurai kuning itu menarik lengan Oikawa menuju ke suatu tempat tanpa berkata apapun. Membuat oikawa heran tapi ikut saja. Toh cewek!.

Oikawa sudah kesenangan. Mungkin saja ia akan di tembak oleh cewek lagi. Apalagi cewek ini adalah cewek yang sempat ia duga mendekati Kageyama. Tidak mungkin. Dia Selalu keren. Dan selalu dipuja wanita ini. Tidak mungkin ia mau sama adik kelas seramnya itu. Toh Kageyama itu tidak ada menariknya sama sekali.

Dan dirinya tiba tiba berhenti di tarik saat sudah di kelas yang sepi. Yachi melepaskan genggamannya dan menjauh dari sana. Pergi begitu saja tanpa penjelasan. Oikawa sudah memandang heran. Eh??. Kenapa ia yang malah pergi??. Oikawa menatap lagi ke sekitar. Kosong kok?. Eh..itu..?.

Ia melihat dengan gemetar saat disadari ada seseorang yang membelakangi nya di dinding kelas. Lalu perlahan ia memiringkan kepalanya dengan senyuman seram kepadanya. Dengan sebuah bungkusan hitam di tangannya menambah kesan seram bagi siapapun yang melihat secara langsung. Oikawa merinding seketika. Wajahnya memucat...si..siapa itu?.

.
.
.
.
.

Sementara itu disisi lain. Karma seperti biasa tidak mau ikut campur dalam masalah Oikawa. Ia sih anteng anteng saja. Karena jujur ia itu pintar. Sama seperti Asano. Tapi pintaran dia. Jadi mau apapun alasannya. Ia tetap lebih bebas dan pandai. Karma melengos begitu saja dengan tidak sopannya saat guru sedang mengajar. Guru itu tau dan segera melempar kapur nya kearah belakang. Dan karma dengan mudahnya menghindari nya dengan memajukan kepalanya santai.

"Kau mau kemana karma?" Tanya guru itu. Ia heran kenapa dua anak itu bisa ada di kelas yang sama. Dia sudah pusing dengan Oikawa dan sekarang. Ada sahabatnya yang tidak kalah menyusahkan. Karma mengangkat bahunya dengan santai. Ia memiringkan kepalanya dan menyeringai mengejek ke arah guru itu.

"Aku bosan loh~. Aku pergi dulu dah guru~" seru karma. Ia langsung saja melangkah pergi setelah tidak sengaja menghina guru dengan sikapnya. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana dan membiarkan bajunya berantakan begitu saja.

Sedangkan guru itu sudah marah luar biasa. Ada perempatan di dahinya pertanda ia marah. Ia sampai mematahkan kapur yang ia pegang dengan sekali genggaman. Oikawa dan karma sama saja. Tapi Sudahlah!. Sedangkan anak anak sekelas lainnya sudah mati ketakutan karena hawa kelam dari pak iwazumi yang sangat kesal dan lagi lagi itu karena dua anak yang sama sama unik itu.

Karma berjalan keluar kelas. Sambil sesekali bersenandung. Eh?. Ia menatap kearah kerumunan adik kelasnya disana. Ia segera menyeringai saat mengetahui kalau itu adalah kerumunan dari kelas Asano. Wah ada mainan baru!. Karma berjalan ke sana. Mendekati Asano yang diam saja di sana. Paling belakang. Ia memang tidak suka di dekat orang lain.

"Eh~asano. Ada apa hm?" Seru karma. Asano tau itu. Ia tetap pada posisinya tidak mau marah marah begitu saja.

"Berisik" sinis Asano. Karma melirik ke arah lainnya. Sedikit menaikkan alisnya nakal saat melihat ada sebuah bungkusan disana. Di tangan Asano.

"Wah apa ini?" Seru karma. Ia mengarahkan tangannya hendak mengambil itu. Tapi Asano dengan cepat menyembunyikan itu di belakang badannya dengan kedua tangannya. Karma melihat lagi ke arah asano yang tampak panik dan gugup.

"Tidak.. tidak ada apa apa!" Elak Asano berusaha menghindar. Ia menunduk gugup. Kedua matanya Berusaha di alihkan tidak menatap karma. Karma menyeringai. Asano tidak melihatnya karena ia sedang gugup. Berusaha keras menyembunyikan sesuatu. Saat ini Asano benar benar berbeda dari biasanya. Ia jadi ingin menjahilinya terus~♡.

"Asano~. Apa kau membuat sesuatu?" Tanya karma. Ia lebih tinggi dari Asano. Sebelas dua belas dengan sahabat nya Oikawa. Ia merendahkan wajahnya semakin mendekati Asano dibawahnya dengan seringainya itu. Asano tergagap dan gemetar saat dirasa karma hampir melihat dirinya. Ia malu sekali. Asano berbalik dan langsung pergi begitu saja. Bungkusan itu ia pegang erat erat di depannya.

Karma yang ditinggalkan begitu saja langsung menatap datar dan intens sosok itu. Eh?. Dia jadi penasaran. Benda apa itu. Karma diam diam menyeringai. Menatap sosok itu dan menjilat ujung jarinya yang ia letakkan perlahan di mulutnya itu. Asano yang tidak pernah ingin kalah dari nya. Sekarang ia melarikan diri. Oh~ ini akan menarik.

.
.
.
.
.



Seniors!, Notice Me...Please? [OiKage, KaruAsa]Where stories live. Discover now