*14🌻

1.6K 207 34
                                    

.
.
.
.
.

"Asano, a-apa kau mau makan siang bersama?" seru suara wanita itu pelan, gugup. Yang sudah menjadi kekasih Asano beberapa hari yang lalu.

"Iya", kata seseorang di depannya itu. Ia berjalan tidak peduli disana. Tidak mempedulikan sosok bersurai hijau itu dibelakang.

"Ka..kau mau apa?" Gadis itu mendongak menatap ragu ke arah sosok bersurai orange itu.

"Ck, berisik!. Sudah diam saja!" Seru Asano kesal. Langsung saja kayano kicep , berjalan di belakang nya sambil menunduk. Tidak ada suara lagi. Beberapa hari ini selalu seperti ini. Mereka tampak tidak seperti kekasih sama sekali. Hanya sekedar status belaka.

Asano sudah kesal luar biasa di sana. Ia berjalan dengan kesal dan jengkel. Padahal ia sudah berpacaran dengan kayano. Tapi karma sama sekali tidak memperhatikannya. Ia sama sekali tidak peduli!. Lalu apa gunanya ia berpacaran, sama sekali tidak berguna. Ia tidak mau melakukan sesuatu hal yang tidak penting seperti ini.

"Sialan!!!. Kenapa dia sama sekali tidak peduli sih!" Kesal Asano seorang diri disana. Ia marah marah tidak jelas. Kayano hanya menunduk disana. Tidak mau menganggu. Ia tidak mau Asano semakin marah. Kalau begini...ia seperti tidak... orang berpacaran kan?.

Saat itu karma seperti biasa baru saja mengerjai guru guru. Dan ia dengan kurang ajarnya kabur begitu saja. Dan sekarang dengan santuy berjalan jalan seperti tidak ada masalah sambil menikmati susu strawberry kesukaannya itu. Ia melihat ke arah Asano dan berlari ke arahnya dengan riang, senyum menyeringai mengejek seperti biasa. Tidak tau kalau Asano sudah marah besar disana.

"Dasar sialan sialan!" Umpat Asano. Ia sudah tidak tahan lagi. Karma sama sekali tidak mempedulikan nya. Dan Asano yang sudah tidak tenang seperti ini akan sangat mengerikan. Ia akan mengumpat dan menatap ganas siapapun.

"He~ Asano. Ada apa?, Kau sedang date hm?" Seru suara itu. Ia mendekati asano dan mulai mengejeknya. Ia berjalan dengan santai. Dan sedikit menunduk ke arah Asano .Langsung saja Asano membuat perempatan di dahinya. Kemarahannya semakin membesar karena kedatangan maklhuk itu. Ia sedang tidak mau melihat makhluk sialan itu.

"Diam saja!. Dasar maklhuk tidak peka!" Ketus Asano. Ia menatap sinis dan berjalan begitu saja meninggalkan karma yang tidak tau apa apa. Di ikuti kayano dari belakang sambil menunduk, diam saja. Karma menatap dengan menaikkan alisnya heran. Ia menarik lengan kayano dan berbisik sedikit menunduk agar menyamakan diri dengan kayano.

"Hei ada apa dengan Asano?" Tanyanya. Kayano menunduk malu. "Gak tau" serunya pelan. Ia juga terkena imbasnya. Karma melirik dengan wajah bingung. Asano sudah mulai marah marah lagi disana saat tau kalau semua tidak berjalan sesuai keinginannya. Ia memiringkan kepalanya memandang sinis dan tajam ke arah karma.

"Kayano!. Cepat ikuti aku!" Seru Asano kesal. Kayano segera melepaskan genggamannya dengan ragu dan mengikuti Asano dengan tergopoh-gopoh. Karma yang tadi menunduk dan menatap diam. Ia menaikkan wajahnya. Dan sebuah seringai muncul disana saat melihat Asano memegang tangan kayano menyuruhnya mengikuti langkah kakinya itu.

Karma menyedot minuman nya itu hingga habis. Ia melepaskan perlahan sedotan itu dan menjilati bekas minuman yang berbekas di bibirnya itu. Kemudian menyeringai lagi. Ini akan menyenangkan. Karma meletakan satu tangannya santai di saku. Membiarkan seragam nya itu berantakan dan satu tangannya memegang kotak itu. Ia melirik intens dan penuh arti ke arah kepergian Asano yang masih terlihat disana.

"Kau marah huh?"

.
.
.
.
.

Asano duduk di perpustakaan tempatnya biasa belajar. Ia kesal sekali. Dan menyuruh agar kayano terus mengikuti nya. Ck, ia melirik sinis ke arah kayano. Gadis itu duduk dalam diam dan membaca bukunya dengan tenang di kursi jauh dari Asano. Asano yang menyuruhnya seperti itu...saat melihat ke arah Asano. Ia langsung berbalik dan membaca buku lagi. Gadis yang sangat merepotkan dan sangat penurut. Menyebalkan!.

Asano melanjutkan membaca bukunya dengan gusar. Menyebalkan sekali pacaran itu. Ia harus membawa gadis itu kemanapun pergi. Ck, dan lagi karma. Kakak kelas sialan itu hanya bertingkah seperti biasa. Padahal ia melakukan ini dengan harapan karma akan cemburu..padanya. lagi lagi ia membuat dirinya hanya berharapan palsu. Padahal tadi, jaket itu..., Ugh. Sialan!. Kau sebaiknya belajar saja seperti biasanya Asano. Belajar!. Tidak usah pedulikan berandalan merah satu itu.

Dia belajar seperti biasa. Dan kayano untuk kesekian kalinya menghela nafas. Suasana disini begitu kosong sekali. Ya sepi sih karena hanya ada mereka berdua disini. Dan Asano hanya diam saja. Tenggelam dalam dunianya disana. Kayano berkeringat dingin. Ia memang tidak terbiasa untuk berbicara banyak. Terutama dengan orang lain. Ia pemalu.

Karma tiba tiba masuk ke dalam perpustakaan dengan membawa sosok bersurai hitam itu. Bukan lebih tepatnya menyeret lengannya itu dengan santai. Ia menyeringai ke arah Kageyama yang hanya memandang nya polos tidak mengerti.

"Sini sini Kageyama!" Ajaknya dengan maksud tertentu. Ia tersenyum senyum jahil seperti biasa. Tidak mempedulikan kalau ia menyeret sosok polos itu begitu saja. Dan Kageyama yang hanya ikut ikut saja.

"Apa karma senpai?" Tanya Kageyama menatap polos.

"Kau ikut saja Kageyama!"

Wajahnya tampak seperti biasa. Ia hanya sedikit heran kenapa karma tiba tiba menariknya tanpa alasan, saat ia sedang makan siang bersama Oikawa. Tapi Kageyama tidak mau menolak juga. Ini kan kakak kelasnya. Tidak baik menolak dong. Mungkin saja ada masalah mungkin?. Dan lagi ia dan Oikawa hanya makan bersama. Kan bisa nanti saja.

"Hei lepaskan tobio-Chan!" Tepat dibelakang Oikawa sudah berteriak teriak dan ikutan mengejar karma yang sudah berlari duluan seenaknya di depannya itu. Tidak peduli dengan orang orang yang menatapnya aneh. Yang ada dalam pikirannya adalah Kageyama yang seenaknya di tarik tanpa penjelasan.

Oikawa seperti binatang buas. Ia tidak terima waktu berharga nya dengan adik kelas manis nya itu di hancurkan begitu saja. Tapi karma dengan cepat menariknya dan saat ia menurunkan kecepatannya saat berada tepat di depan pintu perpustakaan yang dengan mudahnya ia buka.

Ia langsung menarik lengan Kageyama dan karma masih menarik lengannya satu lagi. Dan Kageyama hanya menatap polos tidak mengerti. Ia membiarkan keduanya saling menarik tangannya di depan pintu perpustakaan. Oikawa menatap tajam ke arah karma. Dan karma yang hanya tersenyum senyum.

Bahkan Kageyama hanya diam saja. Seperti biasa. Malahan dalam pikirannya ia malah memikirkan apa pelajaran nanti. Benar benar Kageyama ini tetap tenang entah karena tidak tau atau cuek dengan apapun.

"He~ kau kenapa Oikawa?" Seru karma mengoda. Ia tersenyum simpul melihat ke arah sahabat bodohnya itu.

"Kau menganggu waktuku dan tobio-chan makan bersama!" Seru Oikawa. Ia memeluk posesif lengan kanan kageyama. Kageyama itu milik nya!. Dan memajukan mulutnya jengkel menatap pada karma.

"Tapi Kageyama tidak masalah ya kan Kageyama?" Seru karma. Menjilat jarinya dan menatap penuh arti ke arah Oikawa. Dan membuat oikawa menatap nya penuh kegelapan. Aura sangat mematikan keluar dari Oikawa. Sedangkan Kageyama?. Ia sama sekali tidak bereaksi. Diam sama seperti biasanya.

"Ya. Tooru senpai. Kita bisa makan bersama nanti kan?" Seru Kageyama polos. Ia menatap ke arah Oikawa dengan polos. Tanpa tau persoalan yang sebenarnya terjadi. Oikawa sudah merana ketika mendengar pernyataan polos ukenya itu.

"Bukan gitu maksud ku!". Karma terkekeh mengejek. Dan Oikawa sudah merengut kesal, cemburut manja. Sedangkan orang yang sedari tadi melihat itu mencoba untuk tidak peduli.

Padahal dalam hati ia sudah teramat kesal karena kedatangan keempat manusia itu. Pembelajarannya juga terganggu!. Padahal ia belajar untuk melupakan kekesalannya. Dan wajahnya sudah kesal setengah mati. Ada aura kelam mencengkam disana. Kayano sudah merinding disana. Wajah cantik nya sampai memucat dan tidak mampu bergerak.

.
.
.
.
.


Seniors!, Notice Me...Please? [OiKage, KaruAsa]Where stories live. Discover now