Chap [7/...] Clarity

607 43 7
                                    

Hari-hari Yesung jalani di rumah Siwon, tidak terhitung sudah berapa lama setelah insiden ia diusir, bahkan hari saja ia kadang lupa, untuk memastikan Yesung memeriksa hari di ponselnya, sudah senin lagi yang artinya seminggu ia disini. Tidak ada yang mencarinya, tidak ada juga menghubungi, sudah diduga memang, manusia sepertinya siapa yang ingin tahu?

Sore itu Yesung menyapu rumah seperti biasa, sebelum Siwon datang wajib rumah terlihat rapi dan bersih, Yesung melakukan itu semua, pekerjaan rumah tangga layaknya pembantu, Siwon tidak menyuruhnya hanya saja ia masih tahu terima kasih. Selesai membereskan semuanya seperti biasa, Siwon membuka pintu. "Mau mandi sekarang? Aku akan siapkan air." Siwon menggeleng. "Bisa kau belikan bir?" Siwon tidak terlihat punya masalah, namun ia nampak ingin mabuk membuat Yesung terheran. "Aku tidak punya KTP, Siwon ah."

"Di dekat lintas Pyojang ada yang jual tanpa harus menggunakan KTP." Pyojang adalah jalan raya besar dan lintas Pyojang merupakan jalan kemarin yang Yesung lalui untuk menuju kota. "Itukan jauh." Keluh Yesung sambil menatap jam dinding yang menunjuk pukul setengah empat. "Tolong, ya." Siwon menyerahkan beberapa lembar uang yang jumlahnya sangat banyak, hampir satu juta. "Bir? Dengan uang sebanyak ini?" Siwon mengangguk sambil meletakkan tas nya ke atas kursi diiringi dirinya yang menjatuhkan pantat. "Ada apa? Kau ada masalah?" Yesung khawatir, karena Siwon tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. "Tidak ada, aku hanya ingin mabuk denganmu tapi persedian bir kita habis, kan?" Yesung tidak tahu itu, ia tak pernah memeriksa gudang bir di belakang rumah.

"Cepat ya." Siwon masuk ke kamar. Akhirnya Yesung keluar juga setelah memakai masker dan topi.

Dari rumah Siwon sampai ke mulut lintas Pyojang membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit ditempuh dengan kendaraan, dan memakan waktu satu jam lebih untuk meraih ujung lintas Pyojang. Yesung memutuskan memesan taksi online, dengan uang sebanyak itu tentu akan sangat cukup untuk ongkos pulang-pergi.

Taksi itu perlahan menjuhi daerah persawahan dimana rumah Siwon berada, Yesung merasa tidak enak, Siwon seperti memaksanya pergi menjauh namun pikiran buruk itu ia tepis, seminggu ini tidak ada hal aneh yang terjadi membuat ia mulai nyaman dan percaya bersama Siwon. Perjalanan hampir 15 menit dan taksi mulai memasuki seperempat lintas Pyojang, masih ramai rumah penduduk. 15 menit berikutnya hanya ada satu dua rumah yang terlihat, Yesung merasa parno. "Ahjussi." Sopir taksi itu hanya bergumam. "Tolong bawa aku kembali." Bapak sekitar empat puluh lima tahun itu menengok dari kaca di dalam mobil, dilihatnya wajah sang penumpang nampak panik. "Aku akan membayar lebih." Pinta Yesung.

Mobil itu memutar, balik arah. Dari sini sampai rumah Siwon butuh waktu tiga puluh menit lagi. Selama di perjalanan Yesung mengigiti kukunya, perasaan ini tidak bisa bohong, ia percaya instingnya lebih kuat dari apapun.

"Kamsahamnida." Setengah lima lewat sedikit saat Yesung keluar dari taksi online itu. Semakin mendekati rumah Siwon semakin batinnya merasa tertekan untuk alasan yang kurang jelas. Yesung meraih gagang pintu, saat membukanya di rak sepatu ada sepasang yang asing baginya. "Siwon." Panggil Yesung, tidak ada sahutan namun suara aneh terdengar, desahan perempuan. Yesung memututuskan mengendap-endap ke arah kamar.

***

Pukul setengah lima, Kyuhyun berangkat menuju kota untuk mengikuti turnamen basket nasional yang diadakan besok di luar kota, jadi sore ini ia bersama tim basket sekolahnya berangkat bersama guru pendamping mereka menggunakan bus. "Doakan aku, eomma." Kyuhyun berpamitan kepada kedua orang tuanya, ibu Kyuhyun menangis karena ini pertama kali Kyuhyun pergi sejauh ini sementara ayah Kyuhyun merangkul sang istri sedaritadi. Kyuhyun masuk ke dalam bus dimana teman-temannya sudah menunggu. Sekali lagi ia melambai kepada orang tuanya dengan senyuman terbaik yang ia punya.

Kyuhyun menghela napas, berat juga baginya meninggalkan orang tua, namun pertandingan ini kesempatan bagi ia sekaligus mengangkat citra sekolah mereka yang buruk karena insiden seminggu yang lalu. Jika tim mereka menang, maka semua pemain inti akan mendapat beasiswa penuh, itu tujuan utama Kyuhyun.

Pertandingan basket nasional yang diadakan setahun sekali ini dilaksanakan besok hari jam sembilan pagi, sengaja mereka berangkat sekarang karena perjalanan yang sangat jauh dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas stamina pemainnya. Diharapkan mereka sampai penginapan pukul sepuluh malam agar tim inti bisa beristirahat dengan nyenyak.

"Apa yang kau lamunkan?" Tanya seseorang yang duduk di samping Kyuhyun. "Rindu pacarmu?" Goda Changmin sambil menunjuk layar ponsel Kyuhyun terdapat foto Seulgi. "Ahh.. iya.." Jawab Kyuhyun singkat sambil mengalihkan pandang ke luar jendela, menatap rumah-rumah khas pedesaan. Desa mereka ini, jika disebut desa kumuh ya tidak juga, masih ada rumah modern seperti perumahan Donghae dan rumah-rumah menengah ke bawah seperti rumah yang ia tempati, pemandangan di sini bagus dengan hamparan sawah yang luas dan pepohonan tinggi nan rimbun.

Akses menuju desa inilah yang mungkin membuatnya terpencil, sangat jauh dari kota yang bahkan memakan waktu dua jam hanya memandangi pohon rindang di kiri kanan menjadikan jalan aspal kecil ini seperti aspal yang salah letak.

"Kemana kakakmu itu, Kyu?" Changmin menyadarkan lamunannya. Yesung? Kyuhyun bahkan tidak tahu kabar lelaki itu, semenjak diusir tidak sekalipun ia pernah melihat Yesung lagi, sekadar berpapasan di jalan, kebetulan berada di tempat yang sama pun tidak pernah, padahal Kyuhyun bersumpah akan sujud jika dapat bertemu Yesung, meminta maaf atas segalanya meski ia tahu maaf yang keluar dari mulutnya tidak berguna.

Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi hanya, Yesung pergi ke luar kota, Yesung bunuh diri. Namun pergi ke luar kota sepertinya mustahil, Yesung tidak punya apapun untuk dijual tidak juga punya tabungan yang bisa digunakan kecuali lelaki itu nekat menjual ponsel, satu-satunya benda berharga yang Yesung punya. Jikapun Yesung bunuh diri, akan gempar satu desa akan penemuan mayat, namun seminggu ini ia tidak mendengar itu, pikirannya berlarian, mengkhayal Yesung lari ke hutan dan membiarkan dirinya dimakan makhluk yang ada di sana.

***

"Siwon..." Panggil Yesung lemah, melihat adegan Siwon menyetubuhi seorang gadis yang sepertinya lebih muda darinya. Siwon menoleh membuat gadis yang tadinya keenakan itu seketika menutup tubuh bugilnya dengan selimut. "Ohh.. kau sudah kembali.." Wajah Siwon memerah, Yesung tahu harusnya ia pergi saja dan biarkan mereka menyelesaikan hal itu tapi kekecewaan dalam hatinya memaksa suara itu keluar.

Gadis itu memakai kembali semua seragamnya, Yesung sedikit terkejut karena seragam itu seragam yang sama seperti yang dulu ia kenakan. Otaknya langsung menarik kesimpulan, Siwon melakukan hal yang sama seperti yang Siwon lakukan kepadanya. "Hei, bukannya dia yang ada di video itu!" Seru gadis itu setelah merapikan semua pakaiannya. "Jadi bintang porno itu ada disini!?" Gadis itu menatap tajam Siwon. "Ya begitulah..."

"Kau bilang kau tinggal sendiri!" Gadis itu memukul dada Siwon."Dia? Dia cuma pembantu disini." Mata Yesung melebar tak percaya, mungkin ia yang berharap lebih sementara Siwon menganggapnya rendahan?

Gadis itu meraih tas nya, PLAK, menampar Yesung sebelum benar-benar pergi. Sementara Yesung masih mematung di tempatnya. "Mana bir nya?" Yesung menggeleng, ia hanya menunduk menahan kesakitan yang ia rasakan. "Mau main? Aku bahkan belum sempat keluar." Siwon melepas masker Yesung dan mencium bibirnya. Yesung merasa jijik, bibir itu, pastilah bekas gadis yang tadi. Namun Yesung tidak bisa menolak, hatinya terlalu sakit menjadikan tubuhnya melemah.

"Kau... brengsek..." Siwon hanya tertawa dan melepas semua pakaian Yesung. "Aku tidak pernah menjanjikan apapun kepadamu, sayang." Yesung hendak menampar Siwon namun terlebih dahulu Siwon menarik Yesung dan menjatuhkannya ke ranjang. "Ahhh... padahal aku mulai suka payudara gadis." Ringis Siwon saat memilin puting Yesung.

To Be Continue

Takut panjang-panjang takut bosen .. hihihi

LacrimosaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu