Chap [5/...] Why do I?

724 50 20
                                    

Tatapan tidak suka terus saja tertuju pada sepasang guru-murid yang duduk bersebelahan di kantin saat jam istirahat. “Apa yang kau lihat?” Tanya Seulgi pada pasangannya yang sedaritadi mengabaikan ocehan tentang murid pindahan di kelas mereka pagi ini, pria tampan itu hanya mengaduk-aduk mie cup sambil memandangi guru matematika mereka yang sedang berbincang bersama Yesung. “Tidak ada.” Jawab Kyuhyun singkat, mood nya mendadak buruk seketika.

“Aneh ya, tiba-tiba Siwon seonsaeng bisa sedekat itu dengan Yesung.” Kyuhyun tidak bergeming, dalam hatinya ada rasa tidak ikhlas melihat kakak tirinya itu bahagia.

xxx

Seminggu lagi Ujian Nasional bagi mereka yang berada di tingkat akhir masa putih abu-abu, Yesung semakin besar kepala bisa membalas perkataan orang tua tirinya itu secara telak, terbayang sudah berkuliah di kota Seoul jauh dari para makhluk laknat di rumah ini. “Ku harap kalian menepati janji.” Mula Yesung dengan nada sinis saat makan malam di meja. “Kau? Kuliah di Seoul?” Terdengar sangat meremahkan dan Yesung hanya mendelik, ia merasa tertantang dan ingin segera membungkam mulut itu dengan pencapaiannya kali ini. “Rumah inipun akan ku jual jika memang benar kau bisa lulus.” Sarkas ayah Yesung.

“Jangan sesali apa yang sudah kau ucap.” Yesung berdiri dan membereskan bekas makannya. “Aku pasti akan dapat nilai bagus dan jadi juara umum.” Gumam Yesung yang hanya didengar Kyuhyun, karena adiknya itu berada di dekat wastafel tempat Yesung mencuci piring. “Apa yang membuatmu sangat yakin?” Yesung tidak menjawab pertanyaan Kyuhyun dan memilih keluar ruang makan.

Besoknya, lagi-lagi Kyuhyun mendapati Siwon berduaan dengan Yesung padahal ini jadwal Yesung olahraga di lapangan namun Yesung malah mengikuti Siwon ke gudang belakang sekolah, Kyuhyun yakin pasti Yesung melacur agar bisa dapat kunci jawaban ujian nasional dari guru itu.

xxx

Hari ke tiga sebelum ujian nasional adalah hari dimana soal beserta kunci jawaban di distribusikan ke sekolah-sekolah, Siwon yang merupakan wali kelas dan bertanggung jawab atas soal-soal itupun dengan mudah mendapatkan 4 kunci jawaban dari mata pelajaran yang akan diujikan tersebut, selesai memperbanyak kunci jawaban itu Siwon merapikan dokumen-dokumen ‘RAHASIA’ itu dan meletakannya di ruang kepala sekolah.

Sore harinya ia menemui Yesung, seperti dugaan anak itu berada di depan komplek perumahan dan sedang menunggunya. “Kita main dulu.” Ucap Siwon saat Yesung duduk di motornya. “Tidak apa sampai malam, kan?” Yesung hanya bergumam mengiyakan.

Jam sudah menunjuk pukul 12 malam, Siwon tanpa kelelahan masih saja menggenjot Yesung yang terkapar, wajah dan dada anak itu banjir keringat campur sperma. Tangan Yesung terikat di atas kepalanya dengan kaki dibuka Siwon lebar-lebar, dildo beserta kemaluan Siwon memaksa masuk anus sempit itu.

PLAK

Siwon menampar Yesung yang seperti hampir hilang kesadaran, sudah tak terhitung berapa kali sperma yang Yesung telan dan Siwon keluarkan di anus manupun di wajah serta dada Yesung. “Kita belum selesai, sayang.” Ini pertama kalinya Yesung berhubungan seks sampai berjam-jam, terhitung dari jam 7 mereka mulai sampai sekarang jam 12, sepertinya Siwon minum obat kuat yang membuktikan meski sudah keluar berkali-kali, penis lelaki itu masih bisa berdiri.
Yesung menggeleng, tanda ia tidak sanggup lagi, perutnya terasa gembung dan bau sperma itu membuatnya ingin muntah. Tanpa ampun Siwon mendudukan Yesung, melepas ikatan pada tangan anak itu dan berucap. “Aku mau melihatmu main sendiri.” Mata Yesung yang tadinya terpejam kini membuka perlahan. “Hah?” Ucapnya setengah sadar. “Ini seperti momen perpisahan kita, sayang. Aku mau mengabadikanmu.” Siwon mengambil kamera dari dalam lemari. “Mandilah dulu.” Dan melempar handuk pada Yesung.

Tanpa banyak membantah Yesung masuk ke kamar mandi, menutupnya dan berjongkok di lantai, sperma keluar dari anusnya membuatnya lagi-lagi ingin muntah karena bau sekaligus pusing.
Beberapa menit kemudian Yesung keluar dengan wajah yang lebih segar dan bau yang harum, tempat tidur juga sudah rapi sementara Siwon nampak mengatur posisi kamera tepat di depan ranjang. “Lakukanlah.” Yesung habis tenaga namun ia memaksakan diri mengocok penis mediumnya. “Bukan, sayang.” Siwon mematikan kamera. “Pakai jarimu.” Seketika Yesung merasa jijik karena paham maksud Siwon. Merasa Yesung tidak bergerak, Siwon mengambil 4 lembar kertas fotokopian. “Setelah itu kau bisa dapatkan ini.” Imingnya.

Perlahan Yesung membuka lebar kedua kakinya dengan satu tangan berada di belakang sebagai sanggaan berat tubuh dan tangan satunya memainkan penisnya, berusaha membuat terangsang, lalu Yesung mengulum dua jarinya sampai dirasa basah. “Ahhh…” Lenguh Yesung ketika memasukkan jari secara perlahan ke dalam anus, lenguhan itu bukan karena nikmat lebih tepatnya jijik. Siwon hanya memperhatikan Yesung dari balik kamera.

xxx

Di sekolah, Yesung tidak lagi mengikuti pelajaran guru yang menerangkan kisi-kisi ujian nasional, ia hanya sibuk menghapal kunci jawaban, terpikir olehnya untuk membuat catatan kecil agar tidak perlu susah mengingat semua itu terutama bahasa Inggis namun ia urungkan, setidaknya ia harus berusaha sedikit karena sudah mendapatkan semua kemudahan ini.

Tinggal melalui hari ini dan hari esok sampai pengumuman kelulusan Yesung harus bertahan, sisanya ia akan lepas dari desa kecil ini dan hidup bebas di kota sana, terbayang indahnya gedung pencakar langit dan kelap kelip dunia malam di Seoul membuat Yesung semakin tidak sabar. Ia bahkan memikirkan ingin mengganti identitas ketika sudah di kota kelak. Hidup dimana tidak seorangpun mengenalmu, bukankah itu seperti mendapat dunia baru dengan jati diri baru?

“Yesung…” Suara asing itu membuyarkan lamunannya. “Kau dipanggil kepala sekolah.” Yesung terheran, beberapa hari belakangan ia tidak merasa melakukan kesalahan. “Aku? Kenapa?” Tanyanya, rasa khawatir itu membuat otaknya terasa beku. “Tidak tahu.” Kata orang yang duduk di sebrang Yesung, ia pikir Siwon melaporkan dirinya kepada kepala sekolah karena telah mencuri kunci jawaban, namun saat berpapasan dengan Siwon rasa khawatirnya berkurang namun digantikan dengan ketakutan. Tidak ada sepatah katapun yang terucap saat Siwon berlalu, Yesung menghentikan langkahnya. “Ada apa?” Mungkin ini pertama kali Yesung menampilkan ekspresi selain datar, wajahnya cemas.

Siwon berbalik. “Temuilah kepala sekolah.” Langkah Yesung terasa berat, terlebih saat Siwon sudah berlalu semua orang di koridor menatap dan seakan berbisik tentang kejelekannya. Mata Yesung berkaca-kaca, takut untuk alasan tidak jelas, cemas karena tidak tahu apa yang sedang menantinya. “Bitch.” Ucap seseorang saat ia lewat.

Sesampainya di kantor kepala sekolah, Yesung dipersilahkan duduk. Jantung Yesung semakin tidak karuan, detakannya tak berirama dan peluh mulai keluar dari pori-pori tubuhnya. “Mohon maaf tapi kami harus mengeluarkanmu.” Seketika dunia Yesung runtuh, tidak mungkin kepala sekolah mengerjai murid biasa sepertinya bukan? “Apa?” Gumam Yesung, matanya membulat dengan tatapan nanar. “Kau hanya akan menjelekkan nama sekolah ini, mohon maaf dengan berat hati kami harus mengeluarkanmu.” Kepala sekolah berusia 60 tahun itu menyodorkan surat pengeluaran siswa kepada Yesung. “Besok ujian nasional!” Suara Yesung meninggi.

“Apa kau tidak membuka web sekolah? Bahkan menurut laporan videonya sudah menyebar di media sosial dan situs dewasa. Hanya akan memperburuk reputasi sekolah ini jika kau mengikuti ujian nasional dan lulus dengan embel-embel siswa lulusan Hwang Senior High School…” Yesung membeku.

To Be Continue

Sengaja pendek mo liat responnya dulu.. wkwk…

LacrimosaWhere stories live. Discover now