Penangkapan Pedro

Start from the beginning
                                    

"Kamu dimana, Pedro?" suara Tom Richard terdengar di ujung telepon.

"Saya sedang makan siang di sebuah cafe di dekat rumah saya," jawab Pedro sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling gelisah seakan-akan instingnya mengatakan ada sesuatu yang tak beres.

"Dimana itu?" tanya Tom lagi.

Pedro lalu menjawab dan memberikan alamat cafe dan Tom terdiam tak berkata apa-apa.

"Ada apa Boss? Ada yang salah?" ucap Pedro merasa aneh saat sang Big Boss tak bersuara sama sekali.

"Tak apa-apa. Aku segera kesana!"

TUUT

Telepon ditutup. Pedro mendesah pelan, memainkan ponselnya sembari menunggu pesanan datang. Tanpa disadari Pedro, dua mobil polisi mengintai dirinya sedari tadi.

"Tim Satu sudah siap?" seorang polisi mengatakan pada Walkie-talkienya.

"Tim Satu sudah siap, check!"

"Tim Dua bagaimana?" tanyanya lagi.

"Tim Dua siap, ganti!"

"Baiklah. Target duduk agak di sisi kiri menghadap ke arah dapur. Dia sedang memegang ponsel sekarang. Dalam hitungan tiga kita lakukan sergapan. Kalian siap?"

"SIAP!"

Masing-masing tim sudah berada dalam posisi mereka masing-masing. Mengepung cafe dari segala arah.

"EINS..ZWEI...DREI! GO GO GO!" (satu dua tiga)

Semua bersiap dengan pistol mereka masing-masing. Empat orang polisi dengan seragam anti peluru merangsek pelan maju, masuk kedalam cafe. Sementara itu didalam cafe, Anna baru saja akan meletakkan pesanan di meja Pedro, saat tiba-tiba ...

"KEINE BEWEGUNG! KEINE BEWEGUNG!" (jangan bergerak)

"AAARGH!" Anna berteriak histeris. Nampan yang dibawanya jatuh bergelontangan. Para pengunjung yang sedang asyik menikmati makan siang mereka terlonjak kaget. Ada beberapa yang berteriak, ada yang langsung mendekap mulut mereka sendiri, ada yang akan berlari keluar namun mengurungkan niatnya karena situasi yang tidak memungkinkan.

Pedro dengan sigap dan cekatan menyambar tubuh Anna. Anna meronta ingin melepaskan diri namun Pedro makin mengeratkan pegangannnya.

"AAARH!" jerit Anna lagi ketakutan.

"DIAM ATAU AKU TEMBAK KAMU!" Pedro menodongkan pistol kecil tepat ke batok kepala Anna.

"HILFEEE ... HILF--! (tolong)

Pedro membekap mulut Anna. Gadis itu meronta-ronta ingin melarikan diri. Tapi kekuatan Pedro jauh lebih besar. Dia mengunci tubuh Anna agar tak bergerak lagi.

"JATUHKAN SENJATAMU SEKARANG! JATUHKAN!"

DOR

Sebuah tembakan peringatan meletus. Para pengunjung yang menyaksikan itu semua kaget bukan kepalang. Ada yang langsung bersembunyi dibalik meja, ada yang lari ke arah dapur dan ada pula yang diam mematung tak tahu harus berbuat apa. Qarira yang sedang asyik mencuci piring tak luput dari keterkejutan. Ia menghentikan aktivitasnya, memasang telinga berusaha mendengarkan sesuatu. Tiba-tiba saja ada orang yang berlari masuk ke dapur dan langsung keluar lewat pintu belakang.

"Hey, apa yang kamu lakukan!" teriaknya tanpa menyadari bahaya yang sedang mengintainya sekarang. Qarira lalu berjalan, mengintip dari balik pintu dapur.  Dia memekik tertahan, "ya Allah!"

Lalu dengan refleks Qarira mundur beberapa langkah, mengedarkan pandangannya ke seluruh arah dapur kemudian berlari pelan dan bersembunyi menyelinap di belakang kulkas besar.

"JANGAN COBA-COBA MENEMBAK ATAU GADIS INI AKAN MATI! Pedro berteriak pada beberapa polisi yang sudah mengepungnya. Anna masih berusaha melepaskan diri. "DIAM KATAKU!" bentak Pedro lagi.

"Anda sudah dikepung. Jatuhkan senjata di lantai, angkat tangan dan menyerahkan diri!" ucap salah satu polisi yang mengkomandani penggerebekan itu.

"Tak semudah itu! Sekali kalian bergerak, nyawa gadis ini akan melayang!" Pedro mengancam dengan tatapan liar kemana-mana.

"ANGKAT TANGAN DAN SERAHKAN DIRI!"

DOR

Pedro mengarahkan pistol ke salah satu polisi. Peluru panas itu tepat menembus dada kiri sang polisi. Ia jatuh terjerembab, mengerang kesakitan memegangi dadanya lalu bangkit lagi.

Pedro menggunakan kesempatan, dengan cepat dia menyeret Anna berjalan kearah dapur sambil menodongkan pistol ke segala arah. Para polisi yang mengepung tak mau mengambil resiko. Banyak nyawa yang harus diselamatkan dalam cafe itu. Segera mereka mengevakuasi para pengunjung agar keluar dari cafe. Sementara Pedro melintasi dapur dan tak melihat siapapun di sana dan dia menyelinap melaui pintu belakang.

DOR DOR

Pedro melepaskan tembakan peringatan. Para polisi yang sudah mengepung di area belakang cafe tampak siaga dengan senjata mereka masing-masing dan nampak hati-hati. Pedro berlari sambil menyeret Anna kedalam mobil dan mengendarainya sekencang mungkin.

"KEJAR!" perintah sang Komandan kepada anak buahnya. Merekapun bergegas mengejar mobil Pedro yang meluncur cepat menembus jalan.

Sementara Tom Richard yang sedari tadi  sudah tiba di sekitar cafenya hanya menyaksikan semua kejadian itu dari dalam mobil.

❤❤❤❤



Assalamualaikum

TGIF!
Yang lagi nunggu lanjutan cerita ini, moga makin gemes ya! Kira-kira apa yang bakal terjadi sama Pedro dan Anna ya? Ayo tebak!

Jgn lupa di Vote, komen dan Share ya guys.
Happy Weekend.

Wassalam

DS. Yadi







SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)Where stories live. Discover now