Penangkapan Pedro

417 39 4
                                    

"APA? KAMU GILA, DINDA!" pekik Qarira menatap Dinda tak percaya. "Banyak orang yang berjuang untuk mendapatkan seorang anak, melakukan segala cara untuk menperoleh seorang momongan ... dan kamu? Kamu mau menggugurkannya? KAMU BENAR-BENAR GILA!"

"Lalu apa yang harus aku lakukan jika Marco tak menerima pengakuanku? Aku tahu aku sudah jahat banget!" Dinda berkata lirih sembari mengelus perutnya.

"Menggugurkan kandungan adalah sebuah perbuatan yang diharamkan, Dinda. Itu dosa besar!"

"Aku sudah melakukan dosa bersama Marco, itu sama saja. Aku tak peduli lagi, Qarira. AKU BENAR-BENAR LELAH! AKU CAPEK! AKU BENCI--AKU BENCI!" Dinda memukul-mukul perutnya. Airmatanya bercucuran. Dia nampak sangat depresi dan tertekan.

"STOP, DINDA! STOP!" Qarira berteriak kencang berusaha menahan kedua tangan Dinda lalu dipeluknya erat gadis itu, "tenangkan dirimu! Tenangkan dirimu, Din!"

Dinda mendekap erat tubuh Qarira. Tubuhnya bergetar menahan emosi, "maafkan aku, Nak. Maafkan aku," tangisnya lagi. Wajah Dinda sudah pucat pasi. Matanya sembab penuh airmata.

"Tolong jangan gugurkan kandunganmu, Din. Kalau kalian tidak menginginkan anak ini, aku akan menjaga dan merawatnya. AKU JANJI!" tegas Qarira.

Dinda menatap Qarira tak percaya. Dia menghapus pelan butir-butir bening di kedua pipinya. Qarira melempar senyum, "Aku janji padamu," pungkasnya.

❤❤❤❤

Cafe terlihat sudah mulai ramai. Beberapa tamu sedang duduk menikmati  makan siang mereka dan segelas juice. Qarira baru saja meletakkan tas kecil di dalam locker miliknya di dapur ketika Anna datang menghampiri dan menyikut pinggangnya, "BURUAN KERJA! Itu cucian piring sudah menumpuk!"

"Loh? Memang yang bagian tukang cuci piring kemana?" Qarira bertanya tak mengerti.

"Nggak usah banyak tanya! Lakukan saja apa yang aku suruh, gadis sialan!"

Qarira tak membantah lagi. Dia tak mau berselisih paham untuk yang kesekian kalinya dengan Anna. Beberapa hari ini merupakan hari-hari yang berat baginya. Begitu banyak hal yang terjadi yang benar-benar menguras tenaga dan pikiran.

TRIING

Lonceng pintu masuk di Kafe berbunyi. Anna mengintip dari balik pintu dapur lalu menghambur keluar.

"Hi...Guten Tag, hübscher Mann," (selamat siang, cowok ganteng) Anna menyapa dengan genit pria yang baru masuk tadi.

Pedro menoleh, memandang Anna dari atas ke bawah, "Qarira kerja hari ini?"

Anna memutar kedua bola matanya dengan malas, "ada tapi dia sedang bekerja di dapur. Dia sedang sibuk!" sungutnya.

"Boleh aku memesan sepotong Baguette isi ikan salmon, kue Cheescake dan sebotol Krombacher  bir tanpa alkohol?" ucap Pedro sambil menghenyakkan pantat di kursi dengan posisi menghadap ke arah dapur, berharap bisa memandang Qarira.

"Itu saja, sweety?" Anna  mengedikkan satu ujung mata ke arah Pedro.

"Ya itu saja, nona."

"Nama saya Anna--hi! Kamu?" dengan genit Anna menyodorkan tangan pada Pedro.

"Bisa saya mendapatkan pesanan saya segera?" ucap Pedro dingin.

"Tentu saja!" Anna melengos lalu berbalik berjalan kearah dapur dengan sedikit menggererutu.

KRIIING KRIING

Ponsel Pedro berbunyi. Panggilan masuk dari sang Big Boss.

"Hallo Boss," sapa Pedro pelan.

SUJUD CINTA DI KOTA BERLIN (Completed)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα