[16]

135 8 33
                                    

Silahkan dibaca
Komen sama vote ya:)


Sekarang Lexa duduk dengan diam. Lexa sudah pulang dari rumah sakit dari tadi karena orang tuanya menyuruh Lexa agar tidak dirawat, karena menyusahkan katanya. Kepala Lexa masih pusing tetapi Lexa menyembunyikannya agar terlihat kuat. Suara gebrakan meja membuyarkan lamunan Lexa sampai kaget, semuanya pun ikutan kaget.

Keluarga Elvin pun tidak ikut mengantar Lexa karena Axel tidak mau orang lain ikut campur dalam masalahnya. Lexa sudah tidak bisa menatap mata ayahnya itu, ayah yang di sayanginya dulu sampai detik ini juga. Axel mendekat kearah Lexa yang ada di depannya, Axel mencengkram dagu Lexa dengan kuat membuat Lexa meringis.

"Pah ampun pah! maafin Lexa pah."

"Saya nggak terima permintaan maaf kamu!"

"Hiks....pah Lexa kangen masa masa dulu, papa yang bisa ngertiin Lexa."

"Cuih. Nggak usah banding badingkan yang dulu dulu!"

Lexa menyakar tangannya Axel agar melepaskan cengkramannya.

"Papa bilang nggak usah banding bandingkan kan? Rasanya gimana kalau Lexa selalu di banding bandingkan sama saudara sendiri?! sakit pa sakit,  hati Lexa nggak sekuat yang papa pikirkan!"

Axel hanya diam saja. Zea? wanita itu matanya berkaca kaca seakan ingin ikut menangis bersama Lexa, tetapi Zea langsung langsung menghapus air matanya yang hampir jatuh.

Sedangkan Candra terkejut karena perkataan Lexa tadi, dirinya baru tau kalau Lexa tidak sekuat yang dipikirkannya. Candra mengutuk dirinya karena tidak menjadi saudara kembar yang berguna, mungkin kakaknya itu membutuhkan kasih sayang.

Lexa.....ayo kuat, biar papa sama mama tau kalau Lexa nggak salah. Rasanya Lexa ingin meluapkan apa yang di pendam dari dulu, tetapi Lexa sayang kepada orang tuanya. Kalau Lexa sudah tidak sayang sama keluarganya dari dulu, Lexa sudah kabur dari rumahnya.

Air mata Lexa sudah mengalir dengan derasnya, sampai sampai dadanya ikut sesak karena menangis terus.

"Pa kenapa diam? Nggak bisa jawab pertanyaan Lexa tadi?!"

"Lexa capek, capek disalah salahkan terus karena bukan kesalahannya. Kenapa sih kalian nggak bisa menerimanya, Lexa juga kehilangan bukan kalian aja. Itu sudah takdir karena tuhan sayang sama bang kelvin."

Axel langsung menampar Lexa dengan keras hingga pipi Lexa merah dan sudut bibirnya berdarah. Lexa langsung mengusap darahnya tubuhnya bergetar karena Lexa sudah tidak kuat lagi.

Lexa tersenyum kecut."Bunuh aja Lexa kalau bikin kalian senang, katanya Lexa bikin aib buat keluarga ini, jadi bunuh aja."

"Saya nggak sudi ngotorin tangan saya buat bunuh kamu."

"Pa ambil itu aja."Axel langsung pergi ke kamar untuk mengambil sesuatu yang Zea katakan tadi.

Lexa meremas sofa dengan kuat sambil menatap Candra agar tidak ikut campur dalam masalahnya. Tetapi Candra meminta agar Axel tidak melukai Lexa, Lexa langsung menggelengkan kepalanya.

Axel membawa borgol di tangannya sambil menatap tajam Lexa. Lexa langsung menggelengkan kepalanya karena takut akan di borgol tangannya. Axel langsung memakaikan borgol itu ke Lexa.

"Lexa nggak mau di borgol!!"

Axel memasang borgol itu dengan cepat."Diem kamu!"

Axel menarik lengan Lexa dengan kasar menuju kamar Lexa yang di atas. Zea, Candra dan David mengikutinya.

"Kamu saya kunci di sini, awas aja kalau kabur."Axel mendorong tubuh Lexa ke dalam kamar.

"Kunciin dia."Axel memberikan kunci kamar Lexa ke Zea yang ada di sampingnya, dan Axel langsung meninggalkan mereka.

"Lexa nggak mau di kunci di sini ma."Lexa berdiri dengan susah karena tangannya di borgol.

"Nggak usah banyak bicara kamu!"Zea menatap tajam Lexa sambil mecengkram lengan Lexa hingga memerah.

"Mah...."

Zea menatap anaknya itu dengan heran. Zea masih mempunyai rasa sayangnya sebagai ibu dengan anak, tetapi rasa sayangnya itu di kalahkan rasa kebencian di hati Zea."Masih panggil saya mamah? hey sekarang kamu bukan anak saya!"

"Mah. kok gitu sih sama Lexa? mama udah nggak sayang lagi sama Lexa?"

"Kalau udah tau kenapa nanya!

"Kenapa Lexa di salah salahin, kecelakaan itu udah takdir mah. Tuhan yang ngatur bukan Lexa yang membuat bang Kelvin tertabrak."

"Cukup, jangan bicara itu lagi!"Zea langsung menutup dan mengunci pintunya tetapi di cegah oleh David.

"Mau bicara sama Lexa."

Candra menggoyang goyangkan lengan Zea sambil memohon."Iya mah boleh ya?"

"Boleh,tapi jangan kelamaan."kata Zea sebelum meninggalkan mereka.

Lexa menyadari pintu di buka langsung menghapus air matanya dengan cepat. Lexa terkejut karena saudaranya sudah di depan pintu.

"Kita boleh masuk?"tanya Candra berhati hati karena takut melukai hati Lexa. Lexa hanya diam tidak bergeming, dia duduk di tepi ranjang.

"Lexa...aku mohon kamu harus kuat, boleh nggak aku minta pelukan sama kamu?"Candra berjongkok di hadapan Lexa sambil memegang tangan Lwxa yang di borgol itu.

Lexa langsung menatap adiknya itu dengan senyum sendu. Kapan terakhir Lexa memeluk Candra? bahkan sudah lama sekali Lexa tidak dekat adiknya itu.

Tanpa ada jawaban dari Lexa, Candra langsung memeluk Lexa dengan erat sambil meneteskan air matanya.

"Caca kangen masa masa dulu, Sasa jangan mengehidar dari Caca ya."

Caca adalah sebutan Candra waktu kecil, kalau Sasa itu Lexa. Mungkin mereka dulu yang membuatnya.

Ingin sekali memeluk erat Candra tetapi tidak bisa. Kenapa dunia ini kejam sekali batin Lexa.

"Gue juga."Lexa terlihat ketus agar Candra mengerti apa yang di rasakan Lexa.

"Udah? kalian keluar sekarang!"teriak Lexa saat Candra melepaskan pelukannya.

"Gue mau ngomong."

Lexa menatap kakaknya itu sambil bertanya tanya.

"Kamu keluar dulu."David merintahkan Candra agar keluar dulu, dan Candra pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah Candra keluar di dalam ruangan hanya ada Lexa dan David yang masih diam. David ragu buat berkata sedangkan Lexa hanya ingin waktu sendiri.

"Gue...gue sayang sama lo, tapi setelah peristiwa itu terjadi gue udah nggak-----"

"STOPP LO KELUAR! GUE UDAH TAU KELANJUTANNYA. KELUAR DAN KUNCIIN GUE BARANG KALI GUE AKAN KABUR!!"

Setelah Lexa mengatakan itu David langsung keluar dari kamar Lexa dengan pikiran banyak. David tidak akan mengatakan yang di katakan Lexa tadi.

David menatap pintu kamar Lexa




Ada typo bilang!
Maaf baru up nih

Next?
Next?

Komen aja

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Alexa AnastasiaWhere stories live. Discover now