Cuaca diluar hujan deras. Dipastikan semua sedang mencari tempat berteduh, apalagi malam-malam seperti ini. Terlihat lampu jalan sangat indah, cahaya diantara gelapnya malam.
Perempuan itu sedang memainkan laptop didalam kamarnya. Ia melihat-lihat gambar yang ada didalam benda kotak itu, sambil sesekali menyesap kopi buatannya. Tak lama, sebulir air mata itu keluar dari netranya. Suasana hujan seperti ini selalu mengingatkannya akan luka itu.
Luka yang merenggut senyumannya, senyum itu hilang dua tahun lamanya. Perempuan yang dulunya paling ceria, murah senyum, sekarang adalah Perempuan yang dingin, bahkan senyum pun jarang.
Tok tok!
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Ia mulai menghapus air matanya. Perlahan ia bangkit dari kursinya hendak membukakan pintu.
Ceklek!
"Boleh Mama masuk?" pinta Perempuan yang sudah berkepala empat itu.
Perempuan itu hanya mengangguk sambil tersenyum.
Mereka berdua berjalan kearah kasur dan mendudukinya.
"Kamu nangis lagi ya, Zara?" tanya Perempuan itu. Yang adalah Mamanya.
"En-engga kok, Ma," bohong Perempuan itu.
"Jangan bohong, sayang. Mama tau," ujar Mita--Mamanya Zara.
"Zara kangen Papa, Ma," ungkapnya. "Dan juga Lirga," lanjutnya membatin.
Mita pun menghela nafas pelan, kemana senyum ceria anaknya itu?
Kemana Zara yang cerewet?
Hanya ada Zara dengan semua luka yang dialaminya.
"Kalo kamu kangen sama Papa, do'ain Papa. Bukannya nangis, ya sayang," ujar Mita dengan lembut. Lalu menarik Zara dalam pelukannya.
Zara berhenti menangis, ia mengangkat kepalanya, lalu menghapus jejak air matanya. Ia pun mengangguk atas ucapan Mita.
"Yaudah, sekarang kamu tidur, besok sekolah."
"Iya.. Ma.."
Mita bangkit lalu mencium kening Putri semata wayangnya. Ia pun berjalan kearah pintu. "Good Night, Zara cantik," ujar Mita lalu menutup pintu.
Zara terkekeh, ia harus tersenyum. Ada Mamanya yang harus ia banggakan. Ada Mama yang juga selalu ada untuknya.
Ia mulai merebahkan badannya. Menarik selimut hingga ujung leher, lalu mematikan lampu. Dua menit ia pejamkan mata, tapi seakan ditolak oleh otaknya. Ia kembali membuka matanya. Mengingat hal itu, lalu..
..ia menangis.
Haiii ini cerita kedua aku! Semoga suka, ya.
Penasaran ga? Siapa sih Lirga?
Jangan lupa voment!
See you.
YOU ARE READING
Behind This Happines [END]
Teen Fiction[PART LENGKAP!] Zara Aletha Meira. Perempuan dengan segala kelebihan yang ia punya. Ia cantik, ceria, pintar, bahkan famous disekolahnya. Tidak heran, jika banyak laki-laki yang kagum dan mengejarnya. Tapi, sikapnya yang dingin terhadap laki-laki me...
![Behind This Happines [END]](https://img.wattpad.com/cover/239881723-64-k385341.jpg)